I write my life

I write my life,my imajination,my world

Selasa, 30 Mei 2017

Darkness of love 3

The Darkest night


 Ledakan-ledakan kembang api menebarkan cahaya di langit malam menandakan tahun telah berganti, berkas sinarnya membuat Nisa berhenti dari kesibukannya dan menengadahkan wajahnya ke langit menikmati semarak warna- warninya.tak disangkanya sudah tengah malam.Rupanya dia terlalu terlarut dalam pekerjaannya yang dimulainya sejak pukul tujuh malam ketika hampir semua  mahasiswa mulai meninggalkan kampus,bahkan kebanyakan teman asramanya sudah pergi sejak siang demi persiapan acara mereka menyambut pergantian tahun,contoh Almira, teman satu kamarnya yang merupakan seorang pecinta alam sejak bangku SMA,mungkin saat ini tengah menapaki puncak tertinggi di pulau jawa untuk kali ketiga.
Sebagai mahasiswa yang 'istimewa', tak hanya mengenai disabilitasnya namun juga nilai akademis dan bakat melukisnya yang diatas rata-rata membuat Nisa mendapat kesempatan menorehkan karyanya untuk menghiasi dinding fakultas seni. Namun Nisa yang cenderung pemalu tak leluasa mengerjakan disaat para mahasiswa  lalu lalang, dia mulai melakukannya  ketika sore hari dan biasanya dia lanjutkan selepas magrib, waktu dimana kampus itu cenderung lebih lengang.
" jangan- jangan kamu dikerjain pihak kampus biar nggak perlu manggil tukang cat,Nis" Seloroh Mira lugas saat melihatnya baru pulang beberapa hari lalu.
'buatku rasanya menyenangkan jika karyaku juga  bisa  dinikmati banyak orang di kampus ini, itu sebuah kehormatan ' kata Nisa yang herupa tulisan di memo kecil.
"Kalo di Indonesia lebih banyak orang seikhlas kamu,nis, pasti nggak akan kenal yang namanya korupsi atau pungli"
Mengingatnya ,Nisa tersenyum kecil.Meski Almira tergolong orang yang cuek, tapi sebagai teman sekamar, mira selalu bersikap baik padanya.Bahkan keterbatasan Nisa yang di awal menyulitkan mereka untuk saling mengerti kini mampu mereka atasi karena Almira selalu punya waktu untuk melirik tulisan di memo kecilnya yang menjadi gerbang komunikasi mereka
Kini lukisan Nisa mulai  menemukan bentuk sebenarnya. Diberikannya keleluasaan dalam memilih tema, Nisapun memutuskan  mengabadikan suasana dan kesibukan kampus ke dalam karyanya, gambar di dinding depan aula fakultas seni seolah menjadi potret besar keseharian kampus. Di tahap finishing dirinya malah kehabisan cat. Dia lirik jam tangannya. Pukul setengah tiga dini hari. Gebyar cahaya yang tadinya menghiasi langitpun telah lama padam. Dirapatkannya cardigan yang membungkus tubuh demi menghalau udara malam di musim yang tak menentu. Nisa benar-benar merasa sayang jika harus berhenti sekarang, karena hanya butuh polesan-polesan akhir.
Sebuah ide yang cenderung nekat bagi Nisapun muncul. Dia akan ke gudang tempat semua cat berada. Masalahnya gudang itu berada di sudut gedung asrama laki-laki, beberapa kali dia membantu pak juki membawa cat-cat lukisnya,hampir di setiap perjalanan para penghuni asrama itu selalu menggodanya,entah sendiri atau yang sedang kumpul beramai-ramai, dari yang hanya bersiul-siul hingga yang memaksa membawa cat yang sedang dijinjingnya dan pak Juki-lah yang menolongnya, dengan meminta untuk tidak menggoda meski tak terlalu ditanggapi oleh mereka.
Tapi di malam ini Nisa yakin semua makhluk penggoda itu tak sedang terkumpul di sarangnya itu, mereka pasti  sedang tersebar di pantai, gunung,lembah yang ada di segala penjuru negeri atau bahkan di belahan bumi lain. Itu untuk penyuka tantangan dan keindahan yang disuguhkan alam. Sementara yang masih suka berada dalam peradaban modern, kafe,pub, dan diskotik adalah tujuan berkumpulnya para mahasiswa pemburu kesenangan di malam ini.
Dan bagi para mahasiswa rumahan,khususnya mahasiswi, menonton box office di tv sambil mengunyah popcorn adalah sebuah kesenangan yang aman dan murah. Itupun yang menjadi pilihan Nisa, atau ketika ada kegiatan dari  RT dan kebetulan ayahnya sedang libur dari tugasnya, biasanya Nisa sekeluarga dan para tetangga melakukan aksi bakar-bakaran. Bukan bakaran yang anarkis melainkan bakaran aneka seafood dan daging plus jagung untuk kemudian disantap beramai-ramai. Itupun dilakukan tak sampai pukul sebelas malam karena acara itu memang tidak spesifik merayakan pergantian tahun melainkan kebetulan waktu yang tepat untuk ajang keakraban antarwarga.
Mengenang masa-masa itu, timbul sedikit sendu di hati Nisa, cepat-cepat dia coba menepisnya bahwa saat ini adalah saatnya dia berjuang untuk menjadi lebih dewasa dan mandiri,sambil berjalan ke tempat melukisnya semula.
Tak disangka,di satu lorong Nisa melihat sepuluh meter didepannya seseorang datang ke arahnya, atau lebih tepatnya ke arah asrama pria yang dilewatinya. Dengan segera mereka menyadari keberadaan satu sama lain. Nisa sempat terkesiap sejenak karena menyadari sosok itu. Lalu dengan segera menganggukkan kepala bertanda hormat mengingat status sosok pria yang makin dekat didepannya adalah kakak seniornya, setelah itu dia percepat langkah kakinya karena dia tahu ini bukanlah waktu dan situasi yang tepat untuk bertegur sapa.
Tapi kemudian, meski tak menatap langsung wajahnya, lewat lirikan singkat Nisa tahu kakak seniornya itu sedang berucap sesuatu padanya.Nisapun berhenti untuk memberikan atensinya.
"Sedang apa kau disini?"
Kata itu berhasil Nisa tangkap dari bibirnya. Nisapun berinisiatif mengambil note kecil di saku cardigannya karena dia tahu tak semua orang memahami bahasa isyarat. Tapi gerakan tangan disaku itu terhenti saat Nisa tahu kata lanjutan dari Hesa, orang selama ini hampir menguasai semua perasaannya.
"Oh..atau kau habis melakukan sesuatu dengan salah satu lelaki disana, berhubung adib sedang tak disini, tak kusangka kau wanita seperti itu dibalik penampilan sederhanamu..".
Kata yang terukir dari gerak bibir itu tak hanya segera menghancurkan keping hati, tapi juga telah mempermalukannya sedemikian rupa. Namun Nisa masih tak sampai hati membalas dengan tamparan dan cepat-cepat ingin berlalu.Namun yang ada Nisa merasakan sentakan kuat yang kemudian membuat tubuhnya terbanting ke tembok di sisi kiri.
" Kata siapa kau boleh mengacuhkanku begitu!!"
Ancaman itu terpancar jelas dari mata Hesa  yang dekat padanya dan Nisapun dapat mencium aroma pekat aneh. Nisa mencoba mempertahankan diri tapi dia perempuan,tuli-bisu, ditengah malam sunyi, melawan laki- laki yang dua kali badan dan kekuatannya,serta menguasai beberapa ilmu bela diri, juga dalam pengaruh minuman setan. Semua perlawanan itupun menjadi sia-sia. Akhirnya Nisapun hanya mampu melihat bagaimana malam menggelap. Kegelapan yang belum pernah Nisa lihat sepanjang hidupnya.
.
.
.
.
.
Vi's notes  :
Annyeong..
Kembali lagi buat setor bulanan..
Seperti biasa random postingan..
Seperti biasa pula  tak bisa janjikan apa-apa selain mohon bersabar..
Terlebih lagi sudah masuk bulan ramadan lagi.....
Setulus hati ingin mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa 1438 H..
Semoga kebaikan dan karunia Allah selalu menaungi diri, keluarga, bangsa dan semesta raya..
Amin..
:)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar