Resensi novel Anna Karenina karya Leo tolstoy
Sinopsis :
Suatu hari Anna yang bermukim di
petersburg harus berkereta ke moskow,meski berat untuk pergi karena diiringi
tangis putra kesayangannya,Seryozha,namun harus dia lakukan demi mendamaikan pernikahan
saudara laki-lakinya,Stiva dan Dolly yang di ujung tanduk karena perselingkuhan
Stiva dengan pengasuh anak-anaknya.Anna juga perlu menghadiri pesta debutante_pesta
perkenalan yang diadakan untuk seorang gadis bangsawan ketika mencapai usia
dewasa_kitty,adik perempuan Dolly.
Meskipun akhirnya dia berhasil
mendamaikan Dolly dan Stiva untuk mempertahankan pernikahan mereka,pertemuannya
kembali dengan Vronsky,seorang perwira muda_sebelumnya mereka bertemu pertama
kali di stasiun Moskow_,ternyata justru makin merekatkan benang-benang
ketertarikan diantara keduanya dan di saat itu pula menghancurkan harapan indah
Kitty bersama Vronsky.
Meski semula rasa bersalah
terhadap Kitty membuat Anna bergegas pulang namun pada akhirnya dia tak kuasa
menolak pesona Vronsky_kenapa pria macam begini selalu mempesona ya???_ .Lewat
segala kesungguhan dan perjuangan Vronsky demi mendapatkan Anna,dari langsung
menyusul Anna ke petersburg begitu Anna pergi dari pesta Kitty hingga rela
menunggu di luar rumah Anna sepanjang malam di tengah musim dingin.Status Anna
yang merupakan istri dari bangsawan berkedudukan tinggi di pemerintahanpun tak
pernah Vronsky pedulikan.Perasaan tersanjung sebagai wanita oleh semua
perlakuan Vronsky itu membuat Anna merasakan jatuh cinta yang belum pernah dia
rasakan pada suaminya sendiri,Alexei.
Di mabuk cinta,Anna dan Vronsky
tak lagi mempedulikan nilai-nilai di masyarakat apalagi gunjingan-gunjingan
para bangsawan soal mereka.Anna bahkan berbalik membenci suaminya termasuk
berbagai usaha Alexei mempertahankan perkawinan mereka karena perasaan
menggebu-gebunya pada Vronsky.Namun pada akhirnya semua perbuatan pasti akan
selalu mendapat balasannya
Sama persis yang Alexei katakan.
” Setiap kejahatan juga pasti
akan mendapat hukuman”.
My review :
Novel yang kubaca kali ini
berasal dari negerinya Masha and the bear,Rusia.Ditulis oleh penulis besar
negara tersebut lebih dari seratus tahun yang lalu.Tapi novel yang kubaca ini
sebetulnya ditulis ulang oleh salah satu penggemar karya ini yang bernama Svetlana Belova.Dan itulah kenapa aku
berminat membacanya karena halamannya lebih tipis dari novel Anna karenina yang
pernah aku lihat sebelumnya ^^.
Novel ini sebenarnya tak hanya
mengisahkan cinta segitiga suram Alexei,Anna,Vronsky,tapi ada juga kisah manis
cinta Kitty dan Levine,mungkin saja penulisnya ingin menyeimbangkan kisah
antara kesedihan dan kebahagiaan.Antara kisah pengkhianatan dan perselingkuhan juga
ketulusan cinta dan kesabaran Levine dalam mencintai Kitty
Pesan yang aku tangkap dari membaca novel
ini adalah dalam mengarungi hidup yang serba tak pasti,sabar dan syukur sepertinya
sangat diperlukan untuk bisa melaluinya dengan baik.Seperti dicontohkan dalam novel
ini,kita bisa memilih berdiri dalam kesabaran Levine yang tulus mencintai Kitty meski dia
sempat ditolak gadis itu karena Kitty-pun juga sempat terpesona pada Vronsky.Atau
memilih ada di posisi Anna,seperti yang diungkapkan dalam novel,Anna memilih
mengikuti kata hatinya dan berjuang untuk meraih kebahagiannya.Tapi menurutku
apa yang Anna kejar hanya harapan semu.Anna bahkan rela menukarnya dengan
kehancuran keluarga yang selama ini selalu memberinya rasa aman,namun semenjak
‘jatuh cinta’,Anna menganggap pernikahannya sebagai hal yang menjemukan dan
menyiksa batinnya.Namun pada akhirnya kebahagiaan yang coba dia kejar itu
justru membawanya pada akhir yang tragis.
Quote fave :
“Pernikahan kita adalah sebuah ikatan suci.Yang
dipersatukan oleh Tuhan,tidak dapat dipisahkan oleh manusia.Kecuali oleh
kejahatan,dan kejahatan seperti itu tidak akan lolos dari hukuman”....(hal.104)
Betapa menakutkannya
harapan...(hal.111)
Hidup memang perkara menyesuaikan
antara harapan dan kenyataan...(hal.156)
Ia tidak pernah memikirkan bahwa
kadang-kadang waktu mempengaruhi pendapat seseorang akan dirimu...(hal.160)
Cinta memang mempunyai banyak
wajah...(hal.190)
Tidak sebaiknya kehidupan
disia-siakan seperti itu...(hal.234)
“mati itu mudah,bertahan hiduplah
yang sulit.Memilih bertahan hidup membutuhkan keberanian lebih dibandingkan
memilih kematian”...(hal.236)