I write my life

I write my life,my imajination,my world

Jumat, 30 Juni 2017

Siapa aku?

Siapalah aku ini ?
Hanyalah manusia
Yang selalu saja punya ingin dan mengejarnya tanpa henti.
Lalu sombong dengan mudah menguasai hatinya.
Lupa bahwa sesungguhnya dia hanyalah seorang hamba
Dari Pemilik alam semesta dan segenap isinya.
Namun justru lebih sering memilih diperbudak hawa nafsunya sendiri.
Dengan sedikit sekali rasa syukur atas rahmat dan karunia yang Allah sudah beri.
Dia datang membawa sejuta pinta, minta segera diijabahi
Tak peduli atas bertumpuknya dosa yang seharusnya lebih utama dia mohonkan agar Allah mengampuni.
Juga dengan  mudahnya menerbitkan rasa iri dihatinya dan mengumbarkannya ke setiap orang
Atas nikmat yang Allah berikan pada saudaranya.
Tanpa menyadari ada berjuta aib di dirinya yang sedang Allah tutupi dari mata dunia.

Siapalah aku ini ?
Seharusnya aku adalah orang yang selalu sibuk
Mencari bekal untuk kehidupan setelah dimatikan nanti.
Menjadikan diri pantas orang atas ampunan dan surga-Nya yang suci
Dan ketika malaikat menjemputnya nanti
Semoga tak akan ada kesombongan secuilpun di dalam hati.
Semoga disana hanya akan ada keridoan-Nya yang hakiki.
.
.
.
.
Selamat hari raya idul fitri 1438 H.
Eid mubarak
Taqabulallahu minna wa minkum
Mohon maaf lahir dan batin.



Selasa, 30 Mei 2017

Darkness of love 3

The Darkest night


 Ledakan-ledakan kembang api menebarkan cahaya di langit malam menandakan tahun telah berganti, berkas sinarnya membuat Nisa berhenti dari kesibukannya dan menengadahkan wajahnya ke langit menikmati semarak warna- warninya.tak disangkanya sudah tengah malam.Rupanya dia terlalu terlarut dalam pekerjaannya yang dimulainya sejak pukul tujuh malam ketika hampir semua  mahasiswa mulai meninggalkan kampus,bahkan kebanyakan teman asramanya sudah pergi sejak siang demi persiapan acara mereka menyambut pergantian tahun,contoh Almira, teman satu kamarnya yang merupakan seorang pecinta alam sejak bangku SMA,mungkin saat ini tengah menapaki puncak tertinggi di pulau jawa untuk kali ketiga.
Sebagai mahasiswa yang 'istimewa', tak hanya mengenai disabilitasnya namun juga nilai akademis dan bakat melukisnya yang diatas rata-rata membuat Nisa mendapat kesempatan menorehkan karyanya untuk menghiasi dinding fakultas seni. Namun Nisa yang cenderung pemalu tak leluasa mengerjakan disaat para mahasiswa  lalu lalang, dia mulai melakukannya  ketika sore hari dan biasanya dia lanjutkan selepas magrib, waktu dimana kampus itu cenderung lebih lengang.
" jangan- jangan kamu dikerjain pihak kampus biar nggak perlu manggil tukang cat,Nis" Seloroh Mira lugas saat melihatnya baru pulang beberapa hari lalu.
'buatku rasanya menyenangkan jika karyaku juga  bisa  dinikmati banyak orang di kampus ini, itu sebuah kehormatan ' kata Nisa yang herupa tulisan di memo kecil.
"Kalo di Indonesia lebih banyak orang seikhlas kamu,nis, pasti nggak akan kenal yang namanya korupsi atau pungli"
Mengingatnya ,Nisa tersenyum kecil.Meski Almira tergolong orang yang cuek, tapi sebagai teman sekamar, mira selalu bersikap baik padanya.Bahkan keterbatasan Nisa yang di awal menyulitkan mereka untuk saling mengerti kini mampu mereka atasi karena Almira selalu punya waktu untuk melirik tulisan di memo kecilnya yang menjadi gerbang komunikasi mereka
Kini lukisan Nisa mulai  menemukan bentuk sebenarnya. Diberikannya keleluasaan dalam memilih tema, Nisapun memutuskan  mengabadikan suasana dan kesibukan kampus ke dalam karyanya, gambar di dinding depan aula fakultas seni seolah menjadi potret besar keseharian kampus. Di tahap finishing dirinya malah kehabisan cat. Dia lirik jam tangannya. Pukul setengah tiga dini hari. Gebyar cahaya yang tadinya menghiasi langitpun telah lama padam. Dirapatkannya cardigan yang membungkus tubuh demi menghalau udara malam di musim yang tak menentu. Nisa benar-benar merasa sayang jika harus berhenti sekarang, karena hanya butuh polesan-polesan akhir.
Sebuah ide yang cenderung nekat bagi Nisapun muncul. Dia akan ke gudang tempat semua cat berada. Masalahnya gudang itu berada di sudut gedung asrama laki-laki, beberapa kali dia membantu pak juki membawa cat-cat lukisnya,hampir di setiap perjalanan para penghuni asrama itu selalu menggodanya,entah sendiri atau yang sedang kumpul beramai-ramai, dari yang hanya bersiul-siul hingga yang memaksa membawa cat yang sedang dijinjingnya dan pak Juki-lah yang menolongnya, dengan meminta untuk tidak menggoda meski tak terlalu ditanggapi oleh mereka.
Tapi di malam ini Nisa yakin semua makhluk penggoda itu tak sedang terkumpul di sarangnya itu, mereka pasti  sedang tersebar di pantai, gunung,lembah yang ada di segala penjuru negeri atau bahkan di belahan bumi lain. Itu untuk penyuka tantangan dan keindahan yang disuguhkan alam. Sementara yang masih suka berada dalam peradaban modern, kafe,pub, dan diskotik adalah tujuan berkumpulnya para mahasiswa pemburu kesenangan di malam ini.
Dan bagi para mahasiswa rumahan,khususnya mahasiswi, menonton box office di tv sambil mengunyah popcorn adalah sebuah kesenangan yang aman dan murah. Itupun yang menjadi pilihan Nisa, atau ketika ada kegiatan dari  RT dan kebetulan ayahnya sedang libur dari tugasnya, biasanya Nisa sekeluarga dan para tetangga melakukan aksi bakar-bakaran. Bukan bakaran yang anarkis melainkan bakaran aneka seafood dan daging plus jagung untuk kemudian disantap beramai-ramai. Itupun dilakukan tak sampai pukul sebelas malam karena acara itu memang tidak spesifik merayakan pergantian tahun melainkan kebetulan waktu yang tepat untuk ajang keakraban antarwarga.
Mengenang masa-masa itu, timbul sedikit sendu di hati Nisa, cepat-cepat dia coba menepisnya bahwa saat ini adalah saatnya dia berjuang untuk menjadi lebih dewasa dan mandiri,sambil berjalan ke tempat melukisnya semula.
Tak disangka,di satu lorong Nisa melihat sepuluh meter didepannya seseorang datang ke arahnya, atau lebih tepatnya ke arah asrama pria yang dilewatinya. Dengan segera mereka menyadari keberadaan satu sama lain. Nisa sempat terkesiap sejenak karena menyadari sosok itu. Lalu dengan segera menganggukkan kepala bertanda hormat mengingat status sosok pria yang makin dekat didepannya adalah kakak seniornya, setelah itu dia percepat langkah kakinya karena dia tahu ini bukanlah waktu dan situasi yang tepat untuk bertegur sapa.
Tapi kemudian, meski tak menatap langsung wajahnya, lewat lirikan singkat Nisa tahu kakak seniornya itu sedang berucap sesuatu padanya.Nisapun berhenti untuk memberikan atensinya.
"Sedang apa kau disini?"
Kata itu berhasil Nisa tangkap dari bibirnya. Nisapun berinisiatif mengambil note kecil di saku cardigannya karena dia tahu tak semua orang memahami bahasa isyarat. Tapi gerakan tangan disaku itu terhenti saat Nisa tahu kata lanjutan dari Hesa, orang selama ini hampir menguasai semua perasaannya.
"Oh..atau kau habis melakukan sesuatu dengan salah satu lelaki disana, berhubung adib sedang tak disini, tak kusangka kau wanita seperti itu dibalik penampilan sederhanamu..".
Kata yang terukir dari gerak bibir itu tak hanya segera menghancurkan keping hati, tapi juga telah mempermalukannya sedemikian rupa. Namun Nisa masih tak sampai hati membalas dengan tamparan dan cepat-cepat ingin berlalu.Namun yang ada Nisa merasakan sentakan kuat yang kemudian membuat tubuhnya terbanting ke tembok di sisi kiri.
" Kata siapa kau boleh mengacuhkanku begitu!!"
Ancaman itu terpancar jelas dari mata Hesa  yang dekat padanya dan Nisapun dapat mencium aroma pekat aneh. Nisa mencoba mempertahankan diri tapi dia perempuan,tuli-bisu, ditengah malam sunyi, melawan laki- laki yang dua kali badan dan kekuatannya,serta menguasai beberapa ilmu bela diri, juga dalam pengaruh minuman setan. Semua perlawanan itupun menjadi sia-sia. Akhirnya Nisapun hanya mampu melihat bagaimana malam menggelap. Kegelapan yang belum pernah Nisa lihat sepanjang hidupnya.
.
.
.
.
.
Vi's notes  :
Annyeong..
Kembali lagi buat setor bulanan..
Seperti biasa random postingan..
Seperti biasa pula  tak bisa janjikan apa-apa selain mohon bersabar..
Terlebih lagi sudah masuk bulan ramadan lagi.....
Setulus hati ingin mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa 1438 H..
Semoga kebaikan dan karunia Allah selalu menaungi diri, keluarga, bangsa dan semesta raya..
Amin..
:)





Minggu, 30 April 2017

The wind leading to love

Resensi novel jepang terjemahan karya ibuki yuki

Sinopsis :

Di musim panas Tetsuji pergi ke kota mendiang ibunya pernah tinggal semasa hidup di daerah pesisir, untuk rehat dari pekerjaan sekaligus kehidupannya di Tokyo sesuai saran dokter.Di sebuah rest area tanpa sengaja dia bertemu dengan seorang wanita yang di antara para sopir terkenal sebagai penata rambut handal yang memberi jasa potong gratis sekaligus dianggap pembawa keberuntungan bagi siapa yang memberinya tumpangan ke kota yang ditujunya.
Tetsuji sebenarnya agak setengah hati memberi tumpangan wanita berjuluk peko-chan,terlebih selama perjalanan  Tetsuji tahu peko-chan adalah orang yang cenderung berisik.Tapi tak disangka peko-chanlah yang menyelamatkannya saat hampir tenggelam di laut karena kekalutan yang melingkupi diri dan hidupnya,bahkan wanita itu mengantarnya pulang ke rumah semenanjung milik ibunya dan dengan setengah memaksa membantunya mengatasi shock hampir tenggelam.Peko-chan hampir diusir Tetsuji yang tak suka  sikapnya yang terlalu mencampuri namun Peko-chan yang demi  melihat rak besar berisi deretan buku, piringan hitam, dan berbagai macam CD,menawarkan bantuan membersihkan dan merapikan isi dan halaman rumah semenanjung yang berantakan semenjak ibunya meninggal,juga membelanjakan segala kebutuhan,yang bagi Tetsuji sangat merepotkan karena jauhnya jarak satu toko dengan yang lain.Sebagai gantinya wanita meminta diajari tentang musik klasik.Sebuah penawaran yang sangat sayang Tetsuji tolak, terlebih mengingat kondisinya.
Bermula dari situlah hidup Tetsuji dan peko-chan alias fukui kimiko alias kinko uri saling terlibat satu sama lain. Tak hanya ahli memotong rambut, ternyata kimiko orang yang telaten dan terampil dalam pekerjaan rumah.Kimikopun menaruh perhatian lebih pada penyakit flu hati-istilah untuk depresi di novel ini- yang Tetsuji tengah derita karena tekanan pekerjaan dan tak hanya status pekerjaan istrinya yang lebih tinggi juga perselingkuhan yang Tetsuji saksikan sendiri usai upacara kematian ibunya.
Kimikopun berbuat demikian karena juga pernah mengalami hal serupa di saat dia kehilangan suami dan anaknya di waktu yang hampir bersamaan.Awalnya Kimiko hanya ingin berperan sebagai ' si baik hati dari Miwashi' , terdorong rasa bersalah atas kematian suaminya.Namun seiring interaksi ringan Tetsuji dan kimiko setiap harinya sesuai perjanjian yang mereka buat, keduanya pun saling mengagumi pribadi masing-masing.
 Lambat laun depresi Tetsuji mulai sembuh dan kimikopun bisa merasakan kembali kebahagiaan tanpa ada  rasa bersalah pada masa lalunya. Mereka bahkan mampu saling mengungkap perasaan terpendam yang tak pernah mereka bagi pada orang lain.Mereka saling jatuh cinta.
Tapi tegakah Kimiko merebut seorang suami dan ayah sementara dia pernah merasakan bagaimana sulitnya hidup yang harus dia jalani semenjak ayahnya pergi dari rumah bersama wanita lain

Review  :

Poin utama yang membuat novel ini bagus menurutku adalah tema stres, depresi, dan trauma yang diangkat sang penulis, hal yang tentunya pernah dialami setiap orang dewasa. Hal yang membuat orang tak bisa merasakan nikmat tidur dan makanan sebagai gejala awal hingga yang paling parah membuat seseorang merasa tak berarti, sama yang tetsuji rasakan. Beberapa hal yang menjadi faktornya : beban pekerjaan, usia yang beranjak, pernikahan yang memburuk,kehilangan orang yang dicintai.
Jika seseorang sedang mengalaminya ada banyak cara mengatasinya, kalo dalam Islam sangat disarankan mendekatkan diri pada Allah SWT. Sementara dalam novel ini interaksi adalah kunci kesembuhan dua tokoh utamanya,tak hanya interaksi ringan antara Tetsuji dan Kimiko yang berujung benih cinta, yang memberi kesan manis bagi pembaca yang menyukai hal- hal romantis,juga interaksi mereka pada orang-orang di kota tersebut,termasuk rumah peninggalan ibu tetsuji dan kenangan yang membuat kimiko berusaha memahami daftar lagu klasik favorit anaknya, hingga mereka yang sempat putus asa bisa terkoneksi kembali dengan dunia sekitarnya.
Ada juga hal yang menurutku minus dari novel ini , yaitu obrolan yang bersifat pribadi dan dewasa yang membuatku tak nyaman meski aku sudah masuk usia aman membacanya. Namun yang jelas novel ini adalah referensi bagus untuk lebih memahami salah satu penyakit kejiwaan, bukan dari sisi gelap atau bahkan jahat seperti kebanyakan novel atau film, tapi pendalaman novel ini dikemas ringan tak ketinggalan unsur romance yang kuat sepanjang cerita dan ending yang menyenangkan

Quotes :
-" rasa sakit itu merupakan bukti kalau kita masih hidup. Tak usah malu...(hal.29)

-  cuma sekedar musik.
   Kalo memang begitu, kenapa orang itu mendengarkan musik hingga bagaikan tak bisa lepas dari itu,ya?

- Apakah ini artinya ia sudah hancur lebur?
Namun, ia tak mengerti bagian mana yang hancur dan mengapa bagian tersebut bisa sampai hancur...(hal.75)

"....ingin sekali aku mengatakan hal ini: ' ibu, aku sudah berjuang sepenuh tenagaku. Tapi kenapa kau tidak mengingatku?".....(hal.193)

" ...Yang jelas kita akan merasa bahagia saat kita makan makanan yang lezat, walaupun kebahagian itu tidak akan berlangsung lebih dari satu jam....(hal.226)

" Keluarga itu tidak cuma bisa dibentuk dengan melahirkan, bukan? Jalinan pernikahan juga merupakan salah satu bentuk keluarga,kan?...(hal.266)

 Menurut pria itu, lebih baik sosok ayah yang dianggap jahat daripada seorang anak harus menganggap buruk sosok sang ibu...(hal.305)

Aku tak bisa melupakan kata-katamu tentang keputusan orang dewasa yang akan berpengaruh kepada kehidupan anaknya.Maka dari itu aku sudah memutuskan semuanya sebisaku.
...
Itu merupakan surat pertamaku pada putriku. Aku menulis  bahwa cinta antara orang tua dan anak tidak akan berubah, tetapi cinta sebagai seorang pria dan wanita, akan menghilang jika tak dijaga. Tentu saja  dia tidak mengerti hal itu saat ini, tapi aku berharap, dia tidak mengerti hal itu seumur hidupnya. Karena kalau dia mengerti itu, artinya dia berada dalam posisi yang sama seperti aku sekarang... (hal.308)

Manusia maupun  benda akan mengalami perubahan. Tidak ada yang bisa menghindari itu.

Kamis, 30 Maret 2017

Fangirl letters 3


Umin oppa...

Pernah aku berharap andaikan umin oppa oppaku sendiri,atau setidaknya seseorang yang kukenal di lingkungan tempat tinggalku dan hanya aku seorang yang memanggilmu oppa karena hanya kita yang kebetulan umurnya  berdekatan dan  rumah orangtua kita bersebelahan.
 Aku tahu oppa pasti sedang tersenyum,aku tahu itu!.Dan menganggapku orang yang terlalu banyak berharap danlebih baik aku menuliskannya ke dalam bentuk fanfiction.Tapi bagiku itu tak apa-apa, bukankah harapanlah yang bisa menguatkan setiap orang untuk menyambut hari esok,dan akupun sudah menuliskannya dalam bentuk surat ini lalu berharap oppa akan bisa membacanya, itu sudah menyenangkan bagiku
Umin oppa!
Sekarang aku malah ingin sekali tahu apa oppa pernah memikirkanku? Maksudku bukan aku sendiri,tapi sebagai seorang fangirl, salah satu dari sekian banyak si luar sana :)
Namun terkadang akupun mencoba mengerti bahwa oppa-pun berhak atas perasaan dan diri oppa sendiri tak peduli seberapa besarpun perasaan kami.
Salah, jika oppa menganggap yang kukatakan tadi hanya sekedar untuk mengambil hati oppa, karena sejujurnya aku adalah satu dari sedikit fangirl yang melihat dan merasakan langsung bagaimana sikap ramah dan baik hati yang selalu umin oppa tunjukkan.

Ingatkah oppa pernah kehilangan sepatu,tepatnya ketika oppa sedang jalan-jalan bersama Luhan oppa di satu malam. Bisa jadi dari sebuah coffeshop karena setahuku oppa berdua penggemar minuman berkafein itu.Lalu di satu sudut jalan,langkah oppa terhenti karena oppa melihat ada seorang gadis duduk tertunduk di satu bangku taman, sendirian dan ternyata oppa-pun menyadari dia tanpa alas kaki.
"Annyeong"
" namaku kim minseok"
"Apa kau sedang ada masalah?"
"Mungkin kami bisa membantumu"
" tak jauh dari sini ada kantor polisi,atau..kau mungkin kau mau kesana"
Kalau tak salah,itulah yang oppa katakan saat itu,  hati-hati namun juga penuh perhatian meski tak juga mendapat jawaban
Apa oppa bertanya-tanya kenapa aku bisa tahu itu? Atau sudah mengira kalo memang aku orangnya?
Karena oppa sangat pintar, aku yakin jawabannya nomer dua.
Benar. Akulah dia, si gadis tak beralas kaki. Malam itu aku memang sedang punya masalah di rumah. Saking marahnya, aku pergi dengan tergesa, di pikiranku hanya bagaimana aku bisa lari dari itu semua.Tapi saat emosiku mulai aku reda, aku justru kebingungan. Aku tersadar aku  tak punya tempat untuk pergi sementara rumah penuh ketidaknyamanan di belakang adalah satu-satunya tempatku pulang.Terdengar agak drama,tapi bukankah itu terkadang bisa menimpa siapapun
Saat oppa menyapa, sungguh aku sangat terkejut, tak menyangka jika orang yang menaruh perhatian itu adalah  oppa meski yang kutahu saat itu tentang oppa hanya dari bagaimana bersemangatnya teman-teman dikelasku saat membicarakan grup oppa yang sangat terkenal.Dan sebelumnya aku menyukai oppa sekedar ikut-ikutan tapi setelah apa yang sudah oppa lakukan aku akan selalu mengingat oppa meski aku tak lagi menjadi seorang fangirl karena usia atau kesibukan yang harus aku lakukan sebagai orang dewasa.Bekerja, bersosialisasi,mencari pasangan,menikah,mengurus anak.Kadang sempat terpikir apa aku bisa melakukan itu semua.Terlebih menjadi  orang dewasa yang bertanggungjawab dan juga baik bagi orang lain seperti oppa.

Tapi sekarang yang penting aku senang bisa mengenal oppa,oppa yang masih menjadi milikku dan fangirl lainnya.Kuanggap itu sebuah keberuntungan yang seharusnya selalu kusambut dengan bahagia.Dan kalaupun oppa nantinya bertemu dengan seorang unnie, aku berdoa dia juga akan sebaik oppa, tapi aku juga berharap tidak dalam waktu dekat,iya'kan,oppa?
...ehm,
Sepertinya tak ada lagi  yang bisa kutulis lagi untuk hari ini.Terlebih ada banyak PR yang harus aku kerjakan.
Sekian dulu oppa.

Tertanda sayang

Park hyerin

Vi's note :
Mungkin rada gaje, sengaja dikebut buat bias  yang lagi ultah.

Selasa, 28 Februari 2017

[ff] to the beautiful you 18

 

 

Denting piano yang mengalun lembut dari jemari Minseok dan gesekan biola dari seorang namja berusia dua belas tahunan ,mengiringi langkah pengantin wanita berjalan menuju altar dimana kekasih hatinya menunggu, masih memakai seragam militer karena hari ini juga hari terakhir masa tugas wajib militernya.Senyum Seulbi unnie bercampur rasa haru usai sang kekasih mengucapkan ikrar pernikahan dan menyematkan cincin. Para tamu tertawa kecil karena mempelai pria harus melewatkan kesempatan mencium pengantin wanita,sebagai gantinya dia berusaha menghapus air mata Seulbi,mencoba menghiburnya

Sebuah pemandangan yang akan membuat iri wanita manapun,namun di satu sisi juga sebenarnya sebuah ironi.pasti tak ada seorangpun yang berharap hari yang paling membahagiakannya dilangsungkan di taman rumah sakit,hanya dihadiri tamu terbatas,kebanyakan para penghuni rumah sakit yang diakrabi Seulbi dua tahun ini.Para dokter,suster yang merawatnya selama ini,juga beberapa pasien yang dia kenal di bangsal kanker.Termasuk juga Minseok yang diajak park bom yang menjadi dokternya.Selama inipun Minseok cukup mengenal Seulbi yang memang sosok yang ramah.

Kebahagiaannya saat ini telah menjadi kebahagiaan bagi para tamu yang hadir,yang sedikit banyak tahu sejarah romansa pasangan itu.Mirip drama televisi,Minseok menyimpulkan setelah mendengar sendiri kisahnya dari Park bom.Dokter spesialisnya itu bercerita Seulbi dan kekasih hatinya saling mengenal pertama kali di bangku kuliah.Hari pernikahan ini menggenapkan lima tahun hubungan mereka.Persis yang lazimnya terjadi dalam drama,ada perbedaan status di antara mereka,Seulbi dari keluarga biasa,sulung tiga bersaudara,sementara sang kekasih bungsu manja dari keluarga politikus kenamaan.Namun itu bukan halangan berarti dalam kisah mereka, karena sedikit banyak Seulbi yang penuh tanggungjawab punya peran meluruskan jalan hidup kekasihnya.

Ujian muncul ketika Seulbi tiba-tiba ingin mengakhiri hubungan,dengan alasan terlalu banyak perbedaan dan Seulbi mengatakan Eun woo,nama kekasihnya, bukanan pilihan terbaik bagi masa depannya,namun sang kekasih menganggap itu alasan tak masuk akal dan berkeras menolak, tapi Seulbi-pun sama berkerasnya.Eunwoo mengalah dan mengambil jalan tengah yang menurutnya terbaik.Namja itu mengatakan akan memberi waktu Seulbi dua tahun untuk menjalani kehidupannya sendiri dan memikirkan kembali tentang mereka berdua dan apa yang telah dilewati bersama,terlalu mudahkah untuk dilepaskan begitu saja? Sementara Eunwoo  memutuskan masuk wajib militer.Sebagai bukti dia memang telah menjadi pribadi yang lebih dewasa dan pantas bagi Seulbi,Eunwoo keluar dari dinas kemiliterannya dengan prestasi membanggakan.

Namun disaat itulah dia harus dihadapkan pada kenyataan yang sebenarnya. Ternyata selama itu Seulbi telah menyembunyikan penyakit kanker yang dideritanya, Eunwoo sama sekali tak tahu bahwa Seulbi tengah berjuang merebut kembali hidupnya dari penyakit yang juga memutuskan kesempatannya menjadi seorang ibu.Tapi seorang teman baik dari mereka berdua yang tak tahan melihat bagaimana Seulbi mengabaikan semua telepon,pesan,bahkan surat yang dititipkan Eunwoo padanya,padahal sebenarnya itu sangat berat dia lakukan,akhirnya memilih mengingkari janjinya pada Seulbi dan mengungkapkan segalanya pada Eunwoo di waktu namja itu hampir menyelesaikan wajib militer.

aesthetic-boy-couple-girl-Favim.com-3117332

Setelah itu segera saja Eunwoo merencanakan pernikahan itu,hal tak diduga sahabat Seulbi, meski dia telah menceritakan kondisi Seulbi karena penyakit itu,perubahan fisik dan kerepotan yang akan dia tanggung jika tetap memilih bersama Seulbi.  Eunwoo tetap berkeras dan menyanggupi untuk melewati semua kesulitan itu, Eunwoo juga meminta sahabat Seulbi membantu merencanakan semuanya,termasuk turut meyakinkan Seulbi untuk setuju menikah.

Cinta istimewa bagi orang-orang istimewa.

Tiba-tiba pemikiran itu muncul dalam benak Minseok. Diapun termasuk dalam barisan yeoja yang iri melihat suasana yang dihadirkan pasangan itu,bukan pada tampilan fisik pernikahan ini. Acara pernikahan yang mungkin takkan lama lagi juga akan dia jelang,bahkan bisa jadi jauh lebih megah dan spektakuler dari pernikahan sederhana ini. Tapi bagaimanapun pasti takkan bisa setara kebahagiaan pasangan di hari ini.

“Noona! meski kau memasang muka begitu, rasanya tetap akan sulit kalo kau berharap bisa seperti seulbi noona,zaman sekarang ini,sangat jarang namja di luar sana yang bisa menyukai yeoja yang sakit-sakitan,malah mungkin kekasih seulbi noona adalah stok terakhir…”  suara anak laki-laki mengusik lamunan Minseok. Namja kecil yang bertugas sebagai penggesek biola itu memang suka sekali menggodanya. Kesamaan pakaian menandakan anak laki- laki itu juga pasien di rumah sakit ini,bahkan bisa dibilang lebih senior . 

“ Channie! kalo kau menyukai seseorang,bukan dengan kata-kata menyebalkan begitu caramu mengungkapkan ” Park bom tiba-tiba datang menyela dan bercanda menarik hidung namja kecil bernama Eunchan itu.

“Apa maksud,uisa-nim? siapa menyukai siapa maksudnya?” Eunchanpun berkelit tapi tetap tak mampu menyembunyikan  salah tingkahnya.

” Minseok-ah! ayo! kau juga harus ikut acara pelemparan bunganya!”. Minseok yang masih duduk di bangku piano ditarik tangannya oleh Park bom tanpa mempedulikan lagi sikap bego Eunchan.

“Tapi,uisa-nim!.aku’kan masih SMA,masih jauh untuk berharap ke arah sana”

“ Kamu nggak usah mikirin dapet bunganya, yang penting kamu harus menikmati pestanya sama seperti pengantinnya!” paksa halus park bom, masih menarik tangan Minseok.

bouquet-bridal-flowers-lilac-peonies-Favim.com-194316r

Minseok lebih memilih berdiri di sisi paling luar di saat semua yeoja lajang telah berkumpul dan ke semuanya berharap akan mendapat  buket pengantin itu. Bunga itupun melayang dan para lajang itu bersiap menjelang,tapi Seulbi melemparkannya terlalu bersemangat hingga bunga itu mampu terbang melewati kerumunan kecil itu hingga akhirnya ditangkap Eunchan dan langsung memberikannya pada Minseok yang sama sekali tak menduga kehadirannya ataupun tindakannya

“Ini buat noona! jadi jangan ingat-ingat lagi kata-kataku tadi!,aku capek,aku balik ke kamar dulu,noona!” Eunchanpun berlalu sebelum sempat Minseok menepis ucapan anak itu,bahwa dirinya memang tak pernah menganggap serius ucapannya tadi.

 

 

“Bunga ini untuk uisa-nim saja!”  Minseok menyodorkan buket cantik ke park bom yang duduk tak bersemangat di sebelahnya.Usai ritual lempar bunga itu,meski tak diungkapkan,Minseok sadar betul ada kekecewaan yang dirasakan dokternya itu.Sepertinya dia terlalu mempercayai hal yang menurut Minseok justru hanya sekedar mitos,mana mungkin seikat bunga yang menunggu mengering,bisa jadi penentu ikatan takdir dua orang manusia yang masih hidup. Minseok menganggap itu hanya sekedar permainan agar menceriakan kembali teman-teman pengantin perempuan yang masih sendiri.tapi Park bom coba meredam perasaannya itu dalam senyuman,melihat pasangan pengantin yang sedang mengabadikan momen bahagia mereka beserta tamu yang hadir.     

“Mana bisa buket pengantin diberikan begitu saja” jawab park bom tenang.

“Bisa!! ’kan sekarang bunga ini milikku dan aku ingin memberikannya ke uisa-nim” park bom tak juga mau merespon.Minseok mencium wangi rangkaian bunga itu”..dan kurasa bunga ini akan lebih cocok ditaruh di ruang uisa-nim ketimbang di kamar inapku”  Minseok menaruh bunga itu di tempat duduknya begitu dia berdiri,pamit pulang ke kamarnya.

Sambil berjalan,Minseok tak lupa menengok smartphone-nya,membuka akun SNS-nya,meng-schroll tampilan berita dan foto dari teman-temannya,beberapa tampak tersenyum dalam liburannya,beberapa yang lain tampak sedang bersama-sama dan sibuk dalam sebuah proyek.Bisa dipastikan itu adalah teman-temannya disekolahnya. Minseok mendapati dua pesan,dari hime dan Ashley, mereka kompak mengajaknya untuk pergi bersama seharian sekembalinya mereka ke korea dari negara asal masing-masing.Senyum Minseok mengembang olehnya. Sayang,dia harus membalas pesan itu dengan penolakan,Minseok beralasan jika ada proyek sekolah yang harus dia kerjakan karena tak mungkin dia menceritakan keberadaannya sekarang. Usai menekan tanda kirim Minseok menghela nafas,merasa telah terlalu banyak berbohong.

Untuk mengalihkan perasaan tak enak itu,Minseok melongok kontak pesan adiknya,orang yang menurutnya sama penuh rahasia dengannya.Sekarangpun tak ada pesan dari Tao.Padahal dia penasaran sekali dengan cerita adiknya tentang orang yang disukainya.Jari-jari Minseokpun lincah bergerak,ingin tahu kabar sekaligus laporan cinta dari Tao sambil menunggu di depan lift.Tapi belum juga dia menyelesaikan pesan singkatnya,Minseok dikejutkan oleh seseorang yang baru saja keluar dari lift menabrak seorang perawat yang berdiri tepat di sampingnya,membuat kertas-kertas dalam papan klip yang dibawa perawat itu jatuh terceceran.Minseokpun berinisiatif membantu mengumpulkan kertas-kertas itu sementara si perawat  justru lebih menaruh perhatian pada orang yang menabraknya, yang kini tengah berjongkok. Hal yang sudah menjadi bagian dari tugasnya untuk peduli kondisi seseorang.

Melihat penampilannya,Minseok kira itu adalah namja muda.Saat namja itu mengangkat kepalanya,Dia nyaris tak percaya namja itu orang yang dikenalnya.Cepat-cepat Minseok meletakkan kertas yang dia kumpulkan,segera masuk ke dalam lift dan bergegas menuju kamar rawatnya.Saat sudah terduduk di tepian ranjangnya,Minseok mulai memikirkan kembali namja itu.

Luhan.

Kenapa terlalu banyak kebetulan dalam pertemuan mereka.Rasanya tak mungkin jika  dia sengaja mengikutinya.Apa mungkin dia juga mengalami hal yang sama dengan dirinya jika melihat kondisinya tadi?

..

.

.

.

“ Hyung! apa kau tak suka ttopokki ini? mungkin memang kurang cocok untuk sarapan tapi menurutku ini enak,Luhan hyung yang tadi memberikan padaku,katanya ini pemberian Lay hyung!”

Selalu saja Tao seperti sedang bermonolog setiap kali dia mengajak bicara Kris,orang yang biasanya begitu irit kata-kata,pagi inipun Tao belum mendengar sepatah katapun darinya padahal dirinya sudah bela-belain memanaskan tteopoki itu di kafetaria begitu mendapatkannya dari Luhan,kemudian Tao mendatangi kamar tapi ternyata Kris sudah tak ada dan ditemukan tengah duduk sendirian dengan kedua tangan bertopang di meja kayu yang berada di luar asrama.Kris tampak sedang menikmati suasana pagi yang tenang,terlebih kelas tambahan dan ‘kerja bakti’-nya sudah selesai dia jalani.Namun yang sebenarnya pikirannya justru mengelana tak tahu arah,bahkan sapaan dan kata-kata dari Tao tak cukup kuat mengembalikannya.

lqivb

Tapi saat telinga Kris mendengar suara dari dua hoobie yang muncul hampir berbarengan dengan Tao dan duduk di meja lain tak jauh dari mereka,perhatiannya kembali,Kris bukan tak senang dengan kehadiran mereka,tapi lebih kepada isi obrolan ringan mereka tentang pengalaman liburan mereka yang dihabiskan dengan mempermainkan beberapa yeoja,Kris sebenarnya sudah mencoba tak peduli tapi tawa lepas mereka saat saling bercerita keberhasilan memperdaya, terlalu mengusik telinganya.

“Hei! kalian berdua! apa kau tak melihat ada sunbae kalian disini? bersikap sopanlah dan cari tempat lain!” Seru Kris,salah satu dari mereka semula tampak tidak terima tapi temannya membujuknya dan segera menyanggupi untuk pergi.

Kini hanya tinggal Kris dan Tao.Tao yang tidak menyadari ucapan anak kelas sepuluh itu sedikit bingung dan takut melihat Kris yang tiba-tiba jadi galak.Lalu Kris meraih ttopokki bagiannya dan segera melahapnya dengan cepat.

“ hari ini kau mau kemana,Tao-ah?” tanya Kris dengan mulut masih penuh ttoppokki.

“Aku..takkan kemana-mana” jawab Tao setelah mengingat semua kebutuhan pribadinya sudah dibelinya kemarin.

“Kalo begitu sekarang kau harus ikut aku pergi mengisi liburan ini!” Perintah kris usai menandaskan ttopokki itu super kilat.

Tak gunanya terus-menerus bimbang atas apa yang terjadi padanya sejauh ini. Kris merasa harus mengambil langkah dan sikap meski dia tak tahu apakah akibatnya akan lebih baik atau malah lebih buruk lagi,untuk kali ini Kris tak peduli.

“ Hyung! mau kemana?”

“Kemana saja,yang penting bukan terus-terusan ada di asrama ini.Cepat! ganti bajumu!”

“memangnya kenapa dengan bajuku ini?’

Pertanyaan Tao membuat Kris bingung.” Baikah,cepat habiskan tteopeokki-mu,lalu kita pergi!”

.

.

.     

Chen merasa seperti mengalami semacam perjodohan yang aneh ketika lagi-lagi tanpa sengaja bertemu dengan yeoja yang tadi dilihatnya di coffeshop.Kali ini dia melihatnya masuk ke sebuah ruang karaoke tepat saat dirinya baru tiba di tempat ,dan tak disangka ruang karaoke-nya ada tepat di samping ruangan yeoja itu,niat awal Chen untuk melepas stres dengan bernyanyi ria harus berganti,karena tak tahu kenapa dia justru lebih tertarik nyanyian yeoja itu yang ternyata punya suara bagus meski terdengar agak samar.Awalnya yeoja yang menurutnya itu bernyanyi dengan lagu-lagu riang Girl’s generation dan lagu rancak 2NE1, do you love me.

b784c62b72069941033a7a877f62b614

Chen seolah mampu memaknai perasaan dibalik pemilihan lagu ‘tetangga’-nya itu.Jika benar yang dikatakan temannya tadi bahwa yeoja itu seorang fangirl jomblo,maka semua yang dia suarakan lewat lagu adalah harapan atau hanya sekedar khayalan indah memiliki namjachingu sempurna. Terpikir oleh Chen, apa selalu begitu seorang fangirl,mudah terjebak dalam ekspektasinya sendiri.tapi bukankah terkadang setiap orang juga pernah merasakan dan mengalami hal itu?   

Ketika yeoja itu beralih ke lagu-lagu sendu milik girlband yang sama.diawali Ugly,good to you,it hurt,missing you,lonely hingga comeback home,Chen mengira itu sebagai sarana menyalurkan kesedihan,bahwa harapannya memang bukanlah hal yang nyata, dan kenyataan yang sebenarnya harus bisa dia hadapi sendirian.

Dan tanpa terasa sendu itu menularinya,dengan segera kilasan kenangan dan wajah Minseok kembali membayang di benaknya,padahal sepanjang waktu dia mencoba untuk tak memikirkannya.Chen tak mau terus-menerus terperangkap dalam cinta sepihaknya sementara dirinya masih tak punya kekuatan untuk mengungkapkannya.Yeoja itu sukses menjadikannya teman baper-nya.Chen menghela nafas,tersenyum –entah apa maksudnya dan pada siapa dia tujukan-,kemudian berdiri,bersiap pergi meski waktunya masih cukup banyak dan bahkan dirinya belum bernyanyi satu lagupun, Tapi Chen tak terlalu memikirkan uangnya akan terbuang percuma,Ketimbang dirinya makin ikut terjebak dalam perasaan sentimentil seorang fangirl

.

.

.

Luhan terduduk di deretan bangku besi ruang tunggu di depan bagian administrasi sambil menunggu pusing yang menggelayutinya reda sepenuhnya, setelah dirinya berhasil lolos dari perawat yang mencoba menolongnya dan tadi nyaris ditabraknya di depan lift,dengan berbohong jika itu sekedar reaksi dirinya yang tak kuat melihat darah dan dia hanya perlu menenangkan diri sebentar.Namun sudah hampir setengah jam dia  duduk disana rasa pusing dan lemasnya tak juga mau hilang,tak mau makin pusing Luhanpun memutuskan gadis yang tadi dilihatnya bukanlah yeoja yang dikenalnya,meski perawakannya sangat mirip dan Luhan masih curiga kenapa gadis itu terlihat menghindarinya.Luhan menganggap kebetulan takkan terjadi sesering itu.

“Annyeong”

tumblr_inline_njtqg66gR61sk573c

Luhan menoleh dan mencoba memfokuskan pandangannya yang masih sedikit berkunang, meyakinkan  dirinyalah, yang duduk di ujung bangku, disapa oleh seorang wanita yang duduk dengan jarak jeda satu bangku darinya.

“Annyeong!”

Merasa tak ada respon,Park bom mengulang sapaannya dan kali ini dia juga melambaikan tangan kanannya.” Apa kau tak apa-apa? kau kelihatan pucat?”

Luhan melihat  seorang wanita berpakaian modis dengan buket bunga di tangannya “Ehm..saya hanya tidak terbiasa dengan suasana dan aroma rumah sakit.itu saja” Demi kesopanan,Luhan lagi-lagi harus berbohong.

“ Apa kau sakit? atau kau punya kerabat yang dirawat disini? karena sepertinya aku pernah melihatmu sebelumnya disini?”

Rentetan pertanyaan dari yeoja itu segera membuat Luhan tak nyaman. Dia ingin pergi tapi dia takut kakinya belum cukup kuat melangkah.” Tidak.Anda sendiri juga kenapa disini?” dengan busana resmi dan buket bunga di tangannya,bukan hal yang lazim di lingkungan rumah sakit.

“aku.. bekerja disini,tapi kebetulan hari ini aku dapat cuti.Jadi aku cukup familiar dengan rumah sakit ini termasuk orang-orangnya.Dan kadang-kadang aku tahu ada tamu ilegal yang datang dengan berbagai alasan.Ada yang membawa niat buruk namun tak sedikit datang dengan niat baik ingin membantu.”

Tadinya Park bom yang sedang libur mendatangi konter perawat di bangsal tempatnya bertugas sekedar mengecek kondisi pasien-pasien yang ditanganinya.Lalu dia mendengar salah seorang perawat bicara ada seorang namja yang menyerempetnya dan kelihatannya dalam kondisi tak sehat tapi berkeras tak mau dibantu,perawat itu juga menambahkan kalau namja itu ganteng,mirip personel boyband yang  sering muncul di acara-acara musik . Rasa tanggungjawabnya sebagai dokter membuatnya ingin mencari tahu, kata ganteng membuat semangat Park bom naik beberapa derajat dan juga memudahkannya menemukan sosoknya yang di duduk di bangku tunggu bagian administrasi.Berbagai kemungkinan mulai dipikirkannya,tapi dia lebih condong pada satu kemungkinan yang baru saja dia utarakan.Park bom sangat yakin akan menemukan bukti kongkrit di lengan namja itu yang tertutupi jaket.  

Luhan sejenak tertegun oleh kalimat terakhir wanita itu,tapi kemudian Luhan mencoba tetap  tenang,setelah berpikir jika dirinya ketahuan kemungkinan terburuknya adalah dibawa ke kantor polisi,dan dirinya sudah pernah mengalaminya dan ternyata memang tak seburuk itu.Hanya saja Luhan tak mau mengulangi didatangi keluarganya serombongan.

.”Oh ya, ini untukmu, ini bisa membantu memulihkan kondisimu.Park bom meletakkan kantong plastik berwarna putih yang tampak penuh di bangku di antara mereka.”Bagiku.. karena kita tak pernah tahu kapan kesulitan itu datang menimpa,setiap orang harusnya bisa saling membantu.Itu yang kupercayai,jadi kuharap kau tidak salah mengartikan apa yang kulakukan ini”

Semula Luhan berniat menolak bantuan itu tapi wajah wanita itu tampak sangat berharap bahkan terlihat hampir memelas,Luhan merasa tak enak hati.” Terima kasih” jawabnya.

Meskipun kantong plastik itu belum disentuhnya,Park bom sudah puas.

“Ehm…jadi…kalo boleh aku tahu..? Park bom menggantung kata-katanya dan membuat Luhan mengerutkan kening heran.”..Selama ini selain donor darah,apa kau pernah mendapat tawaran lainnya?”

“ Aku tak mengerti maksud anda?!’

“Yah..kau tahu terkadang  orang-orang yang dirawat disini tak hanya membutuhkan dari orang lain dukungan,semangat,transfusi darah,juga..” Saat menanyakan itu, Park bom mencoba berada di antara dua pihak,pihak orang-orang yang menjadi penghuni di gedung ini dan pihak yang datang menawarkan bantuan yang sepadan dengan yang mereka butuhkan.Di pikiran Park bom itu diwakili sosok Minseok dan namja yang duduk di sampingnya.

Luhan sepertinya sudah bisa menebak kata yang masih menggantung dari wanita itu. Hal yang tentunya takkan pernah dia lakukan.

“Ah,ternyata kau disini rupanya! ayo! aku butuh rekomendasimu karena Soo shin-sii terus memaksa pulang!” Mendadak muncul seorang berseragam perawat di depan Luhan.

“Kenapa harus aku!? aku masih libur,suruh saja si anak baru buat menanganinya,aku nggak mau terus-terusan jadi bahan omelannya” rajuk park bom.

“ Tidak bisa, kau dokter senior dan itulah tugasmu,sudahlah,lagipula selama ini Soo shin-sii selalu mau mendengarkanmu “

“ Justru itu,kau tidak tahu jika selama ini dia mau mendengarkanku karena aku berjanji padanya mau dikenalkan dengan cucunya  yang sedang bekerja di Jerman”

“Bukankah itu malah bagus, ketulusanmu yang berusaha menyembuhkan orang-orang telah berbuah kesempatan untuk menemukan cinta sejati.”

“Ya!! Dara-ah! apa kau sedang mengejekku?!”

Luhan hanya bisa mengamati dua wanita itu yang ternyata dokter dan perawat saling bertengkar di rumah sakit hingga hilang di kelokan bangsal.

“Permisi!” Sapaan seseorang segera mengalihkan perhatian Luhan.” Bolehkah saya minta satu tempat duduknya untuk anak saya ini!”

Dihadapan Luhan berdiri seorang ibu yang tampak tidak sehat bersama anaknya yang berusia tujuh tahunan .Melihat bangku lainnya ternyata sudah terisi,Luhan segera saja mengambili barang yang ditinggalkan wanita tadi di bangku sampingnya termasuk juga buket bunga.

“Saya juga akan pergi,anda bisa duduk disini!” Luhan mempersilahkan ibu dan anaknya ditempat duduknya.

Alhasil Luhanpun berjalan dengan kantung plastik di tangan kirinya dan buket bunga di kanannya.Pusing yang dirasakannya sudah agak berkurang meski kadang tiba-tiba menyerangnya lagi.Luhanpun memutuskan meminum susu yang diberikan dokter wanita tadi,sekedar untuk memberinya energi tambahan sambil duduk di bangku taman di areal luar rumah sakit.Luhan meraih lagi buket bunga yang tadinya dia letakkan,tak tahu harus diapakan namun juga tak tega untuk membuangnya begitu saja di tempat sampah.Bunga itu masih tampak segar, mungkinkah noona itu mendapatkannya dari pernikahan yang tadi dilihatnya dari lantai atas?.Aroma wangi masih bisa tercium dan terasa menenangkan saat Luhan mendekatkannya ke hidungnya tanpa sadar,dimana seseorang juga pernah melakukan hal yang sama pada bunga itu beberapa saat lalu.

“Bunga-nya oppa sangat bagus” lagi-lagi satu suara muncul mengusik momen ketenangan Luhan,suara dari seorang gadis kecil berbaju rumah sakit yang sudah ada duduk di ujung bangku taman.” Apa oppa mau memberikannya pada yeojachingu oppa disini?” tanya gadis itu lugas,menandakan dia anak yang pemberani.

Ani..” Luhan menggeleng sambil tersenyum simpul.” Sebenarnya aku ingin memberikannya pada seseorang yang ramah dan pemberani seperti kamu ini” Dia sodorkan buket itu ke anak itu.

“Oppa sungguh-sungguh?!” gadis itu masih tak yakin

“tentu saja! ambillah!”

Gadis kecil itupun langsung meraihnya dengan wajah sumringah.”terimakasih,oppa”

“Siapa namamu?’

“RYUNG MI-AH!” Terdengar seseorang memanggil-manggil dan membuat gadis kecil itu menoleh ke sumber suara.” Namaku Jung Ryung mi,senang bertemu denganmu, oppa! eomma memanggilku! sampai jumpa” Anak bernama Ryungmi berjalan menjauh usai melambaikan tangan,ke arah seorang ibu yang tadi mencari-carinya.Awalnya ibu anak itu tampak marah namun gadis kecil segera menjelaskan panjang lebar kemudian menunjuk ke arah Luhan,melihat Ibu Rung mi tersenyum dan mengangguk padanya kemudian mengajak Ryung mi masuk ke dalam gedung rumah sakit yang tinggi menjulang dan megah itu.

Dan kini tiba juga bagi Luhan untuk meninggalkan tempat itu. Dia sudah melakukan ‘pekerjaannya’ dan sudah terlalu banyak bertemu orang-orang hari ini, setelah bertemu satu orang lagi di kafe tak jauh dari rumah sakit,Luhan sangat ingin menyendiri agar bisa istirahat dan tidur seharian.

.

.

.

.

Vi’s note  :

Aku tahu lanjutan cerita ini terlalu sangat lama sekali

tapi apa mau dikata konflik dan drama di kehidupankupun nggak kalah seru.

jadi aku cuma bisa ngucapin ‘selamat menunggu chapter selanjutny’

aku yakin kamu akan jadi manusia yang lebih penyabar karenanya Smile

See u.  

Senin, 30 Januari 2017

Darkness of love 2

 Tahun bergulir dengan cepat,tak terasa anak bermahkotakan bunga semak kini tumbuh menjadi gadis sembilan belas tahun yang penuh semangat,keterbatasan fisik yang dia miliki tak menghalanginya berusaha menggapai cita-cita seperti gadis normal lainnya,juga berkat dukungan penuh orang tua terutama sang ayah,  hingga disinilah dia berada, berdiri di depan sebuah kampus jurusan seni rupa,  memandangi dengan takjub bangunan yang sangat artistik,baik dari segi arsitektur,interior terlebih sapuan cat penuh warna yang melapisi dinding  dan masih sangat baru,salah satu hal yang paling Nisa sukai.

 Nisa adalah mahasiswa baru jurusan itu dan juga penerima beasiswa penuh karena prestasi dan bakat melukisnya,kesukaannya pada warna-warni cat  air dalam torehan gambar telah mengantarnya ke kampus dengan bangunan-bangunan megah, universitas swasta  namun kualitas dan prestasi mahasiswanya telah sampai di kancah internasional,milik keluarga yang mempunyai jaringan koorporasi,salah satu yang terkaya di Indonesia.
 Terhitung sudah hampir dua bulan dia berada di tempat ini.Menjelang keberangkatan Nisa ke asrama yang memang disediakan pihak kampus bagi mahasiswa yang rumahnya di luar kota,ibunya yang paling berat melepas karena untuk pertama kalinya Nisa akan keluar rumah dalam waktu yang panjang.Ayah Nisa yang selalu pendukung setianya, membantunya meyakinkan ibunya dan kali inipun sang ayah menggenapkan rekornya yang tak pernah gagal.
 "Nis!" Seseorang menyapa lewat tepukan ringan di bahunya.Nisa menoleh. Rupanya Adib,kakak senior dan juga seseorang yang telah lama dia kenal karena kebetulan  kedua ayah mereka  telah berteman lama.
'Kak Adib kok bisa disini?' Tanya Nisa dalam bahasa isyarat. Penasaran kenapa Adib yang notabene mahasiswa teknik ada di fakultas seni meskipun sebenarnya fakultas teknik cukup dekat.
" aku habis lihat pameran foto di hall, kamu sendiri,ngapain bengong disini? Kamu berangkat atau habis kuliah?" Tanyanya sambil tak lupa menatap intens wajah Nisa, memberinya akses untuk bisa membaca bahasa di bibirnya.
Nisa menggerakkan tangan berikut jemari-jemarinya, Adib yang sedikit tahu bahasa isyarat dari pertemanannya dengan Nisa,dengan segera bisa memahaminya.
"Sayang sekali! Aku ingin sekali  mengajakmu jalan-jalan tapi sampai saat ini belum kesampaian,atau..mending kau bolos saja hari ini?!" Adib sengaja memelankan ucapan terakhirnya tapi kemudian dia melihat ekspresi tak suka di wajah Nisa." Atau mending kita lupakan saja ucapanku tadi karena aku tak mau dihajar ayahmu dan ayahku.
Nisapun tak bisa menahan tawanya karena ucapan adib dan ekspresi lucu di wajahnya
Tidak apa-apa,kak,kita bisa pergi  lain waktu  , balas Nisa dalam bahasa isyarat.
"Diba!!" Sebuah panggilan keras memanggil Adib,yang tentu saja cuma didengarnya tapi melihat Adib menoleh,Nisapun tanpa sadar ikut menoleh.
Tak jauh dari mereka, berjalan lima orang cowok dari arah fakultas tehnik
"Hei!" Adib balas melambaikan tangan.
"Kita mau cabut " balas cowok lainnya.
"Tunggu sebentar! Oke,Nis,aku pergi dulu! Nanti.."
Belum selesai adib bicara, Nisa menyela.
'Kak adib bukan mau berbuat nggak bener'kan?awas lo, kulaporin om arifin!
Pertanyaan Nisa langsung mendapat jitakan di kepalanya.Pelan tentunya.
"Hei,gadis muda! Apa pantas bicara begitu pada kakak seniormu!  Untuk kali ini kau akan kubiarkan,tapi lain kali jangan sampai aku harus membuatku berdiri dengan kaki sebelah seharian.apa kau mengerti!"
'Aku sangat menyesal, tolong maafkan aku', Nisa berisyarat,tetap tersenyum karena sudah paham Adib memang suka mencandainya.
Adib menekuk kedua lengannya di dada, masih saja bersikap sok serius."Oke! Kau beruntung punya kakak senior seperti aku ini, pergilah! belajar yang rajin!"
'Siap,jenderal'
Tak lupa Nisa mengangkat tangan tanda hormat. Begitu Adib berlalu, mata Nisa masih tak terlepas dari gerombolan cowok yang berjalan bersama Adib, terutama pada sosok yang tak kalah atletis dan gagah. Sosok cowok yang punya lesung pipi paling menawan yang pernah Nisa ingat, sayang, lesung pipi itu tak pernah lagi dia lihat sejak dirinya bisa bertemu lagi dengan cowok itu , seiring muka datar yang selalu empunya tunjukkan.
 Nisa tanpa sadar menatap begitu intens, hingga seolah tatapannya berhasil menyuruh cowok itu menoleh padanya. Walhasil Nisapun jadi salah tingkah sendiri dan buru- buru berbalik melangkah pergi.
 Nisa merasa sangat malu, namun dia juga tak bisa mengingkari ada bahagia menelusup hatinya bisa ditatap kembali orang yang pernah memberinya mahkota bunga yang berarti baginya hingga kini.
.
.
.
.

Sabtu, 31 Desember 2016

(Mari) menghidupkan hadist dan sunnah Rasulullah SAW (2)

 

Ingat!! Nabi Muhammad SAW adalah rules model utama untuk menjadi muslim-muslimah sejati

Screenshot_2016-12-17-05-41-00

Screenshot_2016-12-18-08-10-28

Screenshot_2016-12-18-08-11-33

#Pentingnya menuntut ilmu dalam islam

14520425_1140662096026068_6682725136268793433_n

14233129_10205312836260035_4181488705098758038_n

 

13872950_515614898624650_4309760095777026813_n

61d5c950c58aaa80038eb97069b7262a_thumb[1]

Screenshot_2016-12-16-16-42-14

Screenshot_2016-11-26-14-34-48 (1)

 

00b1fffa1cc7e37cb3cb73a571be8c22

13680536_1416553791704846_3779085229103742290_n_thumb[1]

Screenshot_2016-11-30-20-52-23

Screenshot_2016-12-06-23-25-24

 

5c0ddd38db042c9d89cfd9998f3a41b0

Screenshot_2016-12-10-22-22-19

09be306bd1256f74b16d1c837596e8f3

647d69683efdbf8c34b22db844871ea9

13707750_1407266909300201_5893698268772796620_n_thumb[1]

13592762_758834387589211_1420635389134049646_nn

14316950_10205303847875331_7380113061230897532_n

Screenshot_2016-11-30-20-46-37

#panduan dalam mengerjakan sholat yang benar.

Screenshot_2016-12-08-07-46-03

Screenshot_2016-12-17-05-42-53

Screenshot_2016-11-22-23-29-49 (1)_thumb[2]

 

FB_IMG_1474425876480_thumb1

Screenshot_2016-12-17-12-41-07

#panduan bekerja sesuai islam

FB_IMG_1472368043965_thumb1

 

13729088_1407318159295076_8768823537301539382_n_thumb[1]

Screenshot_2016-12-08-16-43-21

Screenshot_2016-12-17-05-40-40

13528666_1386456398047919_6053344697650365992_n

 

13882385_1413862718640620_5875464284576458000_n_thumb[1]

13439115_1387358704624355_8831449851188351845_n

#Tentang kepemimpinan

FB_IMG_1476711861444_thumb1

3db03dd8ced3fd8a41df2151636a9609_thumb[1]

e30fbbf0d390ee34e7d408556973cd74_thumb[1]

Screenshot_2016-12-12-10-52-55

14666244_10154854348073296_1380890222913035906_n_thumb[2]

FB_IMG_1474933089381_thumb[1]

13886864_1414064731953752_3087346469936885630_n

#Saat mendapat musibah sakit.

Screenshot_2016-11-28-16-47-02

FB_IMG_1477465456743

13876502_1414213038605588_3751894973208652605_nScreenshot_2016-12-18-08-14-13Screenshot_2016-12-16-06-42-56

13510793_1060682244052560_958309242058577256_n

Semua gambar ini bukan hak milik saya dan sebisa mungkin aku sertakan sumbernya.Jika ada yang salah,mohon koreksi.

Sekian

Wassalam.wr.wb. ^^