bagaimana kita bisa saling mengerti
jika kesalahpahaman selalu lebih mudah untuk terjadi
~two side story~
Baekhyun mematut diri sekali lagi di depan cermin sebelum keluar kamar untuk memulai acara liburannya.Biasanya dia akan pergi window shopping tak kenal lelah bareng Tao tapi tentu saja tak bisa dilakukannya lagi di liburan kali ini,Tao masih bersikeras di tempat penyamarannya meski setau Baekhyun dia tak juga menunjukkan hasil. Ingin Baekhyun sebenarnya adalah bisa berada dalam acara kumpul bareng komunitas fangirl-nya tapi tampaknya dia harus berpuas diri hanya bisa seru-seruan ngobrol di fansite.
Di hari libur begini,Baekhyun masih harus melakukan tugasnya sebagai anggota OSIS yang sekarang juga merangkap anggota panitia penyelenggara peringatan ulang tahun sekolah.Baekhyunpun sempat melayangkan protes saat dirinya diberi tugas lapangan mensurvei band ataupun penyanyi indie berbakat untuk menjadi pengisi acara tersebut.Antusiasme para siswi yang sebagian besar fangirl untuk mendatangkan boyband favorit mereka ditolak tegas pihak sekolah.Mereka menginginkan acara tersebut bukan Cuma sekedar acara senang-senang yang menghambur-hamburkan uang tapi lebih ajang pengembangan bakat serta menjalin persahabatan.Sebuah tugas merepotkan di hari libur yang seharusnya menyenangkan.
“Kau pikir Cuma tugasmu saja yang sulit dan mengganggu waktu liburmu, kenapa tidak kau saja yang jadi ketua!kalo kau pikir tugasku lebih mudah!.Keberhasilan kita tergantung kerjasama tim,jadi berhentilah bersikap egois! ”
Bagi Kai,Baekhyun mungkin noona yang cerewet sekaligus galak,tapi bagi Baekhyun sendiri ada dua orang yang melebihinya dalam hal tersebut,pertama ibunya dan yang kedua adalah ketua OSIS-nya dan sepertinya dia tak pernah bisa menang jika mendebat keduanya,apalagi sepertinya makian ketua OSIS-nya itu lebih didasari karena stres beban pekerjaannya yang menumpuk.Alhasil Baekhyunpun Cuma bisa menurut menjalankan tugasnya itu.
“Tapi kau tenang saja,aku takkan sampai hati menghancurkan seluruh rencana liburanmu! kau bisa melakukannya sambil menikmati waktu liburmu,sekalian jalan-jalan misalnya.” lanjut sang ketua yang perlahan melunak.
Tapi sekarang dia justru sedikit bersyukur karena tugasnya itu,baekhyun punya alasan untuk menghindari tugas lain yang lebih menyebalkan dari ibunya untuk menemani Sehun jalan-jalan di Seoul berhubung Kaipun juga ada kegiatan di sekolahnya.
“Yang benar saja! Sudah sebesar itu,kenapa juga harus kutemani jalan-jalan,Dia saja punya bodyguard!” desis Baekhyun saat menjumpai adik sepupunya masih terbaring miring di sofa dengan muka yang bagi Baekhyun cuma sok-sok-an innocent.Ibunya bilang semalam Sehun pulang agak larut setelah sempat pergi dengan bodyguard yang sengaja disewa bibinya untuk menjaga putra semata wayang sekaligus kesayangannya itu.Bahkan seharusnya Sehunpun sudah disewakan ruang hotel mewah agar tak merepotkan siapapun,tapi sepertinya bibinya lupa dengan sikap egois anaknya itu.”Eomma! aku pergi dulu!” pamit Baekhyun yang melihat ibunya yang juga sudah tampil rapi.
“Eomma juga mau pergi?” Baekhyun penasaran.
Ibunya justru tersenyum simpul “tentu saja,kau pikir Cuma kau saja yang bisa bersenang-senang”.Ibunya berjalan menuju sofa.
Rasa curiga Baekhyunpun timbul.”Eomma bukannya mau berselingkuh’kan?” tuduhnya melihat sang ibu bertingkah mirip orang yang kasmaran.
Ju young yang sedang mencoba membangunkan Sehun dengan lembut,wajahnya segera berubah masam.”Hyun-ah! Siapa yang menyuruhmu berbicara tak sopan begitu,terlebih pada ibumu sendiri?!”
Tatapan tak suka dari ibunya membuat Baekhyun segera menyadari ucapan yang agak keterlaluan.” Mianhe,eomma! aku pergi dulu!!”
Baekhyun bergegas berlari pergi sebelum situasi memburuk.Bisa saja Ibunya makin marah dan menceramahinya tanpa henti lalu Sehun terbangun dan kembali merengek-rengek minta diajak ketemu Tao seperti hari-hari kemarin.
Namun lagi-lagi kenyataan tak menyenangkan yang menyambut Baekhyun.Begitu dirinya sampai di tempat janjian dan hendak menghubungi teman sekolah yang menjadi partner kerjanya,matanya segera menangkap tiga yeoja sedang duduk di dalam sebuah kafe.
“Tak kusangka kalian datang lebih cepat,padahal aku baru akan menghubungi seo jung” Baekhyun langsung saja duduk di kursi kayu yang tersisa di meja tersebut.”Jadi gimana kita memulainya? Tak kusangka ketua juga ikut kita” tambahnya melihat Hyemi yang berpartner dengan Hye in yang merupakan sahabat dekat Seo jung,partnernya.
“Hyun-ah!” panggil Seo jung penuh penekanan usai menunggu Baekhyun selesai merapal.” Apa kita sudah memutuskan jam ketemuan kita?”
Entah kenapa Baekhyun tiba-tiba merasa kehadirannya tidak diharapkan.”Tidak,tapi kita’kan janji hari ini kita melakukan tugas kita?!”
“Benar! Jadi yang bisa kukatakan kau datang terlalu pagi”
Memang benar.Alasan sebenarnya Baekhyun adalah untuk menghindari adik sepupunya,bahkan kegiatan fangirling-nya jadi tak nyaman lagi karena Sehun selalu mengganggunya.
“Justru itu lebih baik’kan! akan ada lebih banyak yang bisa kita survei,jadi kita punya lebih banyak pilihan bakat buat pertunjukan sekolah kita,iya’kan?”
“Justru itu..karena saat ini kami sedang ada keperluan lain” balas Hye in
“keperluan a...”
“Mianhe..apa aku terlambat?”
Tiba-tiba saja ada namja jangkung datang menghampiri meja mereka.
“Nggak,oppa,aku juga baru datang kok”.
Baekhyun melihat sebuah pemandangan yang tidak wajar dimana wajah ketua OSIS-nya bersemu begitu merah oleh kehadiran namja itu,tapi diapun harus akui tampang namja itu sama tampannya dengan aktor-aktor di drama ,tapi bagi Baekhyun tetap tak cukup tampan jika dibandingkan dengan biasnya.
“ehm,apa kita jadi..” Namja itu jadi ragu berucap,melihat teman-teman Hyemi..
“Jalan-jalannya?! tentu saja! ayo kita segera pergi,oppa!” Hyemi langsung saja meraih lengan namja itu.” Teman-teman! aku pergi dulu! Hye in-ah! soal jam kita ketemuan lagi,nanti kuhubungi ya!” Pasangan itupun berlalu bersama sebuah mobil sport mewah yang terparkir di depan kafe.
“Beruntung sekali ketua,tak cuma sangat tampan ,namjachingu-nya begitu perhatian..”
“masih ditambah dia seorang pewaris korporasi besar..” tambah Seo jung.
Dalam hati,Baekhyunpun sebenarnya ikut setuju.Namun dia juga paling anti menjadi mainstream,apalagi cuma ikut-ikutan pendapat dua sekawan itu.
"Kurasa hubungan mereka itu cuma didasari kepentingan bisnis keluarga mereka,dan biasanya hubungan begitu tak seistimewa kelihatannya !” bantah Baekhyun dan segera menjadikannya pihak yang berseberangan dengan Hye in-Seo jung.
Bagi Baekhyun,suasana menjadi tak nyaman.Makin menjadi ketika lagi-lagi datang namja ke meja mereka.Kali ini bukan seorang saja.
“Jadi kita akan kemana? ke lotte world sepertinya menyenangkan?” tanya Hye in saat kedua namja itu telah duduk di depan mereka..
“Lotte world…bukankah lebih baik kita jalan-jalan di ruang terbuka saja!?” salah satu namja berpendapat.
Baekhyun yang sedari tadi cuma termangu bosan,menyipitkan sebelah matanya yang sebenarnya sudah cukup sipit karena ucapan namja itu.
“ benar,ruang terbuka,lebih cocok kita mencari udara segar,kita ke sungai Han saja” Seo jung giliran bicara.
“Sungai Han! ide bagus!” namja satunya giliran menyahut.
“Ayo! kita berangkat sekarang!” dua teman baekhyun mencangklongkan tas mahal mereka
“Tunggu dulu! kenapa harus terburu-buru..apa kalian sudah sarapan?” seo jung dan Hye in kompak mengangguk.”Sebenarnya…karena terburu-buru kami lupa sarapan,juga..dompetku ikut ketinggalan.”
Baekhyun mulai mempercayai prasangkanya sendiri jika namja-namja yang menjadi ‘teman liburan’ Seo Jung dan Hye in sama sekali berbeda dengan namjachingu ketua mereka.
“Oh.kalo begitu pakai saja kartuku ini,pesan saja apapun sampai kau kenyang lalu kita bisa jalan-jalan sepuasnya” Seo jung menggeserkan kartu platinum miliknya.
Baekhyun yang sedang menyedot minumannya hampir-hampir menyemburkannya keluar lagi karena tak mampu lagi menahan perasaan gelinya melihat setiap adegan di hadapannya.
“Maaf,aku hampir tersedak” Kilahnya.
“ngomong-ngomong apa kita akan kencan grup?” Sambil menikmati sarapan gratisannya,salah satu namja bertanya,jelas maksudnya mengacu pada siapa
“Tidak,kalian abaikan saja aku,aku juga akan segera pergi kok” Baekhyun beranjak namun Seo jung mencegahnya.
“Tunggu,bukankah kau tak ada acara,pergi saja bersama kami!Ji hoo-ya, mungkin kau bisa mengajak teman namja-mu kesini!'”
Suasana tak nyaman kini bertambah jadi menyebalkan.
“Sungguh tak kusangka! dengan segala kualitasnya,ternyata banyak yeoja di Yanpyeong masih sendiri”. jawab Woo bin,teman Ji hoo
“ Untuk yang satu ini,sebenarnya lebih karena Baekhyun seorang fangirl” Hye in mulai terang-terangan membuka kehidupan temannya sendiri.Hanya teman satu sekolah dan rekan di OSIS lebih tepatnya.
“ Fan..girl? kukira cuma anak SD dan SMP yang punya hobi begitu”
“Seperti yang selalu kubilang padanya,mulailah berhenti hidup dalam imajinasi,berjalanlah keluar dan temukan kehidupan nyata.”
Baekhyun melirik jam di tangannya.Belum ada satu jam dia duduk di dalam cafe itu.Meski rasa jengah mulai menguasai emosinya,Baekhyun masih mencoba bersabar.Sepertinya dua teman OSIS-nya kurang merasakan kebahagiaan di hidupnya,jadi mereka mencoba mencarinya dengan memperolok orang lain,maka kali ini Baekhyun akan sedikit berbaik hati mereka melakukan itu padanya,semoga dengan begitu mereka bisa senang.Namun..
“ Tapi tak terlalu yakin jika nanti aku panggil temanku kemari,bisa memenuhi standar seorang fangirl?”
“ Tapi yang kutahu apa yang ditampilkan di layar seringnya bertolak belakang dengan karakter aslinya,member boyband contohnya,mungkin sikap mereka begitu manis di atas panggung tapi pada kenyataannya ada yang pake obat-obatan,mabuk lalu menabrak orang…”
“Ada juga yang ternyata suka memukuli yeojachingu-nya sendiri..” imbuh Woo bin yang dibalas anggukan Ji hoo.
“Benar! bukannya aku sok tahu,tapi akupun juga bekerja sebagai model dan pernah melihat sendiri kenyataan itu” tambah Ji hoo
“Dan itulah kenapa baekhyun mulai sekarang harus mulai belajar bahwa kenyataan yang burukpun akan selalu lebih baik dari fantasi yang paling indah sekali..” bahkan Seo jung makin menjadi-jadi.
BRUUK.
Tak butuh waktu lama,kesabaran Baekhyun tiba di penghujungnya.Suara yang cukup keras itu mengejutkan teman-temannya tapi juga pengunjung seisi kafe itu dan mulai menatap titik dimana Baekhyun berdiri,
“ Aku tak tahu apa yang lebih kalian permasalahkan dariku?! tak peduli kalian menyebutku tak laku atau apa! tapi aku ini seorang fangirl tak pantas kalian perolokkan sedikitpun!” Telunjuk lentik baekhyun menuding tajam ke arah dua namja di depannya.”..dan kalian berdua,aku tak tahu kebenaran macam apa yang sedang kalian bicarakan dan siapa yang kalian maksud’kan itu !! tapi kuperingatkan pada kalian,jangan pernah sekalipun…berbicara tentang oppa-ku dengan mulut buruk kalian!….karena bahkan tanpa perlu melihat diri mereka sebenarnya sekalipun,mereka seratus kali lebih baik dari kalian! karena di saat kalian masih bersantai menikmati sarapan kalian,aku yakin sekarang mereka sudah memulai lagi kerja keras mereka!!….. juga kau,seo jung-ah! hye in-ah! jika maksud kalian ini kenyataan yang kalian tawarkan padaku agar aku meninggalkan ‘dunia fantasi’-ku sendiri,maaf saja,sampai kapanpun aku nggak akan pernah tertarik!”
Setelah itu Baekhyun memilih pergi,risih sebenarnya dia menjadi pusat perhatian,banyaknya jeda dalam ucapannyapun juga lebih dikarenakan ada namja yang semula duduk membelakanginya di meja depannya seketika menoleh saat pertama kali dia menggebrak meja dan terus saja menatapnya berbicara.
“Namja aneh! kenapa terus menatapku begitu,dia pikir aku ini tontonan gratisnya apa!!?” keluh baekhyun sebal, tak sadar dengan dampak sikapnya tadi bagi orang lain.
Baekhyun merasa dua temannya itu perlu bersyukur karena dirinya dibesarkan oleh dua orangtua berhati besar,diapun tak tau pasti turunan dari mana watak emosiannya itu,tapi yang jelas kalo bukan karena didikan ayah ibunya untuk selalu menjaga perasaan orang lain, yang didapat dua temannya itu tadi pasti bukan cuman respon tak suka atas sikap bullying yang lebih dulu mereka lakukan padanya,bisa saja yang mereka dapatkan kata-kata yang lebih kejam.Seo jung dan Hye in memang perlu banyak-banyak bersyukur.
“Benar-benar hari libur menyebalkan!” Baekhyun berkacak pinggang sambil mencoba menstabilkan emosinya.” Sekarang aku harus kemana?” bahkan pikirannya belum memutuskan,kaki Baekhyun lebih dulu melangkah pergi dari tempat menyebalkan itu.
.
.
.
.
Suasana liburan tak menyenangkan. Hal seperti itu juga yang sedang menimpa Chen.Pulang ke rumah,Chen yang berharap mendapat ketenangan dari kegaduhan namja-namja Daeshin justru merasakan kebosanan,bukan karena dia terlalu banyak bersantai di rumah,namun ibunya terus saja menyuruhnya serius belajar,bahkan dia sampai melakukan video call dari kantornya,tahu jika anaknya bercita-cita masuk ke fakultas hukum.Saat rasa jenuh memuncak,dengan beralasan perlu pergi ke perpustakaan,Chen akhirnya bisa jalan-jalan hari ini,dia bertekad akan melakukan semua hal yang dia inginkan.Tentunya nanti akan dia akhiri dengan pergi ke perpustakaan wilayah karena dia tak ingin jadi anak yang membohongi eomma-nya sendiri, dan besok diapun sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk belajar lebih keras lagi, karena dia memang serius untuk menjadi jaksa di masa depan.
Mengawali perjalanannya,Chen yang ingin menikmati segelas kopi americano mampir ke sebuah kafe yang kebetulan tak terlalu ramai.Usai mendapat pesanannya dan duduk di meja yang menurutnya nyaman,tak sengaja Chen mendengar percakapan di meja di dekatnya,mereka kedengarannya kompak,bahkan para namja-nya juga,sedang membully seorang temannya yang punya hobi fangirl.Rasa kasihan terbit dihati Chen dan entah kenapa pikirannya langsung tertuju pada seseorang.Refleks dia memeriksa Hp,lagi-lagi tak mendapati nomor asing tertera disana,Chen tersenyum kecut karena merasa dirinya telah berharap hal yang mustahil.
Juga merasa tak bisa membantu apapun fangirl malang itu,Chen memilih meraih earphone-nya.Semoga saja yeoja itu segera sadar teman-temannya itu bukan contoh teman yang baik karena yang mereka lakukan cuma mengolok ataupun mencoba mempermalukannya. Lebih baik dia pergi daripada harus mempermalukan diri sendiri dengan menangis di tempat itu.Namun tepat itu pula Chen mendengar suara meja digebrak lalu diikuti ucapan bernada tinggi yang seketika membuat chen berbalik dan tanpa sadar dia terus menyimak yeoja itu melakukan serangan balik,lalu Chen mendapati yeoja itu menatap tajam ke arahnya,Chenpun cuma memasang senyuman memanjang di bibirnya dan segera setelahnya yeoja itupun beranjak dari kafe.
“Tak ku sangka dia galak sekali padahal manis begitu..”ucap salah satu namja.
“ ..Ternyata benar kalo fangirl itu menakutkan” balas namja satunya.
Tak lagi merasa nyaman karena masih saja harus mendengar obrolan tak berguna dari meja sebelahnya,Chenpun juga memilih segera pergi dari kafe itu.
.
.
.
.
.
Luhan sedang sangat bosan menunggu di sebuah bangku tunggu rumah sakit,letaknya yang berada di dekat jendela kaca lantai dua, membuatnya bisa mengalihkan kebosanannya dengan menatap keluar. Kebetulan di taman rumah sakit ada pemandangan menarik. Begitu diperhatikan dengan seksama,Luhan tahu jika keramaian yang dia lihat di bawah adalah sebuah pernikahan,yang lebih menarik lagi adalah kedua mempelai pengantinnya.Sang mempelai pria,bukannya memakai jas resmi,justru tampak tegap dalam setelan seragam militer.Sangat berbanding terbalik dengan sang mempelai perempuan yang tampak anggun dalam gaun pengantin lebar seolah ingin menyembunyikan ringkih tubuh pemakainya yang nampak dari betapa kurus lengan ditambah ada selang oksigen yang masih menempel di hidung yeoja itu.Melihat orang-orang yang hadir disana juga banyak yang memakai baju pasien,dokter dan perawatpun ada,bisa dipastikan jika si yeoja adalah pasien rumah sakit ini.
Luhan mulai mengira-ngira jika yeoja itu sakit yang sangat parah.Tiba-tiba Luhan teringat ibunya,dia sangat menggemari serial drama dan biasanya adegan seperti ini yang menjadi favoritnya dan bisa membuatnya menangis terharu.Entah karena ibunya ataukah tertular melihat kebahagiaan di bawah sana,tanpa Luhan sadari senyuman merekah samar di bibirnya.
“Luhan-sii”
“Nde..”
Luhan bergegas masuk ke dalam ruangan dan segera berbaring di ranjang yang ditunjukkan perawat yang memanggilnya dan langsung memulai proses donor darah.
“Jadi..Luhan-sii,punya hubungan apa anda dengan pasien?”
Luhan telah beberapa kali datang ke rumah sakit ini,menurutnya pelayanannya sangat baik,jadi selama proses pengambilan darah,jika tak terlalu sibuk,biasanya perawat disana akan mengajak ngobrol agar pendonor lebih nyaman saat darahnya diambil.
“ aku..kerabat dari Sunmi-ah,tadi aku sengaja dihubungi karena kebetulan golongan darah kami cocok”.
Jawaban Luhan tak sepenuhnya jujur.Adalah benar dia memiliki golongan darah sesuai dengan resipiennya,tapi sebenarnya dia sama sekali dia tak mengenal siapa yang membutuhkan darahnya itu.
Semuanya berawal saat Luhan di semester akhir kelas X. Ketika itu pihak sekolah mengumumkan lewat mikrofon ke setiap kelas yang mencari orang bergolongan darah B rhesus negatif karena salah satu siswa telah mengalami kecelakaan _tak dijelaskan kecelakaan macam apa yang menimpanya,tapi jika kecelakaan itu baru saja terjadi,bisa dipastikan siswa itu sedang membolos_dan membutuhkan donor darah segera, mengingat langkanya golongan darah rhesus negatif. Luhan yang kebetulan bergolongan darah O- segera mengangkat tangan.Saat itu dia bukan benar-benar tulus ingin membantu karena di pikirannya dia bisa lolos dari jam pelajaran bahasa yang membosankan lalu setelahnya dia akan punya alasan untuk berbaring seharian di klinik sekolah.
Saat di rumah sakit itulah,Luhan bertemu seseorang yang memberinya kartu nama dan bilang dia bisa membantu jika satu saat Luhan membutuhkan sesuatu. Belakangan dia tahu jika namja paruh baya itu semacam ‘makelar darah’ dan mengatakan darah Luhan cukup bernilai dan bisa menolong semuanya,orang lain maupun Luhan sendiri.
Awalnya Luhan mengabaikan begitu saja tawaran dari orang asing tersebut, namun di satu waktu saat dirinya terjebak pilihan melanggar prinsipnya untuk mengambil uang kiriman orangtuanya atau menghubungi namja itu.Itulah pertama kalinya dia melakukan suatu transaksi ilegal uit.Meskipun saat melakukannya dia terus mencari pembenaran bahwa yang dilakukannya bisa menyelamatkan nyawa orang lain juga kelangsungan hidupnya.
Dan disaat lagi-lagi Luhan berada dalam situasi yang serba sulit.Dia terpaksa mengambil lagi tawaran yang cukup sering muncul di HP-nya itu setelah beberapa cara lain untuk mendapatkan uang yang dia tempuh tak berhasil.
.
.
Flash back
“ Hyung! bagaimana liburanmu ke bali? pasti sangat menyenangkan ya?”
“Kenapa dengan tanganmu?apa kau kena stroke ringan?”
Niat Luhan menemui kakak sepupunya itu memang bukan sekedar tegur sapa soal liburannya.
“Ehm..selama Hyung pergi,akulah yang jadi pengelola gedung ini! bahkan aku juga sampai ikut pekerjaan mengepel saat ada karyawan yang absen,jadi,apa sekarang aku boleh dapat gajiku?” Luhan mulai menerangkan maksudnya menengadahkan tangan.
“Gaji?! memang aku yang menyuruhmu melakukannya?”
“Memang bukan tapi seenggaknya aku pantas dapat uang lelah untuk semua pekerjaanku itu”
“Uang lelah!? Kau tahu jelas aku bukan pemilik gedung ini dan tak bisa seenaknya mempekerjakan karyawan.Jadi kenapa kau tak meminta kepadanya sendiri!”
Luhan diam.Mino-pun paham hal itu takkan Luhan lakukan.Dia tahu jelas prinsip adik sepupunya pantang melibatkan keluarga intinya dalam skenario perjuangan hidupnya di korea.
“Tapi yang kudengar hyung berencana membeli gedung ini dan akan menjadikannya studio musikmu” Luhan masih bersikeras.
“Disini memang studio-ku.Ada yang perlu diralat,sebenarnya yang lebih kuinginkan adalah bangunan disebelah.Aku sudah puas dengan yang sudah ada disini. Mungkin nanti aku bisa punya agensi musikku sendiri.Dan jika nanti aku bisa memiliki dua-duanya,saat itu kau bisa melamar pekerjaan padaku karena sepertinya kau sudah jago mengepel” canda Mino juga setengah mengejek.Selesai dengan pekerjaannya,Mino bergegas bangun.
“Baiklah.Tapi apa Hyungpun tidak mau memberiku selamat karena mendapat peringkat empat satu angkatan,bahkan akupun jadi juara kelas?”
“Oh.benarkah!?” Meski Mino tahu Luhan memang pintar,namun dia tak menyangka Luhan akan mempraktekkan bakatnya itu dalam pelajaran. “..Tapi sayang sekali sekarang aku tak ada uang,ditambah dompetku juga sepertinya ketinggalan di rumah.” merasa haus,Mino meraih minuman dari kulkas kecil. “Kalo kau segitu butuhnya kenapa kau tidak pulang saja,mumpung ini liburan,dan aku yakin ibumu takkan ragu berikan berapapun buat putra kesayangannya.Yaa!! kau mau kemana? aku belum selesai bicara!” Mino melihat Luhan memakai jaket dan sepatunya.
“Aku sedang malas mendengar ceramah apalagi dari orang yang tak bisa memberiku uang” jawab Luhan santai sambil meraih kenop pintu.
“ Yaa!! kenapa kau butuh sekali uang itu? jangan bilang itu buat merayu gadis!? Dengar,Lu! sekali lagi kau melarikan anak gadis orang kemari,kau akan tamat! kau dengar itu,Lu!!” teriak Mino mengejar keluar dan mendapati Luhan menuruni tangga.Sampai di ujung,dia menoleh malas.
“ Memang kenapa? toh tempat ini bukan milikmu juga!” balas Luhan telak dan lekas pergi sebelum mendapat lemparan sepatu.
Di jalan Luhan yang melangkah gamang meraih hp di saku celananya,dia memeriksa daftar kontak.Nama Kris muncul lama di layar,tapi Luhan ingat baru beberapa malam lalu dia numpang makan disana,ditambah lagi ketegangan kecil yang terjadi kemarin malam.Luhan menggerakkan touchscreen hp-nya dan berhenti pada satu nama temannya yang lain.
……….
“Sepertinya aku tak pernah melihatmu,nak! apa kau cucu kakek Zhang yang lain?” Luhan tengah sibuk membersihkan meja usai ditinggal salah satu pelanggan kedai deokbokie kakek nenek Lay ketika seorang wanita paruh baya bertanya.Tak tahu harus menjawab apa,Luhanpun menganggukkan kepalanya. ” Tak kusangka cucu-cucu kakek Zhang tak cuma tampan-tampan,tapi juga sangat rajin membantu kakek neneknya.
Luhan hanya tersenyum canggung mendengar pujian itu sambil masih sibuk mengelap meja.Namun yang ada kepalanya justru dipukul Lay yang datang membawakan deokboki pesanan wanita tersebut.
“Bukan,dia ini teman sekolah dan asramaku,tapi haraboeji sudah menganggapnya cucu sendiri!,silahkan dinikmati,adjuma!” terang Lay lalu beralih menatap Luhan.” anak kakekku cuma satu,jangan membuat orang lain salah paham!!”.tegurnya lalu kembali menjalankan tugasnya sebagai pramusaji.
jelang tengah malam kedai deokbokie itupun bersiap tutup karena habis lebih cepat.Saat hendak berpamitan,kakek Lay memanggil Luhan,dia mengucapkan terima kasih atas bantuan yang Luhan berikan,kakek Zhang juga mengatakan kedatangannya sepertinya telah membawa hoki tersendiri di kedai yang dia dirikan sejak migrasi dari china, lalu memberikan sejumlah uang pada Luhan.
“memang tak seberapa tapi siapa tahu berguna untuk liburanmu!”
Meski niat awalnya ke rumah Lay cuma demi makan malam gratis,tapi karena sangat membutuhkan uang itu,Luhanpun tak merasa perlu berbasa-basi terlebih dulu sebelum menerima uang itu dan mengucapkan terima kasih setulus hati.
“Kenapa kau tidak menginap saja di rumah kami?”
“Sebenarnya aku ingin,haraboeji! tapi aku masih punya banyak tugas di asrama..” luhan berbohong dari alasan yang sebenarnya.
“Kalo begitu besok-besok kalo kau ada waktu mampirlah kesini lagi! nanti kau takkan kusuruh bekerja sekeras hari ini!?!”
Mendengar itu,Luhanpun tertawa..”Itu bukan apa-apa,haraboeji.kapan-kapan aku pasti akan mampir lagi,apalagi masakan halmonie sangat enak.kalo begitu aku pamit dulu!”
“Tunggu sebentar,sepertinya neneknya Lay ingin menitipkan sesuatu padamu!”
Sepeninggal kakek Zhang,Luhan mulai menghitung kembali uang pemberiannya tanpa menyadari kedatangan Lay yang langsung saja merebut uang itu.
“Apa kau sudah lupa, kau masih hutang sebuah hoodie yang pernah kau hilangkan dulu,padahal aku baru memakainya sekali,meski ini tak cukup,akan kuanggap kau sudah membayar setengahnya.Apa keberatan,Luhan!”
Penjelasan lay langsung meredakan amarah Luhan yang hampir mengubahnya jadi serigala buas.” Apa kau sekarang sedang sangat membutuhkannya?”
“Memangnya kau juga sedang sangat membutuhkannya? Lay bertanya balik,Luhanpun mencoba berlapang hati dengan mengatakan tidak” Ini buat menambah tabunganku untuk hadiah ulang tahun perkawinan mereka bulan depan.Mungkin aku masih belum bisa memberi mereka hadiah mahal.Oh ya,kau yakin tidak mau menginap disini?”
“Tidak,aku yakin nanti kau yang giliran akan menendangiku ketika tidur” Luhan jujur mengatakan kecurigaannya.
“kau pikir aku ini sejahat itu?,sifatku jauh lebih baik darimu”
“ Aku tau” Luhan memilih mengalah saja.” lagipula perlu ada orang yang mengawasi asrama kita .Apa kau tidak merasa ada yang aneh di antara Kris dan Tao?!
Lay tak menyangka luhan punya pemikiran yang mirip dengannya.Tapi..
“Lu,ternyata benar kata Chanyeol,tak kusangka kau benar-benar cemburu karena kehadiran Tao!?
“sudahlah,aku mau pulang!” Luhan menyudahi pertengkaran tak penting mereka.Malam makin larut,dia tak mau orang yang lewat jadi salah sangka pada mereka .
“Tunggu dulu!” cegah Lay lalu menyusul langkah Luhan,menyerahkan dua tas kain dibawanya.” Ini juga harus kau bawa, kau bisa memakan besok,halmonie juga membungkuskan untuk Kris dan Tao.Ingat! kau tidak boleh bersikap keterlaluan pada Tao karena kecemburuanmu!” nasehat Lay asal.
.
.
flashback end
“ Sudah selesai!” suara halus perawat mengembalikan Luhan dari lamunan.”Kalo terasa pusing,sebaiknya istirahat sebentar disini dulu!” perawat itu menganjurkan.
Meski Luhan merasakan pusing persis dugaan perawat itu,,dia tetap berusaha bangun.Di luar ruangan,sepasang suami istri sudah menunggunya dan meminta waktunya sebentar untuk melihat kondisi putri mereka meski cuma dari luar ruang rawat inapnya. Tampaklah oleh Luhan seorang gadis kecil berusia tujuh tahunan terbaring dikelilingi alat-alat medis.
“Anak ini meski didiagnosis hemophilia sebenarnya adalah anak yang selalu ceria dan bersemangat,tapi saat sesuatu terjadi padanya dan kami sekeluarga jadi kalang kabut.Dia merasa sudah jadi anak yang menyusahkan dan merepotkan banyak orang,bahkan Sunmi-ah pernah bilang tak mau lagi menyusahkan kami ..” penjelasan sang ibu terhenti karena perasaan sendu.
“ karena itulah kami ingin mengucapkan terima kasih! kami benar-benar sangat tertolong atas bantuan anda ini !” giliran sang ayah buka suara.
Luhan tak menyangka,dari sekian donor darah yang dilakukannya,baru kali ini dia menerima ucapan setulus ini.Selama ini Luhanpun tak mengharapkan ataupun ambil pusing karena diapun mendapatkan imbalan.
“..aku..juga berterima kasih” Luhan sedikit rikuh.” boleh aku titip pesan pada Sunmi-ah,tolong katakan! oppa yang memberikan darahnya ingin dia berhenti berpikir jadi anak yang menyusahkan karena itu akan membuat anda berdua sangat sedih,tolong katakan juga padanya,dia sangat berharga bagi anda berdua sehingga semua kesusahan yang terjadi menjadi tak berarti asal Sunmi bisa selalu bersama anda berdua!”
Setelah itu Luhan pamit, dalam hati dia merasa puas sudah berbuat hal baik sekaligus keren,meski uang pembayaran baru akan diterimanya begitu keluar dari rumah sakit,mengingat tindakan itu termasuk ilegal.Saat berada di lift menuju lantai dasar,pusing kembali menyerangnya dan makin hebat.Bukan cuma efek dari donor darah saja,tapi juga kurang tidur,bahkan Luhanpun tadi pagi melewatkan sarapan.Dia berikan semua pemberian Lay pada Tao,bosan bila harus makan menu yang sama meskipun Luhan tahu sekali masakan nenek Lay selalu enak.
Flasback again. ^^
“Tao-ah!”
Luhan beruntung,orang yang mau dia temui juga baru saja keluar kamarnya.
“Kau mau kemana?” Luhan berjalan menghampirinya.
“aku mau jalan pagi sekalian cari sarapan” jawab Tao sedikit antisipatif,mengira akan ditakut-takuti lagi.
“Kris dimana?”
“Dia masih tidur” Tao tahu kris selalu baru masuk kamar saat sudah sangat larut dan langsung tidur begitu.saja.
“Kebetulan sekali,Lay menitipkan makanan untukmu dan Kris,kau cukup memanaskannya di dapur kafetaria,itu bisa menghemat uang sakumu, aku tahu kau pasti juga kesulitan uang’kan makanya kau tak bisa pulang” Luhan sok tau.
Padahal meski Tao tak sepeserpun mengambil uang dari rekening yang diberi neneknya,Tao masih mendapat dukungan dana tak terbatas dari ayahnya di luar negeri.Meski sosoknya tak pernah dia temui,kiriman uang tak pernah absen masuk ke rekening pribadinya. Jadi dugaan Luhan sangatlah salah,namun Tao tetap menghargai pemberian itu dan menerimanya.
“Lalu Hyung sendiri?”
“Tak usah khawatirkan aku,masakan neneknya Lay sangat enak! jadi ku harap kau tak sungkan menghabiskannya.Terlebih Lay sudah susah-susah menitipkan buat kalian.
“Te..tentu saja!” jawab Tao,sedikit terintimidasi oleh ucapan Luhan yang memaksa namun halus. Tao sedikit lega melihat Luhan yang segera beranjak pergi.
Meski menurutnya,Luhan termasuk sunbae yang baik hati.Tao merasa tidak cocok karena Luhan suka sekali menjadikannya bahan keisengannya.
“Oh ya,Tao,soal candaanku yang kemarin,aku minta maaf,kuharap kau tak menganggapnya terlalu serius”
Benarkan! batin Tao..
flashback end..
Sepertinya Perut yang cuma diisi sebungkus roti dana susu kotak yang dibelinya di vending machine sebelum donor,tak cukup mambantu Luhan.Bahkan dia harus merasakan kedua lengannya tertusuk jarum suntik karena sedikit darah yang diperoleh dari sebelah tangan saja.
Pusing yang makin menghebat,membuat Luhan limbung ketika pintu lift terbuka hingga tak sengaja menyenggol seorang perawat yang mau masuk lift hingga file-file yang dibawanya jatuh berserakan.
“Anda tidak apa-apa?” dibanding mengambili file-nya,perawat ini memilih memeriksa kondisi Luhan.
Bagi Luhan,situasi ini sangat memalukan, tapi dia juga tak bisa mengontrol rasa lemas dan pusing yang mendera,dan memutuskan untuk berjongkok sebentar menunggu pusingnya berlalu.untungnya di lorong sekitar lift cukup sepi,cuma ada dua orang yang menunggu di depan lift.
“Tuan,anda tidak apa-apa?”
Luhan berusaha mengangkat kepalanya yang terasa sangat berat demi menjawab kekhawatiran perawat itu,sebelum perawat itu pergi mencari bantuan.Namun tepat itu pula matanya menangkap sosok yang tak asing baginya.
mungkinkah dia sedang berhalusinasi tentang sosok yang memakai baju pasien, yang tengah membantu memunguti kertas milik perawat yang ditabraknya.
Vi’s note:
see you in next chapter ^^