Disclaimer: meski nama,karakter,dan gambar dalam ff ini adalah pinjaman tapi semua jalan cerita adalah murni milik saya.
Warning: jika kamu mulai merasakan gejala munculnya senyum gaje dan otot sekitaran mata berkedut tak stabil saat membaca ff ini krn cerita yang sgt absurd,bertebarannya typo dan bhs aliens, sgt sarankan sgr geser kursor anda pd tanda X or back sebelum anda menjadi overdose dan exo jga tidak bakalan menolong,meski cm buat manggilin dokter sprti yang mereka bilang,dn sy srnkn ambil yg positif aja di cerita ini,jgn tiru yg brukny.
jika semua sdh disepakati.let’s happy reading and sail ocean of imagination with me….
ff sibum,gs,hurt/comfort
jika waktu menuntun kita bertemu…
dan keadaan memaksa kita bersama…
bolehkah aku menganggapmu takdir bagiku
“jjha,kyung soo-ah!sekarang ucapkan sampai jumpa pada kibum seosaengnim” ucap seorang yeoja cantik nan modis pada gadis kecil yang tampak begitu pemalu hingga terus mencoba menyembunyikan wajah imutnya di antara dress panjang ibunya yang sangat fashionable.moon geun young,nama yeoja bermata besar yang juga mewariskannya pada putrinya itu.”nona moon kyung soo..!”
“campai cumpa lagi becok bumie caengnim”ucapnya sangat pelan masih berpegang erat pada ibunya tapi batita pintar dua setengah tahun itu tahu dia harus segera mematuhi perintah ibunya itu saat moon geun young melakukan penekanan pada cara memanggilnya.
“Sampai jumpa lagi,kyung soo-ah,seosaengnim,kris oppa,dan teman-teman barumu disini akan menunggu kedatanganmu lagi besok”balas jung kibum,nama yeoja manis berkulit putih dengan rambut lurus hitam panjangnya tersenyum sambil berjongkok mengimbangi tinggi badan salah satu anak didiknya itu,kyung soo tersenyum malu membalasnya yang membuat kibum refleks mengelus rambutnya.
“sekali lagi saya benar-benar minta maaf,tadi ada rapat penting dan tak ada seorangpun yang bisa menggantikan untuk menjemputnya,saya benar-benar malu sekali dan menyesal,padahal ini hari pertamanya tapi saya sudah menyia-nyiakan waktu anda…”ucap ibu muda itu sambil menundukkan badan.
“Gwencanayo,geun young-sii,aku senang kok bisa menemani mereka berdua,lagipula kita melakukan banyak hal yang menyenangkan,ya kan kris?”tanya ki bum pada namja kecil di sisi kiri geun young,
“Ne,eomma,tadi ki bum seosaengnim mendongengkan banyak cerita bagus buat kami,benar’kan kyung soo ah?” kris,bocah 3,8 tahun yang sudah fasih bicara, minta persetujuan adiknya yang dibalas anggukan pasti,didepan oppanya semua sikap malu dan canggung kyung soo seketika hilang.
“kalau begitu kami pamit dulu seosaengnim,kajja,kris ah,cha halmoeni akan marah jika tau kamu pulang terlambat”
kibum masih memandang lekat saat geun young mengantarkan kris masuk ke sebuah mobil mewah yang sudah ada di pelataran cho san kindergarten jauh sebelum dia datang,mengecup pipinya hangat lalu bersama kyung soo menuju mobilnya sendiri.Baru ketika kedua mobil itu berjalan lalu berpisah di dua arah yang berbeda,Kibum dengan cepat melepas apron biru lautnya setelah melirik sekilas jam mungil ditangannya,setengah berlari menuju lokernya cuma untuk mengambil tas selempangnya dan berganti sepatu converse yang akan membuatnya lebih nyaman berlari mengejar keterlambatannya menuju tempat kerjanya yang lain.
Dan kibum membiarkan rambutnya terkibar tertiup angin saat dia berlari sekuat tenaga tak ingin ketinggalan bis menuju tempat dimana sebuah cake shop tempatnya bekerja sambilan berada.Dia bahkan hampir tertabrak sebuah mobil yang melanggar lampu merah diwaktu dirinya masih juga berlari saat menyeberang disebuah perempatan.
.
.
.
“Sudah kubilang berapa kali! apa ini toko punya keluargamu sehingga kamu bisa seenaknya mengganti-ganti jam kerjamu!”
“Mianhae,sajangnim,aku sungguh menyesal,lain kali aku akan datang lebih tepat waktu” jawab kibum tampak menyesal.……”oppa!bisakah kita hentikan sekarang sandiwara ini supaya aku bisa mulai bekerja .percayalah! tak ada satupun karyawan yang sedang menguping pembicaraan kita ini” bisiknya kemudian
“Aish…sampai kapan kau mau menghancurkan wibawaku sebagai pemilik cake shop ini sedikit demi sedikit”
“Mianhae,oppa,aku juga tak bermaksud untuk datang jam segini tapi aku nggak bisa ninggalin anak-anak begitu saja,sebagai gantinya aku akan lebih bekerja keras dan biar aku yang gantiin oppa tutup toko ini nanti malam,bukankah ini jadwal pelanggan oppa yang itu datang”
“Aigoo..sejak kapan kau pintar merayu begitu? lagipula kenapa kau harus cari uang sampai sekeras ini?”
“Oppa tau’kan aku butuh banyak uang untuk menunjang gaya hidupku sebagai yeoja”
min woo melipat tangannya mengamati yeoja dihadapannya.perawakannya sedikit kurus,dalam kesehariannya dibanding memakai rok mini atau mengikuti fashion terkini.ki bum tampaknya lebih nyaman memakai kemeja yang dipadukan celana jeans tanpa ada aksesoris berlebihan,hanya jam tangan mungil di tangan kiri dan tindik berupa berlian bulat di telinganya.Kulitnya putih dan rambutnya yang hitam sudah tampak alami tanpa perawatan khusus di salon mahal.jadi rasanya tak mungkin jika ki bum masih kekurangan uang untuk merawat dirinya.
“aku tahu gajimu besar kerja menjaga anak-anak chaebol itu,jika kamu mau berhentilah bekerja disana,akan kujadikan kau pekerja tetap disini dan akan kugaji kamu lebih tinggi dari disana! apa kau tertarik? ”
“Aniyo..aku takkan mungkin bisa berpisah sahabat-sahabat baikku disana,daripada oppa menyuruhku jadi karyawan tetap,kenapa tidak jadikan saja aku yeojachingu oppa, jadi aku’kan bebas minta apapun dari oppa!” goda ki bum yang segera membuat ilfil bosnya itu.
“Sudahlah!cepat kembali bekerja sana!” dan ki bumpun melangkah pergi dengan hati riang
.
.
.
“unnie!” panggil soo shin,rekan sesama waitressnya saat ki bum sibuk mengelap piring di konter dapur.”Lihat,namja itu datang!” ucapnya sangat bersemangat seolah dia sedang melihat seorang member boyband terkenal yang jadi idolanya dan bergegas menghampiri untuk melayani meski lima menit lagi seharusnya jam kerjanya akan berakhir.
“Seperti biasa’kan,americano?” tebak ki bum saat soo shin kembali.
“Ne..” ucapnya sambil membuat minuman itu.”aku bener-bener salut pada namja itu,mau menunggu kekasihnya berjam-jam di sebuah toko kue meskipun dia tak suka kue cuma untuk bertemu beberapa saat saja,aku bener-bener ingin punya namjachingu seperti itu” ucapnya penuh harap sambil menangkupkan kedua tangannya.
“dibanding menyebutnya cinta bukankah itu justru sikap egois yang dipaksakan pada seseorang yang mencintaimu” balas ki bum yang seketika membuat dongsaengnya mempoutkan bibir.
“Unnie itu nggak romantis dan terlalu realistis”
“Sudahlah,bukankah ini sudah waktumu pulang,biar aku yang mengantar pesanannya” ki bum mengambil cangkir itu.
“Aigo unnie…jujur saja kalau kamu juga ingin melihat namja ganteng itu dari dekat” goda soo shin saat ki bum melangkah mengantarkan pesanan.
“Silahkan” ucap ki bum sambil meletakkan secangkir kopi di meja.
“gomawo” ucapnya sambil tersenyum dan segera tampak dimple-nya yang sangat menawan,dan harus ki bum akui itu sedikit membuat hatinya bergetar.
.
.
.
Pukul satu dini hari, kantuk mulai menyerang ki bum hingga dia perlu meletakkan kepalanya di meja konter.pekerjaannya sudah selesai dia kerjakan namun namja itu masih tampak setia menunggu,kepalanya seperti tak pernah mau beralih menatap jalanan dalam gang yang sempurna sepi dari jendela toko.Saat senyuman nampak dibibir namja itu,ki bum tahu waktunya untuk pulang takkan lama lagi.Dan segera nampaklah yeoja masuk ke dalam toko,memakai jaket hitam lebar,berikut masker dan topi.
ki bum segera memperbaiki penampilannya seperlunya lalu segera bergegas menjalankan tugasnya sebagai waitress.
“Ekspresso dan chocolate muffin saja!”pesan yeoja itu sebelum ki bum menyodorkan menu.
Dan setelah menyajikan pesanan,ki bum cuma duduk termenung,dengan sabar menunggu pasangan itu mengakhiri midnight date mereka,sengaja dia mengambil posisi membelakangi mereka untuk tak melihat keakraban yang selalu mereka ciptakan setiap bertemu walau cuma sebentar.Ki bum sepenuhnya sadar tak berhak baginya menyimpan sedikitpun perasaan iri pada pasangan sempurna itu.
Mendadak ponsel di saku apron coklat ki bum berbunyi menandakan sebuah pesan masuk.
“jika yeoja itu sudah datang pastikan kau mengusirnya setelah tiga puluh menit karena dia tidak membayar melebihi waktu itu.Dan jangan coba menjilatku dengan mengerjakan semua pekerjaan sendirian setelah karyawan yang lain pulang karena aku akan memotong gajimu jika kau berani melakukannya.Saat pulang nanti bawalah pulang mix fruit cake yang sudah kusiapkan di lemari pendingin dan makanlah bersama orang rumah.”
Senyum ki bum mengembang melihat pesan dari bosnya itu.
Dan bahkan saat dia selesai dan jatuh tertidur,yeoja itu baru muncul setelah hampir lima jam namjachingunya menunggu.siapa kira bukan cuma fans yang harus rela menunggu berjam-jam untuk sekedar melihat wajah atau cuma mengharapkan berjabat tangan,bahkan sang kekasih juga perlu bersabar untuk bertemu yeojachingunya yang seorang artis hallyu.
Jadi ki bum sudah tahu dan kenal siapa yeoja itu.Namanya adalah Park minji,memulai debutnya sebagai artis anak-anak,kini dia telah menjadi bintang drama sekaligus artis hallyu papan atas.Mungkin itulah sebabnya dia harus diam-diam dan tidak sembarang waktu untuk pergi berkencan,dia harus memilih waktu lewat tengah malam di sebuah cake shop yang berada di dalam gang.ki bum tak mengerti apa hubungan bosnya dengan Minji sehingga bosnya yang biasanya tak mau didikte siapapun bisa dengan mudah memberi izin kapanpun waktunya dan menggaji sangat tinggi bagi karyawan yang mau lembur.
“Aku tak mau dengar orang yang baru saja menolak dan mengabaikan perasaanku begitu saja”
Sebuah pesan balasan dia kirim sambil tersenyum.PRRANGG…
Terdengar suara benda pecah sesaat kemudian yang mengejutkannya.
“..ternyata semudah itukah bagimu?” mendadak suara tinggi namja memecah keheningan.”..kalau itu memang maumu,terserahlah..”
Saat ki bum mendekat untuk memastikan keadaan,namja itu sudah melangkah keluar.
“Apakah semua baik-baik saja nona?” tanyanya khawatir melihat cangkir pecah berkeping-keping di lantai.
“Gwencanayo” jawabnya tampak setengah hati,dia lalu meraih dompetnya dan meletakkan beberapa lembar won di meja.
“Nona,anda membayar kelebihan!” panggil ki bum yang sedang membersihkan pecahan cangkir menahan langkah minji tepat didepan pintu.
“Kau boleh menganggapnya tip dariku,karena kurasa mungkin aku nggak akan kesini lagi dalam waktu lama,kami baru saja putus”ucapnya sambil memasang lagi penyamarannya dan mendorong pintu keluar.
.
.
.
Ki bum sangat ingin memejamkan mata lebih lama jika dia tidak ada tangan yang mengusap lembut dahinya,menyibak poninya.Rasanya benar-benar nyaman namun dia hafal justru cara itulah yang digunakan kakeknya untuk membangunkannya.
“Haraboeji!kenapa kau turun dari ranjangmu? apa kau sudah lebih baik?” ki bum bergegas bangun saat mendapati kakeknya ada disamping ranjang untuk pendamping pasien tempat dia tidur,bukan di ranjangnya sendiri.
“gadis nakal!apa kau ingin kakekmu terus-terusan sakit!”
“Ani.mianhae haraboeji!” dia cuma tersenyum mendapat pukulan pelan di kepalanya.
“cepatlah bangun atau kau akan terlambat dan membuat teman-temanmu itu menunggu!”
ki bumpun beranjak ke kamar mandi di ruang rawat kakeknya itu dan keluar dengan penampilan rapi,paduan t-shirt tiga perempat,celana jins,dan sepatu kanvas.
“tadi malam kau pulang larut lagi?”
“Ehmm..ya,di cake shop sedang ada tamu spesial yang perlu dilayani sampe agak larut” jawabnya selalu terlalu sulit berkata bohong.
“Berhentilah bekerja terlalu keras dan bersenang-senanglah seperti gadis lain di luar sana,jangan kau habiskan waktum hanya untuk merawat kakek sakit-sakitan””
“kenapa kakek bicara begitu dan siapa bilang aku tidak bersenang-senang.apa kakek tau berapa namjachingu yang kupunya?”
“Kalau begitu jangan pulang larut lagi dan bawalah mereka padaku agar aku bisa memilih mana yang bisa kupercayai untuk menjagamu jika aku tidak ada” tak sulit kakek dengan marga jung itu menebak jika cucunya sedang berbohong.
“Ya haraboeji!ini masih terlalu pagi untuk mengucap hal-hal buruk begitu”
Melihat emosi cucunya yang mulai meninggi,sang kakek justru tersenyum.”Jangan cmberut begitu,kau tau’kan kakek cuma bercanda,sekarang makanlah sebelum berangkat!”perintah kakek jung menyiapkan kue yang didapat kibum semalam karena cucunya pasti takkan sarapan jika tak dipaksa.
.
.
.
hari ini kerja parttime-mu libur’kan?selesai kerja kakek tunggu di taman kota dan temani kakekmu ini jalan-jalan.
“Haraboeji!”” desah ki bum prihatin setelah membaca pesan yang masuk di smartphone-nya.
“Hyung! itu gambal apa?” tanya sehun melihat gambar yang sedang dibuat kris.
“Ini badak”jawab kris sambil terus sibuk menggambar.
“Itu bukan badak hyung” sehun masih saja sibuk merecoki kris.
“Iya badak tidak cejelek itu hyung” balas kai,sepupu sekaligus partner sejati sehun dalam hal apapun,termasuk mengusili teman sesama kindergarten.
“Cidak,gambal oppaku cidak jelek” mendadak kyung soo bersuara keras membela oppanya.
“iya,itu jelek,lihat gambalku saja lebih bagus” balas kai yang meski masih tiga tahun kurang sudah cukup fasih bicara.
Suara ribut dari anak-anak didiknya segera mengalihkan kibum dari pesan smartphone-nya.Dia segera menghampiri meja panjang tempat kris lalu meraih tangan mungil dua namja kecil itu dan membawanya kembali ke tempat duduknya semula.
“Sehunie,kai-ah!apa kalian sudah selesai dengan tugas kalian?”
“thudah,bumie thongthaengnim” jawab sehun yang cadel .
“oh ya? coba bumie songsaengnim lihat,ah gambar sehun bagus,kai juga,kalau begitu buatkan bumie songsaengnim gambar lagi ne?”
“Gambal apa bumie thaengnim?” sehun mendongakkan wajahnya menatap ki bum yang sedang memangkunya agar bocah yang sangat lincah itu mau diam.
“Ehm..gambar apa ya? sehun suka gambar binatang apa lagi?kai juga mau gambar apa?” tanyanya pada kai disampingnya yang sudah mau duduk kembali dan menekuni lagi kertas gambarnya.
“Aku mau gambal celigala ..auu” ucap kai sambil menirukan suara binatang itu.
“Aku juga mau gambal theligala” sehun ikut-ikutan.
“jha,kalo begitu buatkan bumie songsaengnim gambar yang bagus ne?!” ki bum mendudukkan sehun dialas lantai sambil mengusap kepala kedua namja kecil itu.
“ne” angguk keduanya kompak.
Kini tugas ki bum beralih pada gadis kecil yang tampak ngambek dan ingin menangis yang sedang coba ditenangkan oleh rekan guru satunya.
“Kyung so-ah,gwenchanayo..uljimae!” ucap sang oppa berusaha membantu gurunya menenangkan adiknya yang sudah mulai meneteskan air mata satu-satu.
“Meleka cahat cama oppa!”
“Tidak apa-apa..meleka tidak jahat kok,kajja!kita gambal yang lain” ucap kris pada adiknya yang cuma berjarak satu tahun darinya.Bujukan sang kakakpun berhasil,kyung soo perlahan menghapus sisa-sisa air mata dipipinya sendiri.
Ki bum tersenyum tipis melihat dua bocah itu,setidaknya tugasnya terselesaikan dengan sendirinya.Namun entah kenapa melihat itu ada rasa sakit yang mendadak menyerang dadanya.
.
.
.
“Haraboeji! kita mau kemana sebenarnya? kau harus kembali rumah sakit,dokter Han pasti akan marah jika tau haraboeji keluar rumah sakit diam-diam!”
TUKK
kepala ki bum dapat hadiah dari tongkat yang dibawa kakeknya.
“berhenti mengucapkan itu,apa kau pikir rumah sakit itu tempat yang nyaman,harusnya managemen mereka perlu mengadakan kegiatan jalan-jalan untuk pasiennya?”
ki bum tersenyum oleh keluhan aneh kakeknya “Haraboeji ini seperti anak-anak kindergartenku saja,kalo haraboeji sudah pulih,aku juga pasti akan mau menemani haraboeji kemanapun ingin pergi!”
kakek jung tidak juga mau mendengarkan bujukan cucunya dan malah mengajaknya masuk ke sebuah butik dan memaksa ki bum mencoba terusan flowery dress dan langsung membelinya saat melihat ki bum sangat cocok memakainya,bahkan dia bersikeras ki bum untuk tetap memakainya dan menambahi penampilannya denggan topi anyam yang cantik.
“nanti pakailah itu jika namjachingumu mengajakmu piknik karena itu membuatmu sangat cantik” puji kakeknya.”Jha,sepertinya kita sudah sampai!”
langkah kakek jung akhirnya terhenti di depan pintu gerbang rumah mewah di daerah gangnam.
“Kamu tenang saja,mereka ini kenalan baik haraboeji” kakek jung menenangkan cucunya yang ragu untuk melangkah masuk begitu gerbang terbuka otomatis.Dan kakek jung memang benar,Sepasang suami istri paruh baya pemilik rumah sangat ramah menyambut mereka.
ki bum hanya bisa diam mendengarkan obrolan hangat mereka,bahkan beberapa saat kemudian dia harus ditinggal sendirian,kakeknya mengajak paman pemilik rumah ngobrol secara pribadi di ruangan lain dan istrinya menyuruhnya menikmati suasana rumah sementara dirinya mengatur persiapan makan malam.
sepuluh menit berlalu sudah terlalu lama bagi ki bum untuk duduk diam saja,jadi dia putuskan melihat-lihat sesuai saran pemilik rumah tadi,sekali lihat dia tahu betapa kayanya keluarga ini,semua barang yang ada di dalamnya tampak sangat mahal,bahkan dia sangat takut untuk menyentuh bingkai foto yang merekam kebahagian pasangan itu bersama dua namja yang pasti putranya saat berlibur di pulau bali yang nampak dari aksesoris yang melengkapi penampilan mereka.Sang ibu yang di foto itu terlihat jauh lebih muda tampak sangat cantik dengan bunga kamboja dikepang rambutnya dan baju kebaya putih bali,sementara ketiga namja beda usia itu nampak kompak dengan ikat kepala khas balinya.Sungguh gambaran keluarga yang sangat harmonis.
“Keakraban itu rasanya sudah lama sekali ya?” sebuah sapaan membuat ki bum hampir-hampir menjatuhkan bingkai foto ditangannya itu.Tak ada sedikitpun ekspresi marah dia dapati karena tingkah sembrononya namun justru senyum yang muncul di wajah nyonya choi yang menganggap lucu respon spontan ki bum.
“Makin tambah dewasa,mereka tak lagi bersikap semanis di foto,mereka membiarkan kami kesepian karena kesibukan mereka dengan dunianya,andai saja kami punya seorang putri pasti setidaknya ada orang yang masih mau bermanja-manja pada kami…” ucap nyonya choi sedikit mencurahkan isi hatinya.
beruntung sebelum ki bum berpikir bagaimana menanggapi curhatan itu,seorang maid datang menghampiri mereka.
“Nyonya!!tuan muda menelepon” maid itu menyodorkan smartphone.
“Yeoboseyo…” nyonya mengambil sikap pamit untuk menerima telepon itu pada ki bum lalu berbalik melangkah menjauh.”…ya,petugas choi,apa kau tak tahu malu berbohong pada eommamu,pokoknya kau harus pulang segera atau kau mau kedua tanganku yang menjambak rambutmu paka kesini”
suara tinggi nyonya choi pada seseorang di telepon masih bisa didengar ki bum yang memilih berjalan keluar menikmati udara segar di taman.
“wow,daebak!aku bahkan bisa melihat deretan gedung-gedung itu” Beberapa saat mengeksplor setiap sudut,ki bum menemukan spot yang menurutnya paling menakjubkan yaitu saat dia menaiki tangga menuju atap dan melihat pemandangan dari sana.
Saat turun entah kenapa dia ceroboh melangkah dan hampir jatuh jika tak ada seseorang yang menjadi tameng baginya dan menahan tubuhnya.
“Kau tak apa-apa?”
“Ne..gomawo!” jawabnya masih shock akan dugaan dia bakal cidera berat jika tak ada yang muncul menolongnya.
“Seharusnya kamu harus hati-hati jika tempat ini asing buatmu” lanjutnya yang seolah menyalahkan kecerobohannya.
Lalu dia beranjak masuk dan entah kenapa tiba-tiba berbalik lagi.
“Ehm..bajumu sangat bagus tapi kurasa kau perlu melepas label harganya terlebih dulu sebelum kau memakainya utuk jalan-jalan” dan seketika ki bum malu luar biasa dan cepat-cepat mencari label harga dibagian belakang bajunya untuk dia tarik,tahu jika penolongnya juga sang pemilik rumah.
Rasa malu yang masih mengikutinya hingga waktu makan malam dan membuatnya makin pendiam selama acara itu,sama seperti juga dua namja anak nyonya choi.Membiarkan para orangtua saling bertukar infomasi tentang banyak hal termasuk juga tentang mereka.
Membuat ki bum tahu bahwa nama anak pertama nyonya choi bernama siwon,merupakan petugas polisi di sektor gangnam,sementara anak keduanya bernama suho,masih mahasiswa yang mengambil jurusan arsitektur.
Dan entah apa mereka tertarik mendengarkan saat kakeknya bercerita tentang dirinya yang lulusan terbaik jurusan ekonomi,namun dibanding bekerja di gedung tinggi kawasan chongdamdong lebih memilih mengabdikan diri menjadi guru kindergarten.Rasa salut ditunjukkan pasangan choi atas pilihanya yang menurut mereka cukup idealis sama seperti sikap kagum kakek jung terhadap pilihan pekerjaan siwon dibanding mewarisi perusahaan besar ayahnya.
.
.
.
“Jadi bagaimana menurutmu tentang keluarga choi tadi?” tanya kakeknya diperjalanan pulang mereka.
“ehm..Mereka baik,meski mereka sangat kaya..mereka tau cara bagaimana menghargai orang lain..” ucap ki bum yang seperti cukup memuaskan kakeknya.
“…Dan bagaimana pendapatmu jika kamu menikah dengan putra mereka dan jadi menantu keluarga mereka?” lanjut kakek jung dan membuat bola mata ki bum membulat seketika.
.
.
.
.
my confession:
Kyaa!demi apa aku bisa mendadak lanjut membuat ff ini, akibat keseringan pindah baca novel ke fanfic,jadi dh keterusan buat bkin ff,dan krn q juga lagi suka bgt sm ff gs sibum di ffn,jadi pngn cb bkin sndiri.entah knp wktu baca chemistrynya dapet bgt sm ni couple,lebih aman lagi buatku krn couple mereka’kan gk ada di dunia nyata,secara mereka sudah pisah jauh,jadi mnrutq ni bukan ff murni tapi semi ff *plaks*apa coba
Apalagi juga castnya sangat amburagul dan gs-nya cm sibum,smtra cast suju yg lain bkl q buat straight pair*entahlah* sbnrnya author msh bngung sm istilahdi ff,terus castny exo q buat versi chibi sm tetep aja gs-ny tapi ada juga yang enggak,khusus buat xiuhan kli ini q buat bromance aja,itulah alasan yg mmperkuatku buat ni cerita.
sebuah penjelasan yg cukup membingungkan ya :D klo suka silahkan dibca……see yo