I write my life

I write my life,my imajination,my world

Minggu, 30 April 2017

The wind leading to love

Resensi novel jepang terjemahan karya ibuki yuki

Sinopsis :

Di musim panas Tetsuji pergi ke kota mendiang ibunya pernah tinggal semasa hidup di daerah pesisir, untuk rehat dari pekerjaan sekaligus kehidupannya di Tokyo sesuai saran dokter.Di sebuah rest area tanpa sengaja dia bertemu dengan seorang wanita yang di antara para sopir terkenal sebagai penata rambut handal yang memberi jasa potong gratis sekaligus dianggap pembawa keberuntungan bagi siapa yang memberinya tumpangan ke kota yang ditujunya.
Tetsuji sebenarnya agak setengah hati memberi tumpangan wanita berjuluk peko-chan,terlebih selama perjalanan  Tetsuji tahu peko-chan adalah orang yang cenderung berisik.Tapi tak disangka peko-chanlah yang menyelamatkannya saat hampir tenggelam di laut karena kekalutan yang melingkupi diri dan hidupnya,bahkan wanita itu mengantarnya pulang ke rumah semenanjung milik ibunya dan dengan setengah memaksa membantunya mengatasi shock hampir tenggelam.Peko-chan hampir diusir Tetsuji yang tak suka  sikapnya yang terlalu mencampuri namun Peko-chan yang demi  melihat rak besar berisi deretan buku, piringan hitam, dan berbagai macam CD,menawarkan bantuan membersihkan dan merapikan isi dan halaman rumah semenanjung yang berantakan semenjak ibunya meninggal,juga membelanjakan segala kebutuhan,yang bagi Tetsuji sangat merepotkan karena jauhnya jarak satu toko dengan yang lain.Sebagai gantinya wanita meminta diajari tentang musik klasik.Sebuah penawaran yang sangat sayang Tetsuji tolak, terlebih mengingat kondisinya.
Bermula dari situlah hidup Tetsuji dan peko-chan alias fukui kimiko alias kinko uri saling terlibat satu sama lain. Tak hanya ahli memotong rambut, ternyata kimiko orang yang telaten dan terampil dalam pekerjaan rumah.Kimikopun menaruh perhatian lebih pada penyakit flu hati-istilah untuk depresi di novel ini- yang Tetsuji tengah derita karena tekanan pekerjaan dan tak hanya status pekerjaan istrinya yang lebih tinggi juga perselingkuhan yang Tetsuji saksikan sendiri usai upacara kematian ibunya.
Kimikopun berbuat demikian karena juga pernah mengalami hal serupa di saat dia kehilangan suami dan anaknya di waktu yang hampir bersamaan.Awalnya Kimiko hanya ingin berperan sebagai ' si baik hati dari Miwashi' , terdorong rasa bersalah atas kematian suaminya.Namun seiring interaksi ringan Tetsuji dan kimiko setiap harinya sesuai perjanjian yang mereka buat, keduanya pun saling mengagumi pribadi masing-masing.
 Lambat laun depresi Tetsuji mulai sembuh dan kimikopun bisa merasakan kembali kebahagiaan tanpa ada  rasa bersalah pada masa lalunya. Mereka bahkan mampu saling mengungkap perasaan terpendam yang tak pernah mereka bagi pada orang lain.Mereka saling jatuh cinta.
Tapi tegakah Kimiko merebut seorang suami dan ayah sementara dia pernah merasakan bagaimana sulitnya hidup yang harus dia jalani semenjak ayahnya pergi dari rumah bersama wanita lain

Review  :

Poin utama yang membuat novel ini bagus menurutku adalah tema stres, depresi, dan trauma yang diangkat sang penulis, hal yang tentunya pernah dialami setiap orang dewasa. Hal yang membuat orang tak bisa merasakan nikmat tidur dan makanan sebagai gejala awal hingga yang paling parah membuat seseorang merasa tak berarti, sama yang tetsuji rasakan. Beberapa hal yang menjadi faktornya : beban pekerjaan, usia yang beranjak, pernikahan yang memburuk,kehilangan orang yang dicintai.
Jika seseorang sedang mengalaminya ada banyak cara mengatasinya, kalo dalam Islam sangat disarankan mendekatkan diri pada Allah SWT. Sementara dalam novel ini interaksi adalah kunci kesembuhan dua tokoh utamanya,tak hanya interaksi ringan antara Tetsuji dan Kimiko yang berujung benih cinta, yang memberi kesan manis bagi pembaca yang menyukai hal- hal romantis,juga interaksi mereka pada orang-orang di kota tersebut,termasuk rumah peninggalan ibu tetsuji dan kenangan yang membuat kimiko berusaha memahami daftar lagu klasik favorit anaknya, hingga mereka yang sempat putus asa bisa terkoneksi kembali dengan dunia sekitarnya.
Ada juga hal yang menurutku minus dari novel ini , yaitu obrolan yang bersifat pribadi dan dewasa yang membuatku tak nyaman meski aku sudah masuk usia aman membacanya. Namun yang jelas novel ini adalah referensi bagus untuk lebih memahami salah satu penyakit kejiwaan, bukan dari sisi gelap atau bahkan jahat seperti kebanyakan novel atau film, tapi pendalaman novel ini dikemas ringan tak ketinggalan unsur romance yang kuat sepanjang cerita dan ending yang menyenangkan

Quotes :
-" rasa sakit itu merupakan bukti kalau kita masih hidup. Tak usah malu...(hal.29)

-  cuma sekedar musik.
   Kalo memang begitu, kenapa orang itu mendengarkan musik hingga bagaikan tak bisa lepas dari itu,ya?

- Apakah ini artinya ia sudah hancur lebur?
Namun, ia tak mengerti bagian mana yang hancur dan mengapa bagian tersebut bisa sampai hancur...(hal.75)

"....ingin sekali aku mengatakan hal ini: ' ibu, aku sudah berjuang sepenuh tenagaku. Tapi kenapa kau tidak mengingatku?".....(hal.193)

" ...Yang jelas kita akan merasa bahagia saat kita makan makanan yang lezat, walaupun kebahagian itu tidak akan berlangsung lebih dari satu jam....(hal.226)

" Keluarga itu tidak cuma bisa dibentuk dengan melahirkan, bukan? Jalinan pernikahan juga merupakan salah satu bentuk keluarga,kan?...(hal.266)

 Menurut pria itu, lebih baik sosok ayah yang dianggap jahat daripada seorang anak harus menganggap buruk sosok sang ibu...(hal.305)

Aku tak bisa melupakan kata-katamu tentang keputusan orang dewasa yang akan berpengaruh kepada kehidupan anaknya.Maka dari itu aku sudah memutuskan semuanya sebisaku.
...
Itu merupakan surat pertamaku pada putriku. Aku menulis  bahwa cinta antara orang tua dan anak tidak akan berubah, tetapi cinta sebagai seorang pria dan wanita, akan menghilang jika tak dijaga. Tentu saja  dia tidak mengerti hal itu saat ini, tapi aku berharap, dia tidak mengerti hal itu seumur hidupnya. Karena kalau dia mengerti itu, artinya dia berada dalam posisi yang sama seperti aku sekarang... (hal.308)

Manusia maupun  benda akan mengalami perubahan. Tidak ada yang bisa menghindari itu.