I write my life

I write my life,my imajination,my world

Jumat, 18 Desember 2015

[FF] To the beautiful you 16


Disclaimer: Cerita dibawah ini hanya fiktif belaka.Apabila ada persamaan nama,tokoh,tempat,maklum saja namanya juga fanfiksi  :D



Pukul tujuh malam Kris akhirnya bisa menyelesaikan semua pekerjaan kasar yang harus dia selesaikan di hari itu,sisanya masih ada dua hari lagi dan lima hari lagi untuk pelajaran tambahan sebelum dia sepenuhnya menikmati liburannya.
Bukan pulang ke rumahnya,Kris lebih memilih mampir ke kamar asrama-nya.
“Benar! saat ini dia adalah namja,apapun yang terjadi!”.
Sebelum masuk,seperti biasa Kris merasa perlu merapalkan sebuah sugesti pada dirinya sendiri.Namun saat pintu terbuka dia justru tak mendapati orang yang menjadi sumber semua kekhawatiran dan kebingungannya.
Tadi siang dia melihat Tao yang sedang ikut kegiatan liburan ekskul Taekwondo.Tapi mungkinkah karena itu dia belum kembali,rasanya tidak mungkin jika dia kembali jadi korban pembullyan.Krispun memilih untuk menunggu sebentar di kamar itu.


“Ck,Kenapa aku jadi bersikap seperti bapak-bapak begini!” keluh Kris,bingung dengan yang sedang dia rasakan.
Usai mencuci muka,Kris penasaran soal keberadaan Ace.boneka alpaca-nya yang tidak ada di tempat tidurnya.Dia melongok ke kolong ranjang,bisa jadi terjatuh tapi ternyata tidak ada disana.Makin bertambahlah rasa penasarannya,diapun segera mencarinya ke semua sudut kamar hingga akhirnya menemukannya didalam lemari penyimpanan bersama dengan boneka panda.Namun ada yang aneh menurutnya melihat keadaan di dalam lemari yang mirip sebuah tempat persembunyian.Disana selain boneka,dia dapati ada selimut dan bantal.
“Aneh sekali! apa mungkin Tao tidur disini?” gumamnya.
Bertepatan dengan itu kebetulan Tao pulang.
“Hyung!”
“oh kau sudah pulang! aku cuma ingin mampir kesini” kris telah menutup lemari penyimpan dan langsung bersikap sewajar mungkin.
“apa kau baik-baik saja tinggal sendirian selama liburan ini?” Kris tiba-tiba bertanya saat Tao sudah selesai cuci muka dan ganti baju.
“eng…iya baik-baik saja.kenapa Hyung tanyakan itu?”
“bukan apa-apa.tidak usah kau pikirkan” balas Kris kemudian meskipun dia merasa ada yang sedang Tao sembunyikan.
Karena lagi-lagi terjebak dalam kecanggungan yang menjadikan suasana kamar hening,akhirnya Kris memutuskan pulang.Tapi sebelumnya dia meninggalkan bungkusan kue panda bikinan ibunya,sama juga yang diberikan untuk teman lainnya sekedar pengganjal perut kalo-kalo  mereka kekurangan makanan selama liburan ini,Luhan terutama,tapi untuk mereka yang diberikan adalah hasil karya adiknya dan Minzy
“Hyung!” Tao tiba-tiba memanggil saat Kris siap beranjak dari kamar itu.”Tak bisakah kita bersikap biasa seperti dulu lagi?”
“Bisa,tentu saja,selama kau selalu bersikap sebagaimana wajarnya namja dan segera menyelesaikan urusanmu disini!”.Jawaban lugas Kris menutup percakapan diantara mereka.
Namun entah kenapa masih saja ada hal yang mengganggu pikirannya,saat langkahnya hampir tiba di pintu gerbang_ada kelonggaran selama liburan,jadi selama itu titian pohon cherry blossom akan lebih sering menganggur_,Kris memilih kembali lagi dan mendapati isi kamar yang telah kosong dengan lampu yang masih menyala.Mengikuti insting,Kris segera membuka lemari penyimpanan dan benar saja dia mendapati badan jangkung Tao menyesaki di dalamnya.Kepalanya tertunduk bertopang boneka pandanya yang diletakkan dilututnya yang tertekuk,sementara ace tampak terhimpit di perutnya,seolah mereka dianggap teman berbagi kesengsaraannya.
“Apa yang kau lakukan? kenapa kau bersikap seperti orang dianiaya begini!”
Suara datar itu segera mengejutkan Tao yang hampir tertidur karena kelelahan oleh kegiatan di siang  harinya.
“Keluarlah! Bukankah sudah kubilang jika ada yang mencoba membully-mu,laporkan!” Kali ini Kris bicara sambil menarik lengan Tao keluar tapi empunya justru memilih bertahan.
“Justru ini karena hyung!”
“Apa maksudmu?katakan lebih jelas!” Kris berkeras tetap menariknya dan tentu saja Tao kalah kuat.
“Kalo saja Hyung tidak mendapat nilai paling jelek,hantu guru itu takkan datang menggangguku!!”
“Hantu guru apa?!!”
.
.
.
.


 seungyoon^^



Chanyeol ^^


Malam beranjak larut,kantukpun pasti sudah mewabah ke segala penjuru,demikian juga Seungyoon,seharusnya dia sudah tidur nyaman memeluk gulingnya,tidak,bahkan seharusnya dia sudah ada di kamar miliknya sendiri,bukan harus menghadapi teman sekamar yang cerewet,yang bahkan membuatnya terlambat naik bis terakhir yang mengantarnya pulang,jauh dari yang namanya park Chanyeol dan segala hal merepotkan di tempat bernama Daeshin untuk sementara waktu.Namun tampaknya harapan sederhana itu masih sulit terwujud bagi Seungyoon.
“Sudah ku bilang nadanya salah! apa kau ini sudah nggak bisa main gitar lagi!? apa jarimu sudah tak berfungsi lagi?”
Sumpah! bagi Seungyoon,kelakuan Chanyeol bisa lebih parah dari yeoja yang sedang PMS.Contohnya yang terjadi malam ini.Harusnya malam ini dia pulang tapi dicegah Chanyeol yang ingin mereka terlebih dulu latihan lagu yang baru Chanyeol ciptakan,sehingga sesudah liburan mereka bisa langsung merekamnya lalu beradu untung  mengirimkannya ke label musik.Karena kurangnya konsentrasi,Seunghyun tak bisa-bisa memainkan part yang menjadi bagiannya bahkan dia sampai harus membatalkan kepulangannya,ditambah kantuk yang mulai menyerang,malam itu Seungyoon memutuskan tak bisa memainkan lagu Chanyeol.
“Sudahlah,aku ngantuk” Seungyoon langsung ambruk di ranjangnya,menarik selimut dan menutup  kepalanya dengan guling.
“Kau ini,benar-benar..”  Chanyeol yang kesal menendang-nendang ranjang Seungyoon tapi dia tetap tak bergeming.Namun tetap saja Seungyoon tak bisa tidur karena hadirnya suara berisik lain yang sangat mengganggu.Kedengarannya seperti ada orang memukul-mukul benda keras.
“AAKH..tak bisakah aku tidur tenang semalam saja!” Seungyoon kembali bangun,mengira Chanyeol-lah pelakunya tapi yang ada dia sedang berada di  dekat jendela dan melongok keluar.
“Kris-ah! apa yang kau lakukan disitu?!” tanya temannya itu.
Penasaran membuat Seungyoon mengikuti Chanyeol,pertama yang dia dapati adalah gelap pepohonan,hingga perlahan lewat bantuan pancaran lampu taman dia melihat sosok yang sedang duduk di dahan pohon.Makin memfokuskan mata,Seungyoon tahu itu memang kris dan yang menjadi sumber berisik itu.
“Sedang apa dia? mengumpulkan kayu bakar?” bisik Seungyoon asal.Bukannya dijawab,yang ada dia malah disikut Chanyeol karena membuat jendela jadi sesak karena kehadirannya.
“Apa sampai semalam ini ‘kerja paksa’mu belum selesai?” lanjut Chanyeol meski belum ada satupun jawaban yang didapatnya.
“Kris-ah!mumpung kau di situ,bisakah kau potong juga dahan yang ini,aku tak bisa melihat pemandangan dari kamarku!” Satu lagi suara hadir mengganggu pekerjaan Kris.Kali ini datang dari jendela yang berbeda.
Wajah Luhan muncul di bingkai jendela.Wajah yang sebenarnya paling tak ingin Kris lihat,sambil mengunyah cookies pemberiannya,jadi diapun  juga Kris abaikan.
“Kris-ah! ayolah! bukankah kita teman?!” rayu Luhan.
“Jangan! Kris-ah! jangan dengarkan dia! aku masih ingin melihat bunganya mekar sekali lagi saat kita lulus nanti!” Kini suara Lay ikut muncul.
“Kenapa kau bersikap mellow kayak yeoja begitu?!” sergah Luhan.” Ayolah,Kris-ah,kita sahabat baik’kan?” rayuan Luhan makin menjadi.
Hantaman golok pada dahan terhenti.Satu-satunya alat yang bisa Kris temukan di gudang peralatan.
”Sahabat baik,huh? kau pikir karena siapa aku harus bersusah payah begini?! karena ada orang yang isengnya kelewatan dan bilang jika di pohon ini ada arwah guru dari zaman choseon!” Ucapan Kris segera membawa perubahan di mimik muka Luhan.Lay yang juga paham permasalahannya segera memberi tatapan yang seolah bilang.
“pembalasan untukmu sepertinya sudah tiba”

Flashback..
“kau bilang kau akan bersikap selayaknya namja,tapi kenapa kau bisa percaya hal bodoh seperti itu!?” sergah Kris usai Tao menceritakan semuanya
“Aku semula juga berpikir  tak ada tapi tiba-tiba tengah malam kaca jendela pecah begitu saja!”
“Itu cuma karena angin kencang dan membuat dahan menghantam kaca…”
Lebih lanjut Kris bahkan menceritakan soal kepindahan teman sekamarnya dulu.Tak ada peranan hantu apapun,tapi karena ayahnya terlanjur malu dengan kelakuan dan prestasi anaknya dan akhirnya lebih memilih mengirimkannya ke nenek-kakeknya di pedalaman desa.
“Baik! akan kubuktikan hantu guru atau apapun itu memang tidak ada!” 
.
.
.
.


“ Itu..kau tahu’kan aku cuma bercanda”
Pembelaan Luhan tak di dengar Kris yang mulai lagi mengayunkan goloknya.
“ Tapi sepertinya sekarang kau lebih perhatian sekali dengan Tao yang baru sebentar jadi teman sekamarmu lalu lupa pada sahabatmu tiga tahun ini!” sindir Luhan
“Lu!Apa kau tahu? kau jadi makin mirip yeoja yang cemburu kalo begitu" ejek Chanyeol dari jendela seberang.Sendirian,karena Seungyoon sudah balik tidur,tak mau terlibat pertengkaran di intern  geng serigala.Sementara Luhan memilih untuk tak mempedulikan tingkah menyebalkan Chanyeol.
Ayunan golok Kris terhenti lagi.
“..Setidaknya dia lebih baik! Dia bukan orang yang bilang sahabat tapi disaat temannya jadi pecundang dia malah memilih untuk berada di posisi teratas!”  balas Kris,balik menyindir dan seakan ingin menyuarakan isi hatinya yang sebenarnya.
Sejenak Luhan tampak tak percaya mendengar balasan Kris.
“ Apa maksudmu ini tentang ujian kemarin?” tanya luhan tapi tak dijawab Kris.” Mana aku tahu kalo kau bakal membuat nilaimu seburuk itu ,aku tahu kau tak sebodoh itu.Waktu ujian aku juga mencoba  membagi jawabanku pada kalian semua tapi sepertinya mereka tak butuh dan kaupun tak mempedulikanku! jadi kenapa sekarang kau menyalahkanku?!”
Luhan bermonolog karena Kris sama sekali tak mempedulikannya.Luhanpun menghela nafas,menatap cookies yang tadi dia makan,ingat alasan dia mampu bertahan tiga tahun ini,salah satunya  karena kebaikan temannya itu ,contohnya saja cookies itu. 
“..Akupun sebenarnya bukannya ingin menjadi sok pintar dari kalian atau siapapun,kau pikir aku mau cuma berkencan  dengan buku-buku pelajaran itu setiap malam ?aku hanya sadar sebentar lagi kita akan lulus dan aku punya deadline.Jadi disaat kesempatanku benar-benar hilang,aku bisa manfaatkan itu atau setidaknya itu sedikit kebanggaan yang bisa kubawa pulang.”
Dalam diamnya,Kris paham semua Luhan katakan.Keberadaannya tiga tahun disini hanya mendapat restu setengah hati  dari keluarganya,terlebih ibunya,Kris melihat sendiri di setiap kali ibu Luhan datang menengok lalu mengajaknya dan lainnya makan di restoran berkelas yang tak pernah dia dan teman-temannya tolak karena terlalu sayang.Bagaimana ibu Luhan bercerita sepinya rumah ditinggalkan anak-anaknya padahal dia punya tiga orang putra_yang merupakan sebuah kemewahan sementara ibu-ibu yang lain cuma memiliki satu_ dan itu merupakan paksaan halus agar Luhan mau pulang namun tak pernah berhasil.  
Dari Lay yang notabene teman sekamar Luhan,dia mendapat cerita menarik lainnya.Selama di korea dia tak pernah sepeserpun menggunakan uang yang dikirimkan orangtuanya.Bisa jadi karena harga diri dan janji pada dirinya sendiri untuk mulai menapaki jalannya sendiri tanpa kekayaan dan pengaruh dari nama besar keluarganya.Sama seperti yang ditempuh dua kakaknya.Itulah kenapa Luhan selalu tampak orang paling sibuk diantar yang lainnya dan sering menghilang dari asrama.
Kris juga tahu soal deadline yang Luhan maksudkan.Ayahnya memberinya waktu tiga tahun untuk Luhan berjuang dengan mimpinya.Selama ini bukannya Luhan tak berhasil.Dia sukses menjadi kapten klub sepakbola dan membawa Daeshin memenangi banyak trofi kejuaraan,hingga ada beberapa anggota klub yang dipanggil untuk menjadi pemain timnas korea junior melewatkan Luhan karena status kewarganegaraannya.Luhanpun pernah beberapa kali mendapat panggilan seleksi dari tim sepakbola profesional tapi sayangnya dia tak pernah beruntung.Di satu kesempatan dia sedang cedera,di kesempatan lain dia harus berlapang dada karena punya pesaing-pesaing yang berat.
Krispun kembali sadar.Nilai ujian itu memang karena kebodohannya sendiri yang tak bisa menyikapi perasaan bingungnya kala itu.
Aigo… di suasana begini harusnya ada alunan biola.Mengerikan sekali malam-malam begini harus mendengarkan dua namja saling curhat.Luhan-ah! Kris-ah!seharusnya kalian pergi ke guru konseling atau perlukah kucarikan alamat psikolog kompeten yang bisa mendengarkan suara hati kalian? Untung saja ini liburan jadi aku tak perlu malu sebagai teman kalian.” Suara berbeda muncul dari jendela lain.Tampak wajah Chen di sudut jendelanya,menandakan dia merayap dari ranjangnya,terlalu malas bangun untuk ikut mengintip apa yang sebenarnya terjadi di luar.
KRAKK…
Hampir bersamaan dengan itu,pekerjaan Kris menuai hasil.Tanpa diduga dahan besar itu runtuh dan mengejutkan seseorang yang kebetulan lewat di depan asrama.
YA!! apa yang kalian lakukan diatas sana! dan siapa yang sudah memotong pohon tanpa izin malam-malam begini!”
Serentak jendela-jendela itupun menutup meninggalkan Kris sendirian diatas pohon.Benar-benar kesetiakawanan yang patut dibanggakan.
Ya!!Lagi-lagi kalian!” suk jin,yang kebetulan piket memergoki mereka.
Krispun melompat turun saat lampu senter menyorot ke atas pohon.
YA!! katakan nama kamu dan kelas berapa?” Pertanyaan itu justru membuat Kris segera berlari,menyadari jika dirinya belum dikenali karena berdiri mempunggungi gurunya yang sepertinya juga punya masalah mata.Tak mau lagi menambah daftar masalahnya lagi.
.
.
.
.
.
Kediaman keluarga Han.Malam yang sama,jam berbeda..

“Kai-ah! Pasti kau’kan yang menyembunyikan hape-ku?”
Tuduhan langsung Baekhyun tujukan pada Kai yang sedang sibuk membantu ibunya menyiapkan makan malam yang sedikit spesial.Katanya untuk merayakan kemenangannya tadi siang sekaligus pesta penyambutan Sehun.Kai yang sibuk menata piring di meja makan hanya mengedikkan bahu cuek.
Baekhyunpun berbalik dan mulai sibuk lagi menyibak bantal sofa bahkan karpet,mencari sampai sudut-sudut namun hape kesayangannya itu tak juga ketemu setelah sempat dia melalaikan keberadaan benda itu sejak tadi siang.Karena asyik nonton drama hingga ketiduran lalu dibangunkan ibunya untuk mandi sore dan menghabiskan waktu hampir satu jam dengan bermain busa saat berendam.Saat  dia sudah kembali rapi plus wangi, dia mendadak merindukan hapenya itu karena dia ingin bersosmed-ria untuk kepoin liburan teman-temannya sementara diapun juga perlu meng-update liburannya sendiri.
“Eomma! apa eomma lihat ha..?”  tanya Baekhyun yang tak juga menemukannya.
“Kalo cari barang yang bener! pakainya mata jangan mulut!” Sela ibunya lembut mendengar putrinya mencari sambil terus mengomel tak jelas.
Makin mengesalkan bagi Baekhyun,kalimat terakhir ibunya ikut ditirukan adiknya,membuat tangan Baekhyun gatal ingin menghadiahi kepala Kai satu pukulan.Tapi belum juga niatnya terlaksana,perhatiannya teralih oleh bunyi telepon rumah.Ibunya bergegas mengangkatnya dan Baekhyunpun bisa kembali menjalankan niatannya.
“kenapa,noona? aku nggak bicara salah’kan!?” Kai tentu saja mengelak dengan memegang tangan Baekhyun yang hendak menjitak kepalanya.
”Ayolah,noona!aku’kan cuma bercanda.Coba cari lagi di kamar noona siapa tahu terselip disana dan biar aku bantuin cari lagi disini!” senyum Kai makin bikin sebal Baekhyun tapi diapun tak juga berhasil mengingat tinggi badan Kai yang melampaui dirinya,juga upaya defensifnya menghindari pukulan.Saat ibunya menyuruh mereka untuk tidak berisik sementara dirinya menerima telepon,Baekhyunpun menyerah dan menuruti pendapat Kai,siapa tahu dia memang meninggalkannya di kamar.     
“ Sehunnie! eomma-mu telepon!!Kai-ah! apa kau tahu Sehun dimana?”
“Tadi sepertinya aku lihat ada di taman belakang,eomma” jawab Kai yang mulai bergerak membantu kakaknya mencari.
.
.
.
.


“Hyunie! apa lihat episode perdana drama tadi sore! Oppa kita memang daeb…!”
Suara histeris itu langsung terputus seiring Sehun menekan tombol batal di hapenya,ralat,sebenarnya itu adalah hape yang Baekhyun cari,Sehun mengambilnya setelah dia menunggu lama noona-nya itu lengah.Bahkan untuk menggunakan dia perlu bersembunyi di belakang tanaman perdu di belakang rumah.
“Sial,yang mana sebenarnya nomornya?” Sehun yang frustasi tanpa sadar menggigiti kuku jempolnya.Alasan kenapa dia sampe mengambil hape itu karena dia perlu menghubungi Tao.Dia tak pernah berani datang sendiri ke rumahnya karena takut nenek Tao yang menurutnya sangat menyeramkan. Sementara Sehun sudah lama lost contact dan Baekhyun mengaku tak punya nomornya dan itu sebuah kebohongan karena waktu di bandara,Sehun mendengar sendiri Baekhyun menyebutnya Tao.
Tapi kakaknya itu memang sangat pintar.Sepertinya dia sudah mengganti nama kontak Tao dan menghapus semua riwayat telepon dan sms dari Tao.Diapun sengaja memakai hape baekhyun,bukan miliknya,demi menghindari Tao akan langsung menutup telepon begitu tahu dari dia,mengingat semua tingkah jahil yang pernah dia lakukan pada Tao.
Sayangnya hampir separuh nama-nama aneh di daftar telepon dia hubungi hasilnya nihil,yang ada kupingnya sakit mendengar suara cempreng khas fangirl dari sebagian besar teman Baekhyun.Lalu dia mendengar bibinya memanggilnya.
Nde,imo..” Sehun beranjak bangun,kepalanya menyembul dari semak tanaman.
“Sedang apa kau disitu?” tanyanya saat Sehun mendekat.
“ehm..itu tadi..sepertinya aku melihat serangga yang sangat aneh tapi saat aku cari malah menghilang” Sehun terpaksa berbohong,dengan alasan yang cukup aneh pula.
Tapi bibinya malah tertawa karena menganggap sikapnya sangat lucu.Bibinya memberitahu ibunya marah-marah di telepon karena Sehun sangat susah dihubungi dan tak pernah menghubunginya,padahal Sehun merasa dirinya baru juga dua hari di korea.Sehun tak mau terus-terusan diperlukan seperti anak kecil dan dia akan menjelaskannya di telepon.
Kai hanya menatap datar saat Sehun meletakkan hape kakaknya begitu saja di sofa lalu bergegas menjawab telepon ibunya.Ada sedikit rasa kesal melihat sikap Sehun itu,yang menyebabkannya jadi tertuduh dan hampir dihadiahi jitakan.Tapi dia juga tak ingin melaporkannya ke kakaknya,karena tak mau melihat kemurkaan kakaknya dan memancing terjadinya konflik lebih parah di malam yang sudah disiapkan istimewa oleh ibunya.
Noona! aku sudah menemukannya,hapemu masuk ke bawah sofa!”Kai naik ke kamar Baekhyun.Diapun melakukan sebuah white lie
.
.
.
.
.
Dering pelan handphone membangunkan tidur Tao.Jam di hapenya menunjukkan pukul setengah tiga dini hari sekaligus nama menelepon. 
“Unnie!? ada apa? kenapa jam segini masih belum tidur?” tanya Tao pelan,masih didalam selimutnya.
“Aku tidak bisa tidur,Tao-ah,karena kau tidak pulang aku jadi benar-benar kesepian”
“Unnie jangan begitu,aku saja tak pernah bilang begitu saat unnie sangat sibuk dan meninggalkanku sendirian dirumah” balas Tao,yang membuat orang di seberang telepon tersenyum.
“Apa disana begitu menyenangkan,Tao-ah? ceritakan padaku! kau tau’kan besok libur,jadi aku bisa mendengarkan sepanjang apapun!”
Hening sejenak.
“……Aku menyukai seseorang,Unnie!…Unnie!” panggil Tao ketika kemudian yang didengarnya hanya senyap.
“Omo..tao-ah,ternyata disana kau benar-benar berselingkuh!” Suara Minseok berlagak histeris.
“Unnie!!” pekik Tao namun segera meredamnya,kepalanya tertoleh pada ranjang di seberang sana,tepatnya mengamati seseorang yang tertidur merapat ke sisi tembok sementara di sisi luar ranjangnya di taruh dua guling besarnya,sepertinya sangat pulas ditandai dari suara dengkur halusnya yang terdengar setelah beberapa jam sebelumnya sangat gelisah saat mencoba tidur.”…Akan aku tutup kalo kau bicara begitu” rajuknya yang dibalas tawa diseberang.
“Seperti apa dia?”
“Ehm?”
“Aku ingin tahu seperti apa orang yang bisa membuat  yeodongsaengku ini jatuh cinta?”
“Dia…”Sekali lagi,dari balik selimutnya Tao menoleh pada punggung Kris yang akhirnya memilih tidur di asrama,memastikan jika memang dia sudah pulas tertidur dan tak mendengar suara berbisiknya.
“Dia itu sunbae-ku disini..”
“ senior di pelatihan bela dirimu?” Sela Minseok.
“I..iya,seperti itulah” Tao terpaksa berbohong,karena yang diakuinya pelatihan itu kegiatan diluar sekolah sementara dirinya masih belajar di sekolah putri berasrama.
“Teruskan lagi?” pinta Minseok makin bersemangat.
“Dia…meski sikapnya sangat kaku dan jarang tersenyum tapi sebenarnya dia sangat baik..” ucapnya sambil mengenang kebaikan Kris yang sangat kentara padanya,terakhir dia mau bersusah payah dan berani menanggung resiko memotong dahan pohon warisan sekolah untuknya meski sebenarnya Tao tahu dia pasti sudah lelah. 
“Dia itu…menurutku….jika diumpamakan dia mungkin seperti seorang leader karismatik dari boyband sangat terkenal” Tao bicara seperti itu mengingat Kris seorang ketua OSIS dan juga pimpinan gengnya meskipun tak jarang diapun jadi bahan bully-an teman-temannya.
“Oh ya?!”
Tao merasakan ada  antusiasme dalam suara kakaknya yang memang seorang fangirl.
“Lalu kapan kau akan mengungkapkannya ke sunbae-mu itu?”
“Eh?”
“ Apa kau menunggu sampai selesai pelatihanmu!?
“Aku tak mungkin melakukannya,Unnie!”
“Kenapa?! ..aku tahu! pasti dia sangat populer dan juga disukai banyak temanmu yang lain’kan?”
“Bukan begitu…maaf,Unnie,besok aku masih harus latihan dan  aku takut membangunkan teman sekamarku,jadi kututup dulu ya,cepatlah tidur,nanti kau bisa sakit.bye,Unnie!” Tao terpaksa menyudahi percakapan saat mendengar pergerakan di ranjang sebelahnya,yang ternyata Kris cuma ubah posisi.
“Oh,baiklah,sela..” Ucapan Minseok terhenti oleh bunyi sambungan telepon terputus.”…mat tidur,Tao”
Kesedihan itu kembali membayang di wajah Minseok saat menoleh ke ruangan sepi dari sofa di pinggir jendela,tempatnya duduk berbalut selimut.Ruangan yang jelas bukan kamarnya.

Memikirkan keadaan adiknya yang pasti lebih baik dari dirinya.Minseok selalu merasa,meski tampaknya cengeng dan manja,adiknya akan lebih mampu untuk lolos dari sangkar emas yang mengkungkung hidup mereka.Bisa pergi ke tempat-tempat baru sekaligus bertemu orang-orang baru pula.
Dan Minseok merasa jahat sekali,disaat suasana sepi itu mulai merambati perasaannya,rasa iripun mengikuti mengisi hatinya dan perang batin yang terjadi cuma makin menambah kesedihannya.Kemudian dia teringat dua kartu pemberian pengelola hakwon sebelum libur,katanya titipan dari dua orang berbeda untuknya.Tangannya sudah meraih tas tempat kartu itu berada.Kartu dengan warna berbeda yang sama sekali belum dia baca pesan di dalamnya  namun dia tak jadi mengambilnya dan memilih memandangi suasana lengang kota seoul pukul tiga pagi dari jendela berembun bersama rembulan yang seperti dirinya.Sendirian menggantung tinggi di langit.

.
.
.
.
.

vi’s  note :
kira-kira sampe sini ada yg bisa nebak apa yg terjadi sama mbak Mimin-nya mas Luhan? :v
Ohya,ngomong-ngomong penduduk planet exo udah pada gede ya,para mantannya saja sudah bikin lagu yang rate-nya M dan jelas bukan konsumsi aku yang masih T gini :3
Aku jadi kangen mereka yang dulu,yang masih pake image innocent TT_TT 
#EXO-L gagal move-0n#
Jadi biarlah ku mengenang masa-masa itu dalam ff.
#EXO-L yg terjebak nostalgia#
Jadi kepikiran deh,jangan-jangan ff baru selesai saat mereka dah punya cucu :v
moga-moga jangan y  :D
Di  part kemarin aku bilang ini harusnya part-nya chenhyun (?) tapi harus mundur ke part selanjutnya,plus lumin juga ada,kayaknya sih.
cukup sekian dan pai-pai   ^^

[FF] Fangirl letters

Disclaimer: Cerita dibawah ini hanya fiktif belaka.Apabila ada persamaan nama,tokoh,tempat,maklum saja namanya juga fanfiksi  :D


Rasa lelah makin menggeluti,namun Xiumin masih harus bersabar untuk bisa sekedar merenggangkan sendi-sendinya yang kaku,dia masih harus menunggu sesi fansigning dari salah satu brand yang merupakan sponsor dari grupnya itu selesai.
“Annyeong,Xiumin-sii” seseorang menyapanya.
Xiumin tersenyum membalas sapaan penggemar yang telah mendapat gilirannya setelah antri lama.Hanya saja dia tak mengira jika sosok itu sangat berbeda dengan penggemar-penggemarnya  sebelumnya.Dihadapannya berdiri wanita dewasa yang kelihatannya sudah jadi ibu-ibu namun penampilannya masih sangat modis sambil memeluk toples kaca yang di dalamnya tampak aneka origami beraneka warna dan bercampur dengan permen berbagai macam pula,yang membuat tampilan toples itu sangat semarak.  .
“Aku datang kesini untuk mewakili putriku yang sebenarnya sangat ingin bertemu denganmu,Xiumin-sii,tapi sayangnya dia tak bisa datang” ucapnya.
Xiumin mengangguk paham.”kalo boleh tahu,apa dia sedang sakit?”
Pertanyaan xiumin sedikit mengubah ekspresi di wajah ibu itu.”Benar,saat ini dia sedang sakit” jawabnya seperti ingin meredam emosinya sendiri.
Sebenarnya Xiumin sangat ingin bertanya lebih lanjut,melihat ekspresi ibu itu Xiumin menduga bukan sakit biasa yang di derita putrinya,tapi jelas itu bukan porsinya.Disini tugasnya adalah memberi tandatangan dan menyapa penggemarnya,bukan ingin tahu kehidupan pribadi mereka.
“Kalo boleh tahu siapa namanya,eommonim?!”
“Park Hyerin”
Xiuminpun mulai menulisi kertas di hadapannya.
‘Untuk Pak Hyerin,semoga kau lekas sembuh dan kuharap kita bisa bertemu di acara fansigning kami yang lain bersama ibumu lagi,exo xiumin’
Usai menandatangani,diapun segera menyerahkannya ke ibu itu.
“Kini  aku baru sadar..”
“maaf!!”
“Aku baru menyadari jika yang dikatakan Rina benar tentangmu”
“Rin-ah?!”
“Rina,aku biasa memanggil putriku begitu” Xiuminpun memasang wajah paham.”..kalo kau memang orang yang sangat baik,Xiumin-sii!”
Ucapan itu terang saja memunculkan senyum Xiumin.”Terima kasih”
“Aku juga berterimakasih,sampai jumpa!” ibu itu pamit,sadar jika masih ada banyak antrian di belakang dan sebelum papaihak keamanan bertindak.
“Bolehkah aku tahu sakit apa sebenarnya Hyerin-ah,eommonim?” Pertanyaan Xiumin menahan langkahnya.
“Dia..sedang mengalami koma di rumah sakit”
.
.
.
.
“ Apa yang kau bawa itu,hyung?”Sehun merangkul bahu Xiumin begitu mereka selesai acara dan mereka hendak pulang ke dorm.
“kau mau permen?” Xiumin mengambilkan satu lollipop untuk Sehun yang mengangguk. 
“Kau mau membawanya ke dorm kita,hyung?” Jongdae menyusul bertanya.
“iya,kupikir bagus juga untuk hiasan diatas tempat tidur.Kau juga mau,Jongdae-ah?”
Jongdae tersenyum.Dan akhirnya semua member exo mendapat jatah permen pemberian seorang fans Xiumin.
.
.
.

Meski isinya berkurang,Xiumin merasa tampilan toples masih tampak menarik oleh origami warna-warni,merasa jika orang yang membuatnya pastilah orang yang tekun.Dia kembali teringat kondisi gadis yang juga fangirlnya itu.
Meski saat ini adalah waktu istirahat singkatnya diantara jadwal kegiatan yang super padat.Hadiah unik itu cukup menarik perhatiannya termasuk juga sosok orang yang membuatnya.
Xiumin membuka tutup toples dan mengambil satu origami berbentuk burung bangau,lalu berbaring kembali di ranjangnya sambil mengamatinya
koma?
Sakit apa yang membuatnya sampai koma?
itukah alasan kenapa dia bisa tekun membuat origami-origami ini?
Pertanyaan-pertanyaan itu mengusik benak Xiumin.Saat mengamati bangau kertas itu,Dia menyadari ada tulisan di kertas itu.Meski sayang,rasa penasaran membuat Xiumin akhirnya mengurai lipatan origami itu.Dan akhirnya dia tahu yang didapatnya bukan sekedar hadiah unik tapi surat-surat dari seseorang yang khusus ditujukan untuknya.


.
.
.
.
Vi’s note  :
Annyeong ^^
dengan pedenya buat ff baru lagi.
tapi apa mau dikata,karena dorongan hati.
dedicated to my truly bias ^^
dan sekedar bukti  kalo emang suka sama si hyung imut ini.
Tapi buat yang ini aku buat yang straight aja,Jadi harap dibedakan Min yang ini sama Min yang di genre ff yang satunya.kuperjelas sejak awal ini bukan romance,tapi kalo melodrama sih selalu.Disarankan segera berhenti membaca kalo mulai terasa eneg karena kelebayan ceritanya.
Dan kalo ada yang terasa kurang logis dari ff-ku ini,kayak juga ff-ku lainnya,harap dimaklumin karena aku terlalu (sok) sibuk cari referensi.bisa nulis aja dah bagus banget lho.
Jadi
cukup sekian
dan
pai-pai  ^^