I write my life

I write my life,my imajination,my world

Minggu, 12 Oktober 2014

we are still one,right?



Temanku


exo-m-by-oh-my-exo-at-tumblr

1508579_769424616419159_561251118_n 

atau lebih tepat kupanggil kau sahabat
tumblr_mswk80A1II1rdrcebo1_500

karena bagiku kau telah menjadi lebih dari saudara  yang selama ini menemaniku dalam perjalanan ini
chen-exo-exo-m-kris-Favim.com-728117
perjalanan yang semula kukira akan selamanya kita tempuh bersama

tumblr_static_tumblr_inline_mfgnqco0nz1ra42k2
sebuah perjalanan yang sangat tak ringan untuk kita bisa berada ditempat dimana semua mimpi kita pernah tertuju

145b
perjalanan yang tak cuma ada deraan keringat dan airmata namun juga canda tawamu yang selalu jadi penguat langkahku

Sungguh tak pernah ku berpikir hari ini akan datang

yakinlah takkan pernah ku tega menukar kebersamaan berharga kita dengan keegoisan sesaatku.
800156993 tumblr_mkil19Fo8g1r967c6o1_r1_500


Aku ingin kau percaya betapa aku mencoba agar langkahku tetap sejalan dengan mimpi kita
namun kini aku merasa sudah tak sanggup berjalan.

Aku merasa tak lagi bisa menyamakan langkahku bersama kalian.

Aku sudah terlalu lelah.

Daxa14J
Ada mimpi lain yang perlu kukejar sendiri tanpa kalian.
5fdda2291435997f4622e25b68da2910

Sama seperti saat kita bertemu,takkan kusesalkan perpisahan ini.

aku yakin semua orang di dunia ini pernah ada dititik ini sama seperti kita

Jangan ucapkan selamat tinggal karena yang ku inginkan adalah sampai jumpa
fa26
aku tahu ini sangat menyedihkan tapi aku yakin ini akan jadi sementara

10721264_1540531262842724_1516618185_n
tetaplah pada senyum kalian itu walau tak ada lagi rangkulanku dibahumu yang saling menyemangatkan kita dulu
895729b279fc01c7031711f4e43d6384


taoris_cling  large

exo-exo-k-exo-m-lay-Favim.com-929828 
senyum yang akan masih bisa ku lihat dari jauh yang menandakan kau masih baik-baik saja meski tanpa kebersamaan kita
page
senyuman yang aku sangat berharap akan kulihat lagi dimasa depan saat kita bertemu lagi sebagai sahabat lama yang teramat saling merindukan.
exo2 

from vi,exo stand,exo-m fans,xiumin fangirl,xiuhan shipper :’(   

Jumat, 10 Oktober 2014

[ff] to the beautiful you 9 (behind story of beautiful ssang namja)

 
perhatian:ini merupakan sebuah ff exo,gs,rate T,dimana semua nama,karakter dan juga gmbar adalah hasil pinjaman :),namun cerita yang super gaje ini adalah milik author sendiri.

cats  
Apa kau pernah merasakan dibenci….
oleh seseorang yang justru sangat kau inginkan untuk  mencintaimu…

  
tumblr_n2h4ah8R0u1s4a86co7_r1_250
  gadis itu bernama li jae in. usianya masih sangat muda ketika dia memutuskan untuk menikah,setelah menerima pinangan seorang namja dari negeri seberang diusianya yang baru menginjak kedua puluh satu.Walaupun sebenarnya tanah seberang itu asal dari kedua orangnya sebelum pindah dan menetap di tanah choseon,dia dan unnie-nya bahkan lahir ditanah itu,memakai nama dan mengikuti semua kebiasaan hidup di negeri baru orangtuanya itu.
    Namja itu mulai menyukainya saat  jadi siswa pertukaran pelajar ditingkat dua SMA ke korea dan  jae in adalah hoobae di sekolahnya,semua tingkah ceria dan sikap lincah yeoja itu dalam kesehariannya telah menyita seluruh perhatian dan akhirnya mampu menawan hati namja bernama xiao tian kuo itu.

ff794c9912038e92fe60315a08dcb4c9_h
  Tapi bagi jae in,cinta pada pandangan pertama hanya hidup dalam imajinasi dan drama,menurutnya semua perasaan itu mungkin hanya atas dorongan pubertas sesaat yang bisa saja sangat menyesatkan dan bahkan mungkin menghancurkan.semua perlu pembuktian agar jadi nyata.Dan tian kuo benar membuktikan perasaannya yang memang lurus itu.Saat masa pertukaran pelajar habis dia putuskan untuk tetap tinggal,ingin dia buktikan pada seseorang yang telah mengacaukan semua rencana rapi dihidupnya itu bahwa dia bukan namja manja meski dia anak tunggal dari keluarga kaya seperti yang terlihat jae in di dirinya.Butuh waktu hampir enam tahun hingga akhirnya jae in yakin bahwa dirinya memang sangat berarti bagi Tian kuo.
“Menikahlah denganku,li jae in!? hiduplah bersamaku dan jadikan aku bagian penting di hidupmu!”
    pernyataan lantang itu meluncur  dari bibir Tian kuo di hari kelulusan kuliahnya.Di hari itu selesai wisuda dia menolak  lebih mengikuti acara perayaan  kelulusannya bersama orangtuanya dan malah sengaja datang ke restoran bulgogi tempat jae in sering membantu usaha pamannya itu disana  .
“nona! namja ini baru saja melamarmu,kenapa cuma diam saja?” ucap seorang pelanggan namun langsung mendapat death glare dari jae in yang sedang menghidangkan makanan yang dipesannya.
“Ya,tian kuo-oppa!apa kau tak lihat aku sedang sibuk begini?aku takkan mungkin jadikan namja yang cuma diam tak membantu jadi bagian penting dihidupku’kan?” ucapnya sambil mengelap meja yang sedang ditunggu pelanggan lainnya untuk segera ditempati.Hari ini restoran milik pamannya itu memang sedang ramai-ramainya dan malah dua pekerja parttime di tempat itu juga sedang mengikuti acara kelulusan universitas mereka.
Mendengar itu tian kou langsung menyingsingkan lengan kemeja putihnya dan bergerak sigap melakukan semua hal yang bisa dia bantu,tak ada kecanggungan saat dia mengelap meja,membereskan piring bekas,dan apapun yang harus dilakukan seorang pelayan restoran mengingat dia juga telah hidup mandiri selama ini.
“apa oppa bener-bener serius ingin melamarku?” tanya jae in lebih dulu saat pekerjaan mereka sudah selesai dan mereka sedang duduk di bangku taman yang ada di depan restoran untuk melepas penat mereka.
  “tentu saja” tian kou segera sibuk mencari-cari sesuatu disaku celananya.begitu sebuah  cincin permata cantik diketemukan dia segera berlutut dihadapan jae in.
“Sekali lagi,jadilah istriku,li jae in,ehm…jadilah..bagian..dari nafas hidupku yang akan kujaga sepanjang usiaku.”
   Tapi Jae in malah tertawa melihat tian kuo yang tergagap mencari kata-kata puitis lain karena satu kalimat yang telah disiapkannya sudah dia pakai tadi.
“Li jae in! aku serius!sekarang berikankanlah aku jawaban?!!
Tawa jae in terhenti oleh tatapan serius Tian kuo padanya.
“Apa ini tidak terlalu cepat,oppa? apa oppa tak merasa  terlalu muda untuk membangun sebuah keluarga?”tanyanya ragu.
Tian kuopun menghela nafas dan perlahan bangkit,karena ini akan lama untuk dia mendapatkan jawaban dari yeoja pencuri hatinya itu.
  “…..Setelah ini,aku harus kembali ke beijing dan mungkin aku takkan kembali kesini untuk  waktu yang lama,orangtuaku cuma punya aku jadi aku tak bisa lebih lama tinggal jauh dari mereka….tapi aku ingin kau bisa ikutserta bersamaku sebagai pasangan hidupku”
  “Tapi tetap saja oppa…aku..” Jae in benar-benar bingung sekarang.
  “mianhae..bukan aku ingin memaksakan ini padamu,tapi kau bisa memikirkan ini sampe besok,jika kau bersedia menerima,maka aku akan datang meminta pada keluargamu dan membawamu ke beijing.”
.
.
  “Unnie!apa yang membuatmu yakin kalo kau telah memilih namja yang tepat untuk menemanimu seumur hidup?” tanya jae in pada unnie-nya,hae in yang sudah menikah tiga tahun ini.
  Awalnya Hae in tak mengerti mengapa adiknya mendadak ingin sekali tidur dengannya lagi setelah sekian lama.sebelum menikah mereka memang berbagi dalam satu kamar,tapi kini secara otomatis telah terpisah meski masih menempati dalam satu rumah peninggalan kedua orangtuanya yang sudah meninggal.
“Ehm..entahlah,aku cukup merasa yakin saja dengan perasaanku”jawabnya sambil mengedikkan bahu.
“Gimana jika bahkan kau tak yakin perasaanmu sendiri?” tanyanya lagi.
   ”kalo begitu berdoalah,jika namja itu masih terbayang dibenakmu berarti kau harus yakin kalo dia memang ditakdirkan untukmu”
  “Lalu gimana jika nanti seseorang yang semula kau anggap sebagai takdirmu ternyata tak selamanya bagimu.”__author merasa de javu!oh ya anaknya juga pernah nanya yg mirip kyk gni :3__
“didunia ini tak ada satu orangpun yang benar-benar bisa melihat masa depan,jae in! dan kau hanya akan menghilangkan kebahagianmu hari ini jika memikirkan hari esok dengan cara seperti itu ..ehm tapi kenapa mendadak kau tanya itu..apa jangan-jangan…”Dalam temaram lampu tidur hae in bisa melihat adiknya mengangguk.
  “Tadi  siang aku dilamar dan jika kami menikah,dia akan membawaku bersamanya,unnie!” ucapnya dan meski tahu saat ini akan tiba keterkejutan hae in tak bisa dia tutupi.
  “Dan apa kau benar-benar sudah yakin,jae in-ah?”
  “Unnie,gimana sih,itu’kan yang sejak tadi kutanyakan padamu?” ucap jae in berlagak sebal dan segera senyum menghiasi bibir hae in.
“sekarang aku mengerti kenapa kamu menangis sangat keras di hari pernikahanku..bahkan sekarangpun aku sudah merasakan sangat kehilanganmu dan gimana jika nanti kamu benar-benar tinggal di beijing!”
tanpa terasa mata hae in mulai mengembun,jae inpun segera bangun dan memeluk kakaknya.
“kenapa unnie mendadak begini,kalo begini aku mungkin perlu mempertimbangkan..”
“Andwe!! kalopun aku sampe nangis darah atau jatuh pingsan waktu kamu akan berangkat,jangan pernah sekalipun berniat untuk membatalkannya?Arachi!?”
“Kenapa unnie malah bilang hal buruk begitu disaat adiknya akan menikah sih” ucap jae in cemberut.
“Mianhe,.. dan selamat!aku nggak menyangka kau akan menyusul kakakmu secepat ini!chukae!adikku” hae in memeluk adiknya lagi,kali ini lebih erat.
.
.
.
  Awalnya semua terlihat baik bahkan sempurna bagi Jae in,dia akan menikah dengan orang yang sangat mencintainya,juga kedua orangtua tian kuo yang menerimanya dengan baik.

you-and-me_00098542
“Pernikahan ini tidak boleh dilangsungkan,gadis ini hanya akan membawa nasib buruk jika kau menikah dengannya,Tian kuo”
  beberapa hari sebelum pernikahan,seorang nenek dari keluarga besar Tian kuo mendadak berkata seperti itu di acara persiapan pernikahan putra tunggal tuan xiao dan seketika suasana di tempat itu berubah,semua canda ceria segera berubah menjadi kasak-kusuk antarsaudara,karena selama ini nenek Ma,panggilan nenek itu,memang dipercaya memiliki indra keenam.
Dan seketika itu dunia jae in seolah terbalik,meski tian kuo dan kedua orangtuanya terus meyakinkannya dan berkata akan  berupaya agar pernikahan dapat berlangsung karena biar bagaimanapun jae in adalah gadis yang sangat dicintai putra mereka satu-satunya.
“Lebih baik kita batalkan saja pernikahan kita,aku tak mau menikah jika harus jadi menjadi sumber kesialan bagi seseorang” ucapnya dengan mata hampir tergenang kristal bening tepat dua hari sebelum pernikahan mereka,di taman depan rumah
“Kumohon jae in jangan begini!apa kau lebih peduli ucapan bodoh nenek Ma daripada aku yang harus berjuang enam tahun ini untukmu.”
“Lalu bagaimana dengan semua orang disini?apa kau bisa membuat mereka takkan percaya semua yang nenek Ma-mu katakan?”
“Aku tak bisa..aku takkan bisa mengatur yang orang lain pikirkan tentang kita,tapi tolong hapuskan semua hal buruk itu dari pikiranmu dan cukup sisakan tentang kita saja__Ok-lah sedikit ngopi laguny growl gk papa’kan :3__,bahwa jae in sangat berarti bagi tian kuo,salah satu alasan terbaik bagi tian kuo bisa seperti sekarang adalah li jae in!” ucap tian kuo sangat tegas,berharap bisa menghapus kebimbangan jae in.dan memang tian kuo pulang dengan prestasi yang cukup membanggakan bagi kedua orangtuanya,dia lulusan clum claude sekaligus lebih cepat satu tahun dari salah satu universitas ternama korea.
  “Kalo begitu berjanjilah padaku kalo kita takkan memiliki dia,oppa?”sikap jae inpun mulai melunak tapi justru pinta darinya yang membuat air muka tian kuo yang giliran mengeruh.
“Mian,jae in-ah,aku tak mungkin bisa berjanji untuk satu hal yang belum pasti di masa depan,hal yang mungkin bisa saja dengan mudah kulanggar sendiri” jawabnya,dan seketika tangis itu akhirnya pecah,merasa calon suaminya itupun tak mau berpihak padanya.Meski jae in tahu begitulah sifat tian kuo,betapapun dia mencintainya sangat dalam,namun dia tak pernah mau melanggar prinsip-prinsip hidupnya sendiri.
“Sama seperti  unsur yin dan yang,segala sesuatu di alam semesta ini pasti selalu ada penyeimbangnya,nasib buruk yang datang akan ada nasib baik yang mengiringi,anak ketiga merekalah yang nanti akan menghapus sesuatu yang dibawa ibunya dan bahkan akan jadi nasib baik bagi banyak orang ” ucap nenek yang berumur sembilanpuluh tahun itu sambil menghela nafas dalam dihadapan para kerabat yang merasa prihatin dengan yang menimpa salah satu saudara mereka dan berupaya mencari solusi untuk masalah ini,dan tampaknya jawaban nenek Ma itu memberi angin segar bagi para kerabat yang semula takut akan juga kena imbas nasib buruk itu.
  “bukankah ini kabar baik kakak!kurasa pernikahan ini bisa tetap kita langsungkan,anak ketiga itu  pasti akan segera lahir di tahun ketiga pernikahan mereka,syukur-syukur bisa didapatkan lebih cepat!”sebuah ucapan ringan datang dari seorang bibi namun seperti belati berbalur racun yang menambah luka batin jae in yang sebenarnya masih sangat asing dengan tempatnya berada sekarang.kedua orangtua tian kuo yang tidak suka calon menantunya direndahkan seperti itupun segera mendampratnya. 
“Sebenarnya apa salahku,oppa?kenapa semua ini aku harus terjadi padaku,dan kenapa anak itu yang harus jadi penentu semua bagi kita” isak jae in namun berkeras tak mau ditenangkan tian kuo.

sennik_plakac
“Mungkin ini semua salahku..sebenarnya sejak kecil aku adalah orang yang paling tidak percaya dan selalu menentang semua yang dia katakan,mungkin sekarang dia dendam padaku karena aku selalu mengatakan tidak ada yang bagus dengan kemampuannya itu,karena toh dilakukan atau tidak kenyataannya semua yang dikatakannya selalu berakhir buruk saat kau memilih untuk mempercayainya..” ucap tian kuo sambil mengenang beberapa kejadian yang terjadi di masa silamnya.
  “seperti saat kelas enam SD aku dicegah untuk ikut acara naik gunung yang diadakan pihak sekolah,saat naik gunung itu hal buruk memang terjadi,aku terjatuh dari tebing bersama seorang temanku dan mengalami luka yang cukup parah, orang yang datang menjengukku  semuanya  meyalahkan sikap keras kepalaku itu namun aku justru tak pernah sedikitpun menyesali yang kulakukan itu terlebih saat sahabatku datang dengan tersenyum mengatakan mungkin hal yang lebih buruk bisa saja menimpanya jika tak ada yang memegang tangannya saat terperosok atau juga saat salah seorang jijie dari bibiku menghadapi situasi seperti kita,nenek Ma mengatakan tali perjodohannya dengan kekasihnya akan berakhir buruk,maka dengan berat hati diapun memutuskan kekasihnya namun yang terjadi selanjutnya dia malah mengalami depresi berkepanjangan sampai harus jadi langganan psikolog…   karena itulah aku lebih percaya saat sesuatu memang harus terjadi maka pasti akan terjadi tak peduli seseorang punya kemampuan untuk melihat hal itu …”

tumblr_lhbof44cwm1qah2fqo1_500
“Jadi aku takkan pernah peduli atau sedikitpun percaya nasib burukmu atau nasib baik anak itu…” Tian kuo lalu mendekat pada jae in yang berdiri tak jauh darinya dan masih saja larut dalam isakan yang sebenarnya juga melukai hatinya.dia berdiri didepan gadis itu dan menangkup pipi putih gadis itu yang basah di bawah terpaan cahaya bulan .
   ”Mianhae..aku tak bisa berjanji untuk semua yang kau pinta itu,tapi sebagai gantinya aku berjanji akan selalu menjaga li jae in dan melindungi keluarga kita dari apapun yang akan terjadi di masa depan,bersumpah tak akan pernah melepaskan tangannya meski hal paling buruk terjadi sampe maut memutus janji itu”
   Sebuah janji tegas terucap dari bibir tian kou,janji yang akhirnya memantapkan lagi jae in untuk bisa mengenakan baju pengantin merah  cantik sama seperti yang pernah ibunya kenakan.Tepat di hari pernikahannya jae in benar-benar menjadi pengantin china yang sangat cantik dan banyak mendapat pujian oleh para tamu yang hadir

f17980961acb930d68ec19ce091a763a  
.
  Namun memasuki usia pernikahan setahun mereka,ucapan nenek Ma seolah terbukti,Tanpa ada sebab yang jelas perlahan namun pasti perusahaan yang bergerak di bidang perbankan milik keluarga tian kuo mengalami kemunduran,saham milik mereka anjlok dan ditambah rekan bisnis yang tak hanya meninggalkan tapi juga mengkhianati dengan menjalin kerjasama dengan lawan bisnis untuk makin menumbangkan perusahaan itu,tekanan yang begitu kuat membuat ayah tian kuo terkena serangan jantung hingga mengalami koma selama empat hari hingga akhirnya meninggal.
  “Mianhae,jeongmal mianhae!mungkin ini seharusnya tidak boleh terjadi”  tangis jae in di hari pemakaman ayah mertua yang selama ini begitu baik padanya.Sejak berita kematian itu sampai ke telinganya yang semula memang sengaja ditutupi darinya mengingat kondisinya yang baru melahirkan dua hari lalu sampai upacara pemakaman itu selesai,airmata sepertinya tak henti turun dari mata beningnya.Semula dia mengira kelahiran cucu pertama keluarga itu akan memberi dampak positif bagi kesembuhan  ayahnya namun ternyata itu tak terbukti.
  “sayang,ku mohon berhentilah menangis,ingat han!dia bisa sakit jika ibunya terus begini”
“bagaimana ini?bagaimana jika ini karena aku!Aku harus bagaimana oppa?” isaknya penuh penyesalan.
  “berhentilah berpikir seperti itu,jae in ..” khawatir dengan kondisi menantunya,ibu Tian kuo yang tadinya ingin beristirahat usai upacara berusaha ikut menenangkan jae in.
   ”…Ayah Tian kuo sudah sejak lama punya riwayat penyakit jantung dan setahun ini tampak baik-baik saja,mungkin ini berkat kehadiranmu juga calon cucunya.Jadi apapun yang terjadi sekarang,jangan pernah berpikir sedikitpun ini karena kehadiranmu ,percayailah ini memang takdir yang harus terjadi” dengan tulus ibu Tian kuo menggenggam tangan jae in yang masih saja menangis.

life-love-photo-photography-Favim.com-628457
.
.
.
  “cabang perusahaan telekomunikasi kita di Kanada baru saja ditinggalkan pimpinannya,jadi ambil alihlah..” ucap nyonya xiao pada putranya yang sengaja dipanggil ke ruang kerja mendiang ayahnya.Tian kuo tentu saja terkejut oleh pinta ibunya itu mengingat baru sebulan ayahnya meninggal,dan itu juga artinya dia harus menetap disana.
  Melihat perubahan di wajah anaknya,nyonya xiao lalu melanjutkan.”..kurasa keadaan disini sangat mempengaruhi pikiran jae in dan itu bisa berakibat buruk bagi perkembangan han,jadi pindahlah kesana dan bawa mereka bersamamu.”
“Tapi ibu..” jika dia pindah,itu berarti dia harus meninggalkan ibunya sendiri di china.
Seolah tahu yang putranya pikirkan,nyonya xiao-pun tersenyum.
”keadaan mungkin berubah dari yang dulu,tapi kita tak benar-benar jatuh miskin,sekarang aku mengerti kenapa ayahmu harus memisah saham kepemilikan kita dan malah menanamkannya di banyak perusahaan yang bukan miliknya ,tak ada yang perlu kau khawatirkan disini,ibumu belum terlalu tua untuk kau jaga sepanjang waktu!”
   Setelah memikirkannya matang-matang,Tian kuopun setuju dan setelah semua persiapan lengkap dan memastikan hangeng sudah masuk usia yang diizinkan untuk ikut penerbangan,hari itu juga mereka berangkat.

Favim.com-32572
  “Aku tahu kau masih sangat muda,jae in,tapi sekarang kau adalah seorang istri dan ibu,kau harus kuat untuk menghadapi dunia ini” pesan nyonya xiao sebelum mereka berpisah.
   empat tahun lamanya mereka tinggal di negara berlambang daun maple itu,bahkan anak kedua mereka lahir di negara itu dan diberi nama yang sesuai dengan di lingkungan sana.Masalah kembali datang ketika pembaharuan regulasi oleh pemerintahan setempat disana mengharuskan posisinya tergeser dari perusahaannya sendiri.
   “Tak apa-apa,aku juga sudah bosan mengurusi perusahaan itu,lagipula aku juga ingin mencoba sesuatu yang baru.Bukankah sudah lama sekali kita tidak bertemu dengan kakakmu,sayang! bagaimana jika sekarang kita ke korea” ucap Tian kuo dengan ringannya.
.
.
.
   Jae in benar-benar tak percaya apa yang dikatakan dokter barusan,semula niatannya cuma ingin berobat dan mencari tahu penyebab kenapa akhir-akhir ini dia cepat sekali merasa lelah lalu diikuti rasa pusing dan mual,dan justru sangat parah terjadi di pagi hari.Meski semula dia seperti bisa menebak apa yang terjadi padanya,dia memilih untuk tidak mempercayai tebakannya itu.
“Tidak ada  yang perlu dikhawatirkan nyonya,anda cukup harus menjaga kondisi anda dan minum vitamin yang saya berikan,dan juga selamat anda hamil lima minggu” ucap dokter itu.
    Saat jae in hendak meninggalkan ruang praktek dokter,mendadak dia berbalik menuju meja dokter itu.
  “Dokter!saya ingin menggugurkannya…” ucap Jae in yang sepertinya membuat dokter wanita itu sedikit terkejut.”…saya sudah memiliki dua anak dan anak kedua saya baru berumur sebelas bulan,jadi saya tidak siap untuk memilikinya,apa dokter bisa memberikan rekomendasi.” ucap jae in meski ada getar takut saat dia mengucapkannya.
  Menyimak ekspresi dan semua gerak tubuh pasiennya,dokter itupun tersenyum tipis.”Kalo begitu lebih baik anda diskusikan ini terlebih dahulu dengan suami anda dan datanglah besok dengannya,dan saya pasti akan memberikan rekomendasi pada anda.
  Sepanjang jalan pulang Jae in melangkah dengan penuh kebimbangan,sepanjang hidupnya dia bahkan takut untuk membunuh seekor serangga tapi tadi entah kenapa ada dorongan kuat dibenaknya untuk melenyapkan calon bayi yang baru satu bulan lebih hadir di dalam didirinya.Sejenak dia mengelus perutnya yang masih rata dan tersembunyi dress flowery selututnya,namun saat ingat kembali semua kata-kata menyakitkan itu dia tiba-tiba mencengkeram perutnya sendiri,tak peduli rasa sakit itu juga dia rasakan sendiri.
  “Kenapa kau harus datang sekarang,kenapa kau harus datang padaku padahal aku sudah cukup bahagia tanpa perlu kehadiranmu,kenapa kau tidak datang saja pada wanita yang lebih menginginkanmu!” ucapnya marah sekaligus sedih.
  “Selamat datang,chagi-ya” sebuah sapaan datang begitu dia membuka pintu apartemen yang menjadi tempat tinggalnya di korea empat bulan ini.Sebenarnya dia bisa tinggal bersama dengan unnie-nya di rumah peninggalan orangtua mereka namun mereka lebih memilih tinggal apartemen karena merasa sudah punya keluarga masing-masing.
  “Yeobo! kenapa kamu dirumah?bukannya kau sedang kerja?” tanya jae in mendapati suaminya tengah memasak di dapur walau dia sendiri tidak tahu apa tepatnya pekerjaan suaminya itu selama disini.
“Iya,tadi aku menelepon ke rumah tapi tak ada yang mengangkat jadi aku menghubungi Hae in noona ,katanya kau ke dokter dan hangeng dan henry dititipkan disana jadi kususul mereka.” kepala Jae in berputar mencari keberadaan dua putra kecilnya.
  “Mereka sedang bermain dikamar bersama mino dikamar.Duduklah dulu,kau pasti capek” ucap tian kuo,kalo kondisinya tidak sedang moody begini dia pasti akan membantu suaminya yang masih sibuk memasak.diapun melangkah masuk ke kamar dan mendapati tiga anak kecil sedang sibuk bermain,anak pertamanya tampak asyik `membangun sebuah kastil dari balok kayu warna-warni namun tak lama kastil itu berdiri megah karena henry yang tadinya sedang bermain mobil-mobilan bersama mino merangkak mendekat dan seketika menghancurkan hasil karya gege-nya.
  “Henly,kau tidak boleh begitu!” ucap hangeng.
Jae in segera mengangkat Henry yang malah tampak kesenangan mengobrak-abrik mainan gege-nya.”Henry,kau tak boleh nakal,jangan suka mengganggu kakakmu dan bermainlah dengan Mino”
  Jae in memdudukkan kembali henry didekat Mino,anak dari unnie-nya yang cuma berpaut satu bulan lebih muda dari Henry itu tampak tenang bermain dengan mobil-mobilan merah,bertolak belakang dengan Henry yang sangat hiperaktif.
“Mama sudah pulang!” ucap riang hangeng yang baru berusia empat setengah tahun itu.”mama pelgi kemana tadi?”
“Mama ada perlu sebentar tadi” ucap Jae in sambil mengelus kepala putranya.
 Benar,kasihan han jika harus punya adik lagi,nanti dia bisa kerepotan jadi gege
Jae in sedang mencari segala macam pembenaran untuk keputusan yang belum mantap dia ambil.
“Chagi,makan siangnya sudah siap,makanlah dulu”  Tian kuo muncul didepan pintu kamar.
  “Jadi sekarang apa kau sudah baikan,apa kata dokter,chagi?” tanya Tian kuo yang sibuk menyuapi Henry dan Mino makanan bayi.
  Sejujurnya Jae in patut bersyukur memiliki suaminya,salah satu dari banyak alasannya adalah dia tak pernah canggung berbagi pekerjaan rumah tangga ataupun dalam hal mengurus anak,apa yang dia bisa kerjakan mampu juga dikerjakan suaminya,terbukti dari rasa pasta lezat yang dibuatnya,yang dengan lahap dia santap bersama hangeng sementara suaminya dengan sabar menyuapi henry dan juga keponakannya meski henry selalu tak pernah mau diam dalam segala situasi.
“ehm..ya,semua baik-baik saja,aku cuma sedikit kecapekan” jawabnya mencoba menyembunyikan rasa gugupnya.
“Oh,syukurlah kalo begitu” ucapnya,saat hendak menyuapi henry lagi,bocah kecil itu malah menyemprotkan kembali makanannya ke arah ayahnya.
  ”Ya!kenapa kau bisa senakal ini,sebenarnya kau ini turunan siapa?kalo sudah kenyang,apa kau tidak bisa cukup gelengkan kepala seperti Mino,hah?”seru Tian kuo,bukannya menangis,namja kecil malah tertawa kesenangan melihat ayahnya kesal karena ulahnya membuat kotor wajah dan bajunya.
  “lebih baik oppa segera mandi dan ganti baju,biar ini aku yang urus” ucap Jae in yang menyelesaikan makan siangnya dengan cepat dan segera menghampiri mereka.
  Sehabis mandi Tian kuo mendapati ketiga namja kecil itu sudah tertidur diatas kasur lipat di ruang tengah apartemen sementara istrinya tampak baru selesai mencuci piring dan sedang sibuk mengelap dan meletakkannya dirak piring.
“Oppa! aku mau bicara sebentar!'”pinta Jae in begitu melihat suaminya sudah selesai mandi dan tampak segar dengan baju kasualnya.
  Tian kuo yang sudah duduk di meja dapur sedikit bingung saat istrinya menyerahkan lembaran surat padanya.
“Aku hamil,oppa!aku tak tahu kenapa ini bisa terjadi?”ucapnya saat Tian kuo belum selesai membaca, sedikit terkesan menuduh ini akibat kelalaian suaminya.
“aku tahu kita memang tidak merencanakannya tapi  bukankah ini kabar gembira sayang” kegembiraan tak bisa disembunyikan dari wajah Tian kuo,sebenarnya dia juga pernah mengatakan ingin sekali punya banyak anak karena dia pernah merasakan betapa kesepiannya hidup sebagai anak tunggal tapi itu justru membuat Jae in menjadi muram.
“..tapi aku tak bisa oppa…usianya baru satu bulan jadi rasanya tak apa-apa jika aku menggugurkannya’kan!?”ucapan Jae in seketika membuat Tian kuo membeku.
“Ap..pa?! apa ini karena kata-kata nenek Ma yang bahkan sudah meninggal itu?” tanyanya dan jae in cuma bisa tertunduk diam seolah membenarkan sangkaan suaminya.
“Bukankah kita sudah berjanji apapun yang terjadi,kalopun itu mirip yang dia katakan,kita takkan pernah mempercayai itu.”
“……Tapi aku tetap tak bisa ..”ucapnya lirih.Tian kuopun meraih tangan istrinya.
“Aku sadar semua proses ini tak pernah mudah bagimu dan aku tak bisa sepenuhnya ikut merasakannya bersamamu tapi aku pasti akan selalu ada untuk menjaga dan membantumu,jadi ku mohon sayang!pertahankanlah dia”
“..sekarang aku merasa justru merasa oppalah yang lebih mempercayai kata-kata  nenek Ma…bahwa pembawa nasib baik itu akhirnya datang” tuduhnya
“Jae in,kumohon jangan begini!” pinta Tian kuo tak ingin memulai pertengkaran.
“..Tapi bukankah kita sudah punya dua putra oppa,bukankah itu sudah lebih dari cukup,lagipula ini juga cuma masih segumpal daging!”
“…saat dia memang sudah hadir, bagiku dia tak ada bedanya dengan dua anak kita yang lain” Tian kuo menatap dua putranya yang terlelap,tersenyum tipis melihat Henry yang berada ditengah sedang  merangkul gegenya.
“aku yakin kau takkan pernah setega itu,Jae in”
.
.
.
“Bukankah kalian belum punya seorang putri,siapa yang tahu’kan kalo Tuhan sedang memberikanmu sekarang,di keluarga kitapun juga tidak ada anak perempuan,jadi tak ada alasan kalo kau tak menginginkannya,” ucap Hae in.
  Semula sebagai sesama wanita,apalagi dia juga pernah merasakan masa-masa sulit yang lebih dari dirinya karena dia baru memiliki anak setelah enam tahun menikah,itupun dia harus bedrest total selama kehamilan dan bahkan divonis sulit untuk mendapatkan anak lagi,Juga sebagai unnienya dia akan lebih mengerti dan berpihak pada keadaannya.
“Aku pasti akan sangat senang sekali jika aku bisa sepertimu lagi,jae in-ah,saat Mino datang rasanya seribu kebaikan juga ikutserta dibawanya untukku” kenang Unnie-nya penuh senyum.
   Akupun juga akan sangat senang,unnie,tapi sebaliknya jika seandainya dia tidak memilihku,batin Jae in ,yang tak berani diutarakannya.
Namun rasa benci itu sepertinya lebih mendominasi batinnya sehingga dia putuskan untuk pergi ke rumah sakit sendirian untuk menjalankan niatannya.
“Akan ku..buktikan..bahwa kau tak berarti apa-apa bagi kami” ucapnya meremas tangannya sendiri.
Baru saja dia melangkahkan kaki di bagian kebidanan rumah sakit itu,dia dihadapkan pada sebuah drama dimana ada seorang wanita muda tengah menangis hebat.
“A..ku..tak mau..ku mohon jangan lakukan ini!” ucapnya dalam tangis pada seseorang namja yang mungkin suaminya dan perawat yng coba menenangkannya.
“Tapi kesehatanmu tidak memungkinkanmu untuk memilikinya sekarang,chagi-ya,aku janji kita akan memilikinya lagi nanti”
“Andwee!kata nanti berarti tidak untuknya,yeobo,dia sama berhaknya denganku untuk hidup,hanya karena kalian tak bisa melihatnya dan dia tak bisa mengungkapkan inginnya sendiri,kalian tak boleh memutuskan hal sekejam ini untuknya,ku mohon!jangan jadikan aku ibu yang jahat, aku akan menyusulnya jika kalian terus memaksanya pergi.” tangis yeoja itu.
Jae in cuma bisa berdiri mematung melihat adegan pilu itu namun entah kenapa setiap kata itu seperti tertuju juga untuk dirinya yang membuat naluri keibuannya terusik dan akhirnya memutuskan memutar langkah pulang.
  Dan meski akhirnya Jae in mengambil keputusan untuk mempertahankan janinnya bukan berarti dia jadi bisa menerima dengan senang hati kehadiran anak ketiganya itu.Dia bahkan cenderung cuek dalam menjaga kondisi kehamilannya.Tak ada makanan yang dikhususkan yang dia makan,dia bahkan sering absen untuk minum vitamin juga susu,semua dia lakukan cuma saat dalam pengawasan suaminya yang tak setiap saat bersamanya.Bahkan dia sangat malas untuk sekedar memeriksakan kondisinya ke dokter.Hingga kehamilan ke bulan ketujuhnya jadwal berkunjungnya ke dokter bahkan bisa dihitung dengan jari,untungnya selama itu pula dokter mengatakan kondisinya selalu baik.
“Unnie!apa sudah dipastikan dia lahir kapan?” Saat memeriksakan diri kebetulan Jae in bertemu dengan ibu muda lain yang juga sedang menunggu diperiksa,Mereka sering bertemu setiap kali periksa.Meski intensitasnya tak sangat sering karena minimnya jae in memeriksakan diri,yeoja itu tak canggung mengakrabkan diri dengannya,berbeda dengan dirinya yeoja itu tampak antusias dengan kehamilannya meski jae in  mendapati aura pucat selalu menghiasi wajahnya,itu sama sekali tak mengurangi senyuman bahagia dibibirnya,dan yeoja itu mungkin tak tahu jika dirinyalah yang jadi alasan bagi Jae in urung membunuh bayinya.
“Uhm,kira-kira bulan april” jawabnya.
“Jjinja? anak ini juga diperkirakan lahir dibulan itu”ucapnya dengan senyum yang tak juga hilang sambil mengelus perut besarnya dengan penuh kasih sayang.”Apa unnie sudah tahu apa jenis kelaminnya?…atau diputuskan untuk jadi kejutan nanti?” 
  “Kurasa dia seorang yeoja”Jawabnya setengah tak yakin,tapi dia ingin mempercayai semua orang sekitarnya katakan bahwa dirinya sedang mengandung yeoja yang sangat cantik dan berkeras dirinya tak perlu melakukan USG.
   “Kau tahu?anak ini mungkin akan sangat beruntung,jika dia lahir nanti dia akan punya tiga oppa yang siap melindunginya dan kita takkan pernah bosan mendandani seperti seorang princess,seperti yang selau kita impikan jika kita punya anak perempuan”   Jae in teringat salah satu dari banyak kata-kata penyemangat dari unnie-nya
”Lalu apa kau juga sudah tahu jenis kelamin aegya-mu ini?” tanya Jae in ikut mengelus baby tummy yeoja itu.
  “Kalo itu akan jadi kejutan untukku,Unnie.Bagiku tak masalah dia namja atau yeoja,aku cuma berharap bisa jadi ibu yang baik untuknya dan bisa selalu menjaganya.Aku berharap di masa depannya dia akan bertemu dengan orang dan hal-hal baik untuknya!” Tangan yeoja itu giliran menyentuh perut besar Jae in.”.. seperti bisa berteman baik dengan anak ini mungkin…”
  “Nyonya hwang soo yi!” panggil perawat rumah sakit.
  “Ne!” jawab yeoja disampingnya itu lalu perlahan bangun.” unnie,aku duluan ya,sampe jumpa aegya cantik” pamitnya.
.
.
.
  Rasanya semua menjadi sangat benar bagi Jae in,bahwa dirinya memang hidup dengan ketidakberuntungan,harapannya untuk memiliki seorang putri tak terwujud dan yang terlahir justru bayi laki-laki sehat meski ibunya sangat tak perhatian padanya dan makin parah saat dirinya lahir tidak sesuai harapan ibunya.
“Aku tak mau,bukan aku yang sangat menginginkannya dilahirkan.” ucap Jae in ketus saat perawat membawa bayinya untuk dia susui setelah beberapa jam dilahirkan.Melihat itu Tian kuo sadar lebih kepada siapa ucapan itu ditujukan.
  sebenarnya selama ini mungkin justru dirilah yang harus banyak berkorban,dia harus mengatur waktunya antara bekerja dan mengawasi istrinya selama hamil,belum lagi kata sindiran yang keluar dari istrinya kepadanya setiap kali moodnya memburuk  selama ini,dan puncaknya dia juga harus mengalami siksa fisik dan sumpah serapah selama proses persalinan,namun meski begitu dia bersyukur anak ketiganya bisa lahir selamat dan sehat.
    Tian kuopun segera mengambilalihnya dari tangan perawat.” sementara ini ikut ayah dulu ya,Lu han.mama masih sangat lelah untuk menggendongmu sekarang”
“Jadi namanya luhan,tuan?” tanya perawat.
“Ne”
  “nama yang bagus,kalo boleh tau apa artinya? ” tanyanya lagi, penasaran karena namanya tak memakai bahasa korea.
  “Rusa kecil yang datang dikala fajar,kuharap nanti dia akan jadi seorang selalu penuh semangat dalam hidupnya apapun yang terjadi dan pemberi harapan seperti halnya fajar waktu dimana dia dilahirkan”
  Meski Luhan lahir dengan memutus harapan semua orang,tapi dia tetap disambut gembira oleh seluruh keluarga kecuali dua orang,benar! ada seorang lagi yang tidak suka atas kehadirannya,orang itu adalah kakaknya sendiri.
   Berbeda dengan hangeng yang sangat senang dengan adik keduanya dan bahkan dia sangat membantu ayahnya dalam merawat  Luhan.Henry justru menganggap Luhan adalah pesaing baginya dalam mendapat kasih sayang, bahkan dia seperti ingin memonopoli ibunya untuknya sendiri.Disaat jae in merasa iba melihat suaminya yang tampak kelelahan dan ingin menggantikannya sebentar,karena biar bagaimanapun dia bukan seorang yeoja yang sekejam itu,pasti akan selalu ada henry yang selalu menghalanginya.
  “Andwe,luhan bukan anak mama,dia anak ayah,bial luhan cama ayah caja” ucap henry yang baru dua tahun tapi sudah fasih bicara saat dia ingin menggendong Luhan.Dan jika keinginannya tak dituruti luhanlah yang jadi sasaran kekesalannya dengan berusaha mencubitnya.Maka semakin minim pula interaksi terjadi antara ibu dan anak itu.

6-horz


01
  Namun kecemburuan Henry itu tak bertahan lama,saat dirinya kesepian karena teman bermainnya selama ini sekarang lebih senang menemani gege  dan adiknya saat ibu Mino giliran menjaga Luhan sementara ayahnya bekerja,akhirnya mau tak mau dia juga ikut bergabung bersama mereka dan perlahan nalurinya sebagai seorang kakak muncul dan diapun jadi ikut sayang pada adiknya itu.
“mama!lu han itu cangat lucu,dia cuka cekali telcenyum dan teltawa” ucapnya pada ibunya.
“Benarkah?”
“Em” angguknya senang.
  Merasa Luhan telah cukup diterima seluruh anggota  keluarga,terlebih juga meski tak mendapat asupan ASI darinya ternyata anaknya bisa bertahan,dia mungkin akan tertahan dengan ketidakpeduliannya sangat lama sampai terjadi peristiwa buruk di suatu pagi yang mengubah semua perasaannya.
  Pagi itu Jae in  terlambat bangun karena semalaman tak bisa tidur mendengar suara tangis luhan yang tumben sangat rewel.ingin sekali mendatanginya dan membantu suaminya yang sedang mencoba menenangkannya namun henry tak pernah mau lepas darinya.Pukul tiga pagi Luhan kembali menangis saat semuanya begitu terlelapnya tidur ,segera saja dia mendatangi  dan menggendongnya sebelum tian kuo yang sepertinya juga sangat kelelahan terbangun.
  Sebentar saja di gendongannya bayi kecil itu bisa kembali terlelap,namun dia memutuskan untuk terus menggendong selama hampir satu jam.
“Sampai kapan kau akan biarkan Jae in terus seperti ini?” suara unnienya terdengar saat dia sedang menuju dapur.Selama ini dialah yang paling keras menentang sikap Jae in
“noona tau’kan apa yang terjadi padanya selama ini,kita tak bisa begitu saja memaksakan kenyataan ini padanya,aku cuma harus sedikit bersabar dengan sikapnya saat ini,karena toh dialah yang selama ini membesarkan kedua putraku yang lain,jadi mungkin sekarang adalah giliranku..”
“..tapi akan sampe kapan? aku khawatir dengan keadaan Luhan dan juga dirimu..lebih baik kau bawa saja Luhan ke beijing,bukan aku tak ingin lagi membantumu,tapi kurasa dia akan lebih baik disana,akan lebih banyak orang membantumu merawatnya dan lebih menyayanginya” nasehat unnie –nya,yang seketika membuat Jae in shock.
“Aku tak bisa,noona..biar bagaimanapun dia adalah ibunya,tadi malam aku lihat dia mau menggendongnya,jadi aku  yakin cepat atau lambat dia pasti akan menerima Luhan..”
  Mendengar semua percakapan itu membuat mata jae in mengembun.Diapun segera melangkah pergi sebelum ketahuan menguping,dia hendak mencari keberadaan henry yang dia pastikan sedang dikamar Luhan bersama Mino,namun mendadak dia mendengar tangisannya,diapun segera mendatanginya dan dia mendapati henry dan mino yang kompak menangis
  “Mama,luhan tidul tak mau bangun-bangun,tadi aku kacih cucu lalu batuk-batuk lalu tidul” terangnya sambil menangis dan benar saja Jae in mendapati Luhan yang diam tak bergerak,ketakutan menyergapnya melihat wajah bayinya makin pucat membiru.
  “Luhan,kamu kenapa nak,ini mama,buka matamu,sayang” tangan jae in bergetar hebat saat mendapati tak mendapati sedikitpun nafas halus dari hidungnya.Air mata segera cepat turun kepipinya.dia segera mencoba memberi pertolongan pertama yang dia tahu namun tak juga berhasil menghadirkan reaksi apapun dari Luhan. ”yeobo…OPPA!OPPA!!!” teriaknya panik.
Dengan cepat suaminya datang disusul unnie-nya,belum sempat dia bertanya ada apa,dia sama terkejutnya melihat kondisi Luhan.Dengan cepat dia meraih tubuh kecil itu,sambil mendekapnya didada dia berlari keluar apartemen,tak peduli dia cuma masih memakai kaos oblong dan bawahan piyama,bahkan dia lupa untuk sekedar memakai alas kakinya menuju rumah sakit yang untungnya tak jauh dari kompleks apartemennya.
.
.
  “Mama!ada apa? kenapa henry,mino,dan luhan tak ada? kenapa mama menangis?” tanya hangeng yang baru pulang dari taman kanak-kanaknya dan menemukan ibunya duduk sendirian dan tampak bingung di sofa ruang tamu.Satu jam berlalu,belum ada satupun telepon tentang kabar yang sangat dia tunggu-tunggu,berharap itu sebuah pertanda baik.  
  Tadi begitu suaminya pergi,unnie-nya segera menyusul dengan membawa serta mino dan henry,tak ada sepatah katapun yang unnie-nya ucapkan padanya namun sebelum pergi dia  sempat memberi tatapan menakutkan yang belum pernah dia lihat selama ini. 
  “Mama jangan menangis” ucap namja kecil itu mencoba menghapus airmata yang terus membanjiri pipi ibunya.Saat hangeng menghibur dengan memeluknya,tangis jae in justru kembali pecah dan menghebat menumpahkan segala perasaan yang bercampuraduk.
   “Mama,ayo kita pergi cari mereka  biar mama tak sedih lagi” bujuknya,yang sudah rapi setelah berganti baju sendiri.dia bahkan membantu jae in yang masih tampak berantakan bersiap.
"Mama!kenapa kesini? siapa yang sakit? apa luhan sakit?” tanya hangeng  menebak saat mereka hendak melangkah masuk ke dalam rumah sakit,dia tahu kalo adiknya itu memang beberapa hari ini kesehatannya menurun.Namun jae in cuma bisa mengangguk lemah.Saat Jae in hendak masuk,langkah hangeng masih saja terhenti.
“ ada apa?ah! tali sepatu Han gege kendur ya?” Jae in segera berjongkok untuk mengencangkan tali sepatu anak sulungnya itu yang tadi memakainya sendiri,mengira itu alasannya tak mau berjalan.
“Bukan itu,mama!” alis Jae in mengernyit tak mengerti maksud hangeng.”Mama!..mama mau’kan janji sama Han?janji kalo nanti Lu pulang dari sini,mama bakal sayang juga sama dia kayak mama sayang aku dan Henry” pinta anak lima setengah tahun itu penuh kesungguhan.Sedih dan haru kembali melingkupi Jae in,sambil berusaha menahan tangisnya,Jae in mengangguk pasti.
“Iya,mama janji!”
.
.
“untuk apa kau kesini?” sebuah pertanyaan bernada ketus dari unnie-nya menyambutnya saat dia masuk bangsal UGD mencari keberadaan keluarganya.
“Aku ingin tahu keadaan luhan,unnie,dia baik-baik saja’kan?”
“Apa kau puas sekarang? setelah semua ini terjadi?” Jae in tahu kalo unnie-nya itu sedang memojokkannya.
“memang unnie tahu apa? apa unnie tahu apa yang kurasakan? bertahun-tahun ini seperti mimpi buruk yang selalu menghantuiku..dan memang benar aku pernah berharap untuk melenyapkan anak itu….” sungguh Jae in ingin sekali menjelaskan semuanya kepada kakaknya itu tapi sebuah tamparan keras menghentikannya.
“Benar,aku memang tak tahu seperti juga kau tak tahu apa yang ku rasakan selama ini,apa kau tahu saat pertama kali kau mengabarkan kehamilanmu aku berusaha kuat untuk tidak menangis disaat adikku sedang berbahagia,mencoba untuk tidak sedikitpun berpikir ini sebuah ketidakadilan Tuhan bagiku,bahkan rasanya aku hampir hancur saat tahu kau hamil Henry”.
Tampaknya kakak beradik itu tak peduli pertengkaran mereka seolah menjadi drama yang jadi tontonan orang yang lewat disekitaran mereka,beruntung anak-anak mereka tak perlu menyaksikannya karena sudah dibawa pergi suami Hae in yang juga menyusul mereka ke rumah sakit.
“Aku tahu kau punya masalah yang tidak ringan dan siapa di dunia ini yang tak punya masalah?..tapi kau tahu apa yang membedakanmu denganku..meski kau telah menjadi  ibu,kau hanya orang yang lemah,merasa yang paling menderita dan cuma terpaku pada orang-orang yang menyakitimu tanpa pernah mau peduli ada tangan yang senantiasa menggenggam dan menguatkanmu…Dan anak itu..luhan..apa dia terlihat seperti musuh yang menakutkan bagimu,tak bisakah kau berpikir dipihaknya,bahwa dia juga pasti takkan pernah suka dianggap pembawa nasib baik di atas nasib buruk ibunya..tak bisakah kau menganggap dia juga bagian dari dirimu,tak bisakah kau lihat kesungguhannya untuk bertahan selama ini menghadapi kebencian ibunya sendiri”
  Kali ini Jae in cuma bisa diam,tak mampu membantah satupun kata dari unnie-nya.
   “Luhan itu benar-benar kuat,aku bersyukur dia lahir tak sesuai harapan kita karena pasti akan lebih sulit baginya melewati ini dan akan kupastikan ini yang terakhir untuknya ..…Luhan akan aku daftarkan jadi anak adopsi..takkan ada lagi musuh bagimu dan juga nasib baik bagi keluarga xiao,jangan khawatir aku akan pastikan dia mendapatkan keluarga yang lebih baik sehingga kau tak perlu lagi melihatnya lagi ”.Lutut Jae in lemas seketika mendengar itu.
“Tidak!! kumohon jangan lakukan unnie,aku memang bersalah,tolong jangan ambil dia dariku,semua kesalahanku ini aku pasti  akan berusaha menebusnya seumur hidupku”. Jae in yang sudah terduduk dilantai rumah sakit yang diyakini penuh kuman berbahaya sampe merendahkan kepalanya ke lantai,memohon.
“Chagi-ya! angkat kepalamu,lantai ini kotor,nanti kau bisa ikut sakit dan aku bisa tambah repot” suara yang sangat Jae in kenal,lembut menyapanya.Saat dia mengangkat kepalanya dia mendapati suaminya sudah ada dihadapannya bahkan luhan juga ada digendongannya.
“Oppa!luhan?dia baik-baik saja’kan?” tanyanya sambil melihat luhan,dia tampak tertidur tenang,wajahnya tak tampak lagi membiru seperti terakhir dia melihatnya tadi pagi,hanya saja jarum infus harus menempel di tangan mungilnya.
“Bangunlah!sekarang dia sudah tidak apa-apa,beruntung kita tak terlambat dan cairan belum masuk ke paru-parunya,saat bangun dia malah benar-benar tak mau dibaringkan diranjangnya,jadi aku harus terus menggendongnya gini” terang tian kuo,wajah panik penuh ketakutan suaminya tadi juga telah sirna.
“Jangan sedih,kejadian ini adalah kesalahan kita bersama..”
“…Tapi kau takkan menyerahkannya pada orang lain’kan,oppa?..kumohon maafkan aku,aku sangat menyesal..”
  Semula Tian kuo tak mengerti semua yang dikatakan istrinya namun saat melirik Hae in,dia segera mengerti ini ada hubungannya dengan pembicaraan mereka bertiga termasuk suami hae in tadi tentang kelanjutan nasib luhan,termasuk pilihan penyerahan adopsi yang tentu saja tegas dia tolak.
“..lalu apa berarti sekarang kau mau menerimanya seperti hangeng dan henry..”
Jae in mengangguk.Tian kuo menoleh Hae in untuk meyakinkan bahwa semua kekalutan yang terjadi dikeluarganya sepertinya telah berakhir sehingga tak perlu lagi solusi yang kakak iparnya tawarkan dilakukan
“Kalo begitu kau harus janji padaku kau akan lebih mempercayainya,mempercayainya sebagai anakmu sendiri lebih dari siapapun” hae in memberikan sebuah syarat dan menahan Jae in untuk mengambilalih gendongan luhan.
“iya,unnie,oppa,luhan,ibu janji”

Youll-be-his-first-kiss-his-first-love-his-first-friend.-You-are-his-mommy-and-he-is-your-whole-world.-He-is-your-little-boy 
.
.
.
.
“Dan begitulah semua terjadi padaku…” ucap luhan mengakhiri semua kisah hidupnya__enak banget y luhan cuma bilang gitu  -_-,pdhl yg cerita authora__
“Mianhae,hyung!aku tak tahu jika hyung punya kisah hidup seperti ini”ucapnya menutupi wajahnya dengan tissu tak mampu menahan rasa harunya seperti ikut merasakan semua yang terjadi pada baby luhan.__biar author nggak susah-susah jelasin,bayangin aja ekspresi mereka kayak waktu mereka nonton miracle in cell no.7 di showtime walau memang agak maksa sih :D__
“Kali ini kau tidak sedang berbohong’kan,Lu?” tanya chen tak mau lagi tertipu tapi tatapan tajam luhan segera membungkamnya.
“Kau pikir aku mau bercerita kalo bukan karena permainan bodoh ini?”
“Lalu inti dari seluruh biografimu ini adalah karena kau dianggap nasib baik atas nasib buruknya,ibumu jadi membencimu dan berharap kau tak lahir,tapi meskipun kau tak diinginkan,bisa-bisanya kau tetap hadir yang bikin ibunya makin kesel dan mau nyingkirin kamu,jadi untuk melindungimu semua orang bilang kalo kau akan lahir sebagai yeoja  tapi kali inipun tetap keras kepala dan malah milih lahir sebagai namja,ibumu jadi tambah amat sangat membencimu sekali bahkan nggak mau ngasih kamu ASI sampe bikin kamu hampir mati,tapi itu yang malah bikin ibumu jadi berbalik sikap” ucap Lay bisa-bisanya membuat rangkuman cerita,namun pemakaian kalimatnya membuat luhan ingin sekali menendang teman sekamarnya itu dari kamar mereka malam ini.
  “lay-ah,kau pikir ini pelajaran sejarahnya daran songsaengnim,pake dirangkum segala?” ucap chen.
“Aku cuma merasa janggal saja sama cerita ini,darimana Luhan bisa tahu cerita hidupnya yang masih bayi?” pertanyaan cerdas dari Lay yang selalu tampak lugu,namun justru tak dipedulikan teman-temannya.
“Lalu apa kau pernah menyesal terlahir sebagai namja bukan yeoja seperti harapan semua orang ?” chanyeol giliran bertanya 
“Apa itu perlu?bukan aku yang buat harapan itu dan buat aku jadi begini?”
“Lalu apa kau sendiri pernah merasa kalo kau adalah pembawa keberuntungan?” tanya kris.
  Sejenak luhan terdiam,berpikir.”Kalo menurut kalian sendiri gimana?”
“Bukankah selama ini dialah yang paling banyak nyiptain masalah buat kita” jawab lay paling dulu,sepertinya agak sakit hati pertanyaannya tadi dicuekin.Dan tak butuh waktu lama semua temannya langsung mengamini dan Luhanpun ikut tertawa,setuju,sampai kapanpun dia takkan pernah mau dianggap pembawa nasib baik kalo cuma untuk berdiri diatas nasib buruk orang lain.Tapi kemudian Luhan bangun dan mengabseni setiap kepala satu jitakan.
  ”Bukankah bagianku sudah selesai,sampe mana kalian mau kepoin kehidupan pribadiku.”
Jitakan itu membuat permainan dimulai lagi,namun sebelum itu Luhan hendak memakan satu potong ayam lagi,dia melihat ada seekor kecoa yang dengan berani bertengger diatas ayam gorengnya.
“Ya!chen!kenapa kau jorok sekali!sampe pelihara kecoa gini?” seru Luhan,padahal dia masih ingin menghabiskan ayam itu.Teman-temannyapun menoleh padanya,sementara Tao yang mendengar kata kecoa langsung terkesiap mundur.
  “mana ku tahu?ini sudah lewat tengah malam,mungkin dah waktunya mereka cari makan?” jawab si empunya kamar santai
  Seolah ingin mengejeknya.kecoa itu malah mendekat ke tangan Luhan,satu kesempatan bagus menurut Luhan sehingga dia bisa menangkapnya,namun radar kecoa itu mungkin sudah sangat canggih,dia langsung terbang menghindari sergapan Luhan.Sempat berkeliling diatas ruangan itu dia lalu memilih hinggap dihidung chanyeol.
Chanyeolpun segera pasang ancang-ancang hendak memukulnya seperti nyamuk,tapi kecoa itu tampaknya sudah teramat peka pada ancaman dan terbang lagi.Kali ini dia mengincar orang yang paling takut dengan kehadirannya dan menempel di hoodie tebal yang dia pake.
Tao yang paling takut kecoa dan sejak tadi gusar mencoba berlindung dibalik kris yang ada disampingnya,namun seolah kecoa itu bisa membaca ketakutannya dia malah mendekatinya dan membuat Tao histeris bukan main.
“AH,PERGI!!! PERGI..CEPAT SINGKIRKAN!” teriaknya histeris menggegerkan suasana hening dini hari itu.
Tak mau acara ilegal mereka itu ketahuan pihak pengawas dorm,kris segera mengambil tindakan dengan mencoba menangkapnya dengan tangan kosong seperti yang hendak Luhan lakukan tadi.
PLEK.
   tangan besar kris jatuh tepat  diatas kecoa itu sekaligus diatas dada Tao.Kecoa yang terus berusaha melepaskan diri membuat kris makin kuat menekan tangannya dan saat itulah dia merasakan hal yang sangat janggal dan segera menatap Tao yang dengan mata berair   juga menatapnya tak percaya.Seketika diapun melepaskan tangannya.
  Kecoa pembuat masalah itupun mencoba kembali terbang namun takdir hidupnya terputus oleh luhan yang sudah siap sedia dengan buku teks super tebal dan menggencet tubuhnya tanpa ampun.
  “Rasakan!siapa suruh berani berurusan dengan geng serigala!”
“Ya!bisa-bisanya kau gunakan bukuku….” protes chen tak terima bukunya jadi korban.Tapi mendadak mereka semua dikejutkan oleh suara ketukan keras dan cepat didepan pintu kamar chen.
  “Chen-ya!!buka pintunya,sedang apa kau didalam?””
“Sial ini gilirannya si Jongkook mengawasi dorm” tanpa perlu aba-aba mereka segera mencoba mengamankan diri masing-masing.Lampu kamar segera mereka matikan dan kris dengan cepat membekap mulut Tao dan merangkulnya erat sebelum dia kembali histeris karena suasana gelap yang seketika menyapanya.
“kumohon!tenanglah,ada aku disini” bisik kris disaat Tao mulai meronta-ronta.
“Chen-ya!!!” ketukan keras itu seperti ingin menghancurkan pintu itu.
Chen segera meraih gagang pintu setelah sebelumnya mengacak-acak rambutnya sendiri.
“Ada apa malam-malam begini songsaengnim?”Tanya chen membuka sedikit pintu kamarnya,sehingga cuma kepalanya yang terlihat sambil berakting menggosok-gosok matanya dan berusaha menguap seolah baru bangun tidur.
“Tadi kudengar keributan dari kamarmu!”
“Ah,jjinjayo?akhir-akhir ini saya memang sering bermimpi buruk,mianhe songsaengnim,sudah mengganggu istirahat anda”
“Kalo begitu biarkan aku masuk?akan kupastikan kalo kau memang tidak sedang berkumpul dengan gengmu itu” ucap joongkok memaksa masuk.
“Aniyo,songsaengnim,karena udaranya sedikit panas,aku sedang tidak pakai baju saat ini”chen berusaha keras menahan dorongan kuat gurunya,beruntung dibalik pintu Lay,chanyeol dan Luhan juga membantunya.
  ”kembalilah istirahat songsaengnim,anda harus banyak istirahat untuk persiapan mengawasi ujian sekolah sebentar lagi’kan” bujuk chen diantara aksi dorong-dorongan mereka sampe joongkokpun harus menyerah karena kalah kuat.
“Baik,kalo begitu biar kuperiksa kamar yang lain,kalo sampe kalian terbukti bersalah ,akan kupastikan kalian tidak akan bisa mengikuti ujian itu” ancamnya.
  Maka begitu guru itu berlalu,yang bisa mereka pastikan sedang mengambil kunci duplikat di ruang pengawas,dan setelah sesaat memastikan bahwa mereka memang tidak sedang  ditunggui,secepat mungkin mereka mencoba mencapai kamar masing-masing.Termasuk juga Kris yang menarik tangan Tao cepat menuju kamar mereka.
  Dini hari itu kris terbaring dengan tidak mematikan lampu kamarnya,sengaja karena dia berharap itu akan membuat debaran dadanya yang tak juga mau melambat sejak tadi tidak akan lebih terdengar di kegelapan oleh orang saling berpunggungan dengannya.
  Namun debaran jantung Taopun tak kalah cepat.Siapa sangka hal itu bisa terjadi,disaat dia sedang tak memakai pengikat dada sesuai saran baekhyun.dia yakin baju lapis tiga yang dipakai takkan bisa menutupinya saat Kris memegangnya tadi.Dia sadar kini  dia sedang dalam masalah besar.
“unnie,ohtokke?” bisiknya sedih
.
.
.
vi’s side     :
Huaaaaa sekarang giliran luhan juga mau ke luar,lalu gimana nasib para fangirl EXO-M dan xiuhan shipper kayakq gini,padahal kubaru nulis part-mu disini………padahal dah rencana mo kasih byk penjelasan tentang cerita di part ini tapi …ah sudahlah*lgi benr2 meresapi kesedihan T_T